Chapter 19

1.2K 87 11
                                    

Heejin tengah berada di perpustakaan kampus seorang diri saat Mark menarik kursi di hadapannya dan saling melemparkan senyuman sebagai sapaan. Heejin melanjutkan kegiatannya membaca buku sembari mengerjakan tugas sementara Mark lebih menikmati waktunya untuk membaca buku sembari sesekali mencuri pandangan melihat saudara kembar teman dekatnya.

Mereka pergi ke sebuah mini market untuk membeli makanan ringan meluangkan waktu untuk bicara berdua, Mark tahu pasti Heejin memang di luar jangkauannya bukan karena dia tidak percaya diri tetapi karena dia tahu Jeno sangat menyayangi gadis di hadapannya ini.

Pesona Heejin memang tidak bisa di ragukan lagi, wajahnya sangat cantik bukan hanya dirinya mungkin semua lelaki pasti sulit menyangkal betapa cantiknya pesona saudara kembarnya Lee Jeno ini. Mark tidak pernah punya keberanian untuk mendekati Heejin lebih dari sewajarnya karena dia takut pertemanan dengan Jeno akan berubah.

" Apa kau tidak akan pulang? " tanya Heejin.

" Sebentar lagi " jawab Mark.

" Sebentar lagi akan turun hujan, aku harus segera pulang "

" Jeno pasti akan datang jika kau memintanya menjemput, kau bisa menunggunya disini " ujar Mark menyarankan karena tidak tega membiarkan Heejin pulang sendiri.

" Dia akan keluar dan meninggalkan kelas jika aku memintanya sekarang tetapi aku bisa menjaga dan mengurus diriku sendiri "balas Heejin menyungging senyuman lalu beranjak berdiri.

" Sampai nanti Mark " Heejin melambaikan tangan dan meninggalkannya sendiri.

Mark hanya memandangi Heejin yang berlari menjauh menuju halte dengan cepat.

----------------

Jeno duduk di meja kasir memperhatikan ibunya yang tengah melayani pengunjung, mengantar makanan dan mencatat pesanan. Ibunya selalu di tuntut untuk bersikap ramah dan ceria karena tuntutat pekerjaan tetapi saat di rumah ibunya selalu menjadi sosok yang hangat. Jeno bertanya tanya apakah tidak melelahkan untuk beliau karena dirinya kadang merasa lelah meskipu hanya diam membantu di cafe selama beberapa jam saja.

Satu keluarga muda datang bersama anak mereka yang masih bayar, keluarga itu tampak hangat dan bahagia karena sebagai orang tua baik ayah dan ibu kompak untuk mengurus anak mereka. Jeno ikut tersenyum melihat itu tetapi senyumannya menghilang mengingat ibunya tidak pernah merasa kehangatan sebagai keluarga bahagia meskipun mempunyai seorang suami.

Jeno selalu berpikir hanya butuh satu keputusan, satu tindakan dan satu hal untuk merubah hidup seseorang. Andai saja ibunya tidak mempertahankan mereka ataupun menikah dengan ayahnya, hidup Jessica pasti lebih baik. Mungkin sekarang sekalipun bukan menjadi ibunya, Jessica akan bahagia bersama suaminya dan bertemu dengan orang yang tepat. Jeno tidak ingin menyesali apapun tetapi kenyataanya banyak cara agar ibunya mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Mereka dalam perjalanan pulang, Jeno mengemudi sementara Jessica selalu menikmati perjalanan mereka dengan memperhatikan sang anak dari samping. Waktu berlalu sangat cepat, Jeno sudah bisa menjaganya sekarang dan sebentar lagi mungkin anak laki lakinya akan menikah dan membangun keluarga.

" Eomma " panggil Jeno.

" Ya sayang? "

" Apa eomma pernah menyesal mempertahankan kami berdua? "

Pertanyaan Jeno berhasil menghilangan senyuman manis dari wajah cantik ibunya, Jessica terkejut dan tidak senang dengan pertanyaan mendadak dari anaknya. Jeno pasti bertanya karena memikirkan sesuatu ataupun ada perasaan bersalah dan beban dalam dirinya sampai berani bertanya pertanyaan tidak biasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

With Love, J.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang