BAGIAN 1
Ladang bunga menjadi pagar utama Kekaisaran ini. Rumah-rumah penduduk yang menyebar hingga ke laut dan teluk ujung sana. Kekaisaran yang dikenal damai oleh penduduk luar. Dikelilingi pula oleh tebing-tebing yang menjadi penjaga. Bendera merah bergambar burung emas berdiri kokoh di tiap perbatasan. Menjadi penanda awal dari segala kebahagiaan yang akan didapatkan.
Pagi ini, pasar ramai sekali dengan orang yang berniaga bahkan ada yang berkumpul asik dengan rekan sepermainannya. Puri Byun pagi ini dibuat rusuh dengan pemuda cantik yang berlarian menuju kamar kakak laki-lakinya, "Kakak! Kak!" Teriaknya di sepanjang lorong hingga membuat beberapa pelayan terheran.
"Kakak! Ayo bangun! Kita akan kehabisan!" Ucapnya sambil menggedor keras pintu besar di depannya. Merasa kesal karena kebisingan konyol di pagi hari, Minho akhirnya membuka pintu yang sedari tadi dipukul keras oleh adiknya, "Apa yang kau ributkan, Baekhyunnie?" Tanyanya.
Ia melihat bentuk adiknya yang sudah sangat rapi dengan rambut diikat rendah dan dibawa ke bahunya. Adiknya terlihat menawan hari ini, dan selalu. Jadi, ia harus berhati-hati dalam menjaganya agar tidak dilirik pria asing yang gemar berfantasi aneh.
"Kue Bintang akan habis jika kau masih aja berdiam diri disini! Ayo bersiaplah!" Teriaknya sembari mendorong kakaknya masuk. Tangannya menempel langsung pada punggung Minho dikarenakan kakanya itu tidak mengenakan pakaian atas.
"Aku akan mandi sebentar, kau keluar saja dulu! Tunggu kakak di gerbang depan!" Kata Minho.
Baekhyun mengangguk bahagia lalu berlari ke luar, "Cepat ya, Kak! Aku tidak ingin kehabisan Kue Bintang!" Ucapnya sembari berlari.
Minho menggelengkan kepalanya heran melihat tingkah kekanak-kanakan adiknya itu. Terlepas dari image anggun yang diberikan para penduduk, adiknya hanyasalah pemuda kecil yang senang bermain hingga matahari bersembunyi di balik tebing.
Baekhyun berlari hingga ke gerbang. Berdiri di belakang tembok sembari menormalkan nafasnya yang putus-putus karena terlalu banyak gerak. Ah, ia tidak melihat penampakan orang tuanya pagi ini. Kemana mereka?
Seorang pelayan berlalu dengan membawa nampan berisi bubur. Baekhyun yakin itu milik keponakannya dan akan diantar ke kamar sepupunya. Baekhyun memanggil pelayan itu, "Jeonma!" Panggilnya.
Pelayan bernama Jeonma itupun menoleh, "Selamat pagi, Baekhyunnie!" Salamnya.
"Selamat pagi! Apa itu untuk Yeri?" Tanya nya langsung.
"Iya. Benar. Aku juga menyiapkan singkong pedas untuk Kak Sunmi!" Balas Jeonma.
Baekhyun menghirup aroma singkong pedas yang dibawa Jeonma. Ia mengenal ini, ini pasti buatan spesial Bibi Soyoung. Ia adalah wanita kepala koki di dapurnya. Masakanya selalu juara bahkan kerap mengajari Baekhyun pula. Pemuda cantik itu mengambil nampan yang dibawa Jeonma, "Biar aku yang mengurusnya. Aku juga ingin kesana. Jeonma kembali lah dan lakukan hal lain! Terimakasih!" Ucapnya lalu melengos begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPIRIT VISUALIZEN - Park Chanyeol x Byun Baekhyun
FanfictionSebuah cerita rakyat yang menyebar luas setelah terungkap oleh seorang keturunan kekaisaran pada masa lampau. Byun Baekhyun, bungsu keluarga Byun dengan kemampuan spiritual yang mengalir dalam darahnya. Pelukis Setan, ia dikenali sejak kecil. Namany...