Chapter 8

988 106 55
                                    

Tiffany adalah orang yang paling bahagia pasca perceraian Donghae dan Jessica meskipun keluarga Donghae juga merasa lega dan bahagia tetapi dialah yang paling senang karena akan segera mengganti namanya menjadi Nyonya Lee. Kini setiap melihat dirinya di kaca, Tiffany tersenyum bahagia merasa bangga atas apa yang dia lakukan. Empat tahun menunggu dan sekarang impiannya untuk bersanding dengan Donghae secara hukum akan segera menjadi kenyataan.

Yunhee mendekat kepada Tiffany meminta untuk digendong, Tiffany mengambil anaknya dan mendudukan Yunhee dipangkuannya. Mereka melihat diri di kaca sembari tersenyum " Yunhee-ya, eomma dan appa akan segera bersama. Akhirnya appa akan bersama dengan kita "

Tiffany bicara seolah Yunhee akan mengerti betapa sulit dan rumit hubungan kedua orangtuanya, anak berusia tiga tahun ini tidak akan sadar dan mungkin sampai remaja nanti dia tidak akan mengerti kesalahan kedua orangtuanya. Tiffany belum sadar jika apapun yang dia lakukan dulu ataupun sekarang akan berpengaruh pada kedua anaknya, sekarang dia masih tamak dan merasa dirinya hebat berhasil menghancurkan keluarga lain. Namun suatu hari ketika kedua anaknya tahu dan menjalankan sanksi sosial atas perbuatan orang tuanya, dia akan sadar atas semua perbuatannya.

" Yunhee-ya kau akan tumbuh menjadi wanita cantik seperti eomma, kau cantik dan bisa mendapatkan apapun yang kau inginkan entah pria atau apapun. Kau harus mendapatkannya meskipun itu milik orang lain. Semua bisa menjadi milikmu. Apa kau mengerti? " ucap Tiffany. Yunhee hanya mengangguk dari seluruh ucapan ibunya dia hanya mengerti saat ibunya bertanya.

Donghae sudah resmi bercerai itu artinya mereka akan segera bersama, Tiffany harus segera mempersiapkan pernikahan mewah dan megahnya. Dalam satu hari, dia ingin semua orang tahu jika dirinya akan menjadi istri dan menantu keluarga Lee. Tiffany sudah menyiapkan pernikahan sejak satu bulan lalu dan dia sudah memastikan semua sesuai dengan keinginan, Donghae dan keluarganya sendiri tidak ikut ambil bagian dalam persiapan. Tanggal sudah ditetapkan dan pernikahan mereka akan digelar minggu depan terkesan sangat cepat tetapi selain Tiffany, semua orang menganggap pernikahan ini hanya formalitas saja untuk memperkenalkannya secara resmi.

Tiffany terlalu bahagia tanpa menyadari jika dirinya satu satunya orang yang menginginkan pernikahan ini berlangsung, dia mengurus semuanya seorang diri tanpa bantuan siapapun bahkan sekalipun Donghae tidak pernah mau ikut campur selain masalah pakaiannya saja. Apakah dia tidak sadar betapa menyedihkan dirinya?

" Besok kita akan fitting baju untuk terakhir kali " ucap Tiffany mengingatkan Donghae yang berada disampingnya tengah bermain game di handphone.

" Ya " balas Donghae tidak menunjukan ketertarikan untuk pernikahan keduanya.

" Apa kau yakin tidak akan mengundang kedua anakmu? Bagaimana mereka tidak hadir dalam pernikahan ayahnya? "

Undangan sudah disebar cukup lama bahkan sebelum resmi berpisah dan mereka memutuskan untuk tidak memberitahu dan mengundang Jeno ataupun Heejin. Awalnya mereka sudah sepakat tetapi Tiffany sangat ingin kedua anak itu menyaksikan bagaimana ayahnya bersanding dengan dirinya seolah tidak pernah merasa puas, dia selalu menemukan cara untuk menyakiti orang lain.

" Mereka tidak akan datang " balas Donghae, matanya tetap tertuju pada handphone dan tangan sibuk menekan layar tanpa henti.

" Tetap saja, mereka akan kecewa jika tahu kau tidak mengundang mereka " Tiffany berusaha keras untuk membujuk.

" Apa kau ingin mereka melihat kita menikah? Melihat ayahnya dan wanita simpanannya bersama. Itu kan keinginanmu? Aku tidak bodoh, menyakiti orang lain memang keahlianmu" sungut Donghae seolah bisa menebak pikiran Tiffany.

" Bu...kan begitu a..aku "

" Terserah kau saja, aku yakin mereka tidak akan datang juga "

Siapa yang lebih bodoh sebenarnya? Tiffany yang terus bersikap jahat atau Donghae yang hanya diam saat tahu wanita itu akan menyakiti anak anaknya? Mereka berdua memang sama saja, menyadari kalau mereka sangat jahat tetapi tetap membiarkan masing masing untuk menyakiti orang lain.

With Love, J.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang