CHAPTER III

627 147 44
                                    

BAGIAN 3

Ia menyusuri jalan setapak yang mengarahkannya ke Sungai Hamdom, tempat ia akan mengambil air untuk serulingnya. Sungai Hamdom terletak lumayan jauh dari rumahnya. Namun, itu bukan masalah besar untuknya. Ia terbiasa pulang pergi sendirian ke Sungai Hangdom seperti ini.

Dari kejauhan ia mendengar suara gemericik air dan tawa dua orang pria. Suara mereka berbeda, jadi itu kentara. Ia mengabaikannya dan mempercepat langkahnya. Sungai mulai terlihat dari balik semak-semak dengan suara pria itu yang semakin terdengar jelas.

"Benarkah?"

"Tentu saja! Orang-orang berkata ia sangat cantik. Namun, aku tidak pernah melihatnya. Kabarnya, ia senang berdiam diri di rumahnya."

Baekhyun bisa mendengar jelas apa yang dibicarakan orang-orang itu. Ah, sepertinya ia tahu siapa jadi objek pergosipan dua pria ini.

"Puri Suci Byun yang kau maksud?" Benarkan? Ia sedang menjadi objek pergosipan sekarang. Tanpa disadari oleh kedua pria itu, siapa yang mereka bicarakan justru sedang berdiri di hadapan mereka.

Lagi lagi, Baekhyun memilih abai. Ia membawa tubuhnya pada pinggir sungai. Menurunkan kendinya agar air masuk. Ia menyadari bahwa kedua pria itu terdiam dan tengah menatapnya. Abaikan saja.

Gelang yang ia gunakan di tangan kanan tiba-tiba saja terlepas dan hanyut. Wajar saja, gelang itu sebenarnya terlalu besar untuk pergelangannya. Kendinya ia angkat dan ia mulai panik. Melihat gelangnya menjauh ke arah salah satu pria, ia pun berteriak, "Tuan! Tolong—gelangku!"

Pria itu pun mengambil gelang miliknya yang tersangkut di celana pria itu. Baekhyun berjalan mendekat ke arah pria itu dengan raut khawatir.

"Terima kasih, Tuan! Astaga, aku sangat tertolong."

Baekhyun menjulurkan tangan kanannya. Namun, pria itu malah mematung sembari menatapnya dengan ekspresi kagum. Baekhyun terheran, "Tuan?"

Pria itu nampaknya sudah sadar dan segera beranjak dari air. Mendekati Baekhyun. Baekhyun baru menyadari bahwa pria itu tidak mengenakan atasan, alias hanya menggunakan celana panjang. Ah! Mengapa ia malu?! Mereka kan sama-sama pria.

Entahlah, tubuh pria di depanya ini terlihat sehat dan ... bagus. Pria itu menyerahkan gelang manik miliknya, dan dengan cepat ia mengambilnya.

"Berhati-hatilah." Ucap pria itu.

Baekhyun mengangguk lalu berucap, "Terima kasih." Baekhyun jadi semakin malu saja. Berdiam diri saling berhadapan dengan pria ini membuatnya gelisah tak karuan. Ugh, ia mencoba beranjak tapi mengapa jadi sangat sulit!?

"Pulanglah. Sebentar lagi gelap." Kata Pria itu.

Dengan kekuatan entah darimana, ia berjalan begitu saja meninggalkan kedua pria itu tanpa menoleh kebelakang. Rambutnya yang lurus bergoyang ke kanan dan ke kiri mengikuti arah kakinya.

Ia memasuki Puri dan masuk ke dalam ruang Suci. Sudah ada kakaknya juga ibunya disana tengah duduk sambil menunggunya, "Ah! Baekhyunnie!" Ucap Sang Ibu. Baekhyun pun tersenyum dan menyerahkan kendi berisi air Sungai Hamdom.

"Tadi aku bertemu dua orang pria." Kata Baekhyun ke kakaknya, sementara ibunya tengah sibuk menyiapkan ritual.

Alis Minho menukik, "Siapa?"

"Entahlah. Gelangku hanyut dan ia menolongku. Baik sekali." Balas Baekhyun. Minho mendengus kesal. Pasti adiknya tengah dalam kondisi bahagia saat ini. Ia paham itu.

Soal Sungai Hamdam dan Seruling. Para anggota Spiritual Byun memiliki beberapa media yang mereka gunakan untuk menyalurkan mantra yang mereka punya. Seruling ini contohnya. Media dipergunakan untuk mempermudah penyaluran mantra, bisa saja dengan tangan kosong, namun itu hanya bisa dilakukan pendeta pada tingkat magis yang tinggi.

SPIRIT VISUALIZEN - Park Chanyeol x Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang