Chapter 11

268 24 0
                                    


Jennie hanya bisa diam melihat pemandangan itu. Tidak berani melakukan hal serupa. Harga diri nya jauh lebih berharga dari pada perasaannya. Ia sadar orang lain yang melakukan hal itu adalah gadis cantik yang sudah akrab dengan Kai. Berbeda dengan dirinya yang baru saja bertemu bahkan baru mengenal dengan Kai.

Acara itu akhirnya selesai, semua orang pulang termasuk Jennie dan Jisoo keluar dari tempat acara menuju halte bis. Sepanjang perjalanan rasa bahagia yang Jennie rasakan tidak dapat disembunyikan. Ia bahagia salah satu hal yang ia impikan akhirnya bisa terwujud. Walau menurut orang lain itu tidak seberapa, tapi baginya itu sangat berharga. Selama beberapa hari, Jennie bahagia dan tidak sabar untuk menantikan acara itu. Ia bahkan selalu menghitung hari. Rasanya sangat lambat. Sampai pada waktu yang telah dinantikan, Jennie berhasil bertemu dan berfoto dengan Kai.

"Jen, Kau bahagia sekali ya?" Tanya Jisoo membuyarkan lamunannya. "Kau mengidolakan Kai sekarang?"

"Hehe iya, tidak tau kenapa aku sangat mengidolakannya" kata Jennie.

"Baguslah, aku harap kehadiran Kai dihidupmu dapat menyembuhkan luka dihatimu. Jangan sampai jadikan Kai pelampiasan. Itu salah besar"

Ucapan terakhir yang dilontarkan oleh Jisoo mampu membuat Jennie bungkam. Tiba- tiba kenangan di masa lalu terbesit di benaknya. Luka itu. Luka yang mampu membuatnya hanya bisa diam seperti orang yang kebingungan.

"Aku mengerti" ujar Jennie.

Akhirnya mereka sampai di rumah masing-masing. Jennie langsung ganti pakaian dan tidur. Sebelum tidur, ia sempat melihat hasil foto nya dengan Kai. Cantik dan Indah. Senyuman terukir di wajahnya.

"Good night Oppa" ucap Jennie.

Keesokan harinya, Jennie berjalan menuju kelas. Pandangan nya terhenti saat melihat seorang pemuda berdiri di depan kelas. Ia segera membalikkan badannya dan berjalan menjauhi kelas. Sengaja menghindari pemuda itu. Ponsel nya berdering, menampilkan nama Jisoo. Ia mengangkat telponnya.

"Jennie, kau dimana?" Tanya Jisoo di seberang sana.

"Kantin"

"Do hwan menunggumu di kelas, bahkan kelas sempat heboh karena kedatangan ia yang sangat langka"

"Aku tidak mau bertemu dengannya"

"Tapi ia tidak akan menyerah begitu saja, ia pasti akan terus berusaha menemuimu, cobalah bertemu dengannya dan selesaikan masalah kalian"

"Aku tidak mau"

"Kenapa tidak mau?"

Bukan, itu bukan suara Jisoo. Itu suara Do Hwan. Pemuda yang sukses membuat Jennie terluka.

Jennie melepaskan telpon dari telinga nya, ia segera berbalik dan berjalan menjauh. Tetapi, Do Hwan menahan tangannya.

"Jen...."

Jennie berbalik.

"Apa?"

"Aku minta maaf, aku tau aku salah. Aku akan lakuin apa aja asal kamu maafin aku. Kasih tau aku hal yang harus aku lakuin, akan aku lakuin itu"

"Hal yang harus kamu lakuin? Pergi dari hidup aku!"

Jennie berusaha melepaskan tangannya yang tergenggam oleh Do Hwan.

"Lepas!"

Do Hwan mengambil sesuatu dari saku seragamnya. Ia mengeluarkan dompet nya lalu mengambil beberapa lembar uang berwarna merah dan menyodorkan nya pada Jennie.

"Kalo emang uang bisa bikin kamu maafin aku, aku akan kasih ini. Ambil! Apa uang nya kurang? Baik aku tambah!"

Yang sangat Jennie benci dari Do Hwan adalah pikirannya yang selalu menganggap bahwa ia bisa membeli segala sesuatu dengan uang. Jennie tau, Do Hwan adalah anak dari komite sekolah, tapi bukan berarti ia bisa membeli semuanya bahkan luka dan perasaannya dengan uang. Jennie sangat menyesal bisa menyukai dan mencintai pemuda seperti Do Hwan. Yang tidak menghargai perjuangan dan perasaan seseorang.

Plak

Satu tamparan mulus mendarat di wajah Do Hwan.

"Udah berapa kali aku ingetin sama kamu! Kalo gak semua yang kamu mau bisa di dapetin pake uang! Gak semua hal di dunia ini bisa dibeli pake uang! Kamu mau bayar berapa miliyar bahkan trilyun pun gak akan sanggup buat bayar luka dan perasaan aku! Yang aku mau dari kamu, kamu cukup berubah menjadi lebih baik bukannya malah tambah brengsek kaya gini!"

Terlihat dari raut wajahnya, Do Hwan sangat marah mendengar apa yang diucapkan oleh Jennie. Lalu ia mencengkram tangan Jennie dengan kuat. Menatap Jennie dengan tajam seolah Jennie adalah mangsa yang akan ia makan.

Bugh!

Sebuah pukulan kali ini lolos lagi di wajah Do Hwan.

"Kai Oppa?"

Tbc.

Who is She? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang