Part 1

100K 5.5K 414
                                    

SELAMAT MEMBACA 친구 (Chingu)

Seorang gadis berjalan terseok-seok dengan hanbok yang sangat kusut, dan terdapat brcak darah, air mata yang mengalir terus menurus, menangis tanpa suara itu lah yang saat ini terjadi. Kantung mata yang sangat besar menandakan gadis tersebut menangis dalam waktu yang lama.
Tanpa memperdulikan sekitar yang memandangnya dan berbisik-bisik, gadis tersebut tetap berjalan ke kediamannya yang cukup jauh dengan tersandung-sandung karena pakaiannya. Hari ini adalah hari yang sangat menyedihkan untuknya, orang yang satu-satunya menyayanginya di dunia ini telah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Di kerajaan yang sangat besar dan banyak penghuni ini dia hanya sendiri sekarang. Sesampainya dikediamannya gadis itu terduduk di lantai dan menagis begitu pilu. Pelayan yang setia melayaninya ikut menangis mendengarkan majikannya. Pelayan tersebut ikut merasakan sakit, bagaimana tidak majikannya itu di usir begitu saja dari kediaman bulan oleh kaisar yang berstatus ayahnya sendiri.

FLASHBACK ON

Setelah kepulangan ibu suri dari kuil untuk berdoa, ibu suri memanggil cucu kesayangannya yang bernama Haera atau Jang Haera untuk makan malam bersama di kediaman bulan milik ibu suri.
Haera berjalan dengan senyum yang sangat indah karena neneknya sudah pulang dan sekarang mengajaknya makan malam bersama untuk melepaskan rindu karena selama 6 bulan tak bertemu.
Namun sesampainya di kediaman bulan Haera di kejutkan oleh ibu suri yang sudah tergeletak di lantai dengan mulut penuh darah. Haera berlari menghampiri ibu suri dan menggoyang-goyangkan tubuh ibu suri yang sudah tak bernyawa itu.
Mendengar majikannya menangis pelayan itu berlari mendekati majikannya dan melihat apa yang tejadi, pelayan tersebut sangat shock dan tak bisa berkata apa-apa dan menjatuhkan dirinya dilantai.
"Cepat panggil tabib sekarang. CEPAT!!!" teriak Haera kepada pelayannya itu
"Baik, nona" teriakan Haera membuat pelayan tersebut tersadar dan cepat-cepat berdiri dan berlari untuk memanggil tabib.
"Nenek, bangun lah nek." tangis Haera histeris memanggil neneknya.
Diperjalanan pelayan dan tabib kerajaan yang buru-buru ke kediaman ibu suri dihadang oleh rombongan kaisar.
"Apa yang sedang terjadi?" tanya kaisar kepada dua orang tersebut setelah keduanya memberi salam kepada kaisar.
"yang mulia i-itu" pelayan Haera menjawab dengan terbata-bata
"Cepat jawab, ada apa hingga kalian berlari-lari seperti itu?"
"Yang mulia, ibu suri sedang dalam bahaya saya memanggil tabib untuk memeriksa keadaan ibu suri, yang mulia" jawab pelayan itu dengan menundukan kepala karena takut.
"APA"
"Cepat, kita kekediaman bulan"
Sesampainya di kediaman bulan
Haera masih menangis histeris di sampung neneknya.
Saat melihat ibu suri mengeluarkan darah dari mulut kaisar sangat panik dan memangil tabib untuk cepat memeriksa ibu suri.
Setelah tabib kerajaan memeriksa ibu suri dengan cermat, tabib tersebut menunduk menyesal dan meminta maaf bahwa ibu suri sudah meninggal karena racun yang mematikan.
"Maafkan hamba yang mulia"
"Maaf"
Tabib kerajaan berulang kali meminta maaf
Kaisar yang terkejut dengan kata-kata tabib langsung mendekat ke tubuh ibu suri dan membekap tubuh ibunya dengan menangis.
"ibunda, bangun. Ibunda" teriak kaisar
Putra mahkota datang dengan nafas yang terputus-putus karena berlari setelah mendengar kabar duka. Tak begitu lama datang istri-istri dan semua anak-anak dari Kaisar Jang.
Mereka terkejut dengan apa yang sedang dilihatnya saat ini. Semuanya menangis karena tak menyangka dengan kenyataan jika ibu suri telah wafat.
Putra mahkota dan permaisuri menenangkan kaisar jang yang tepukul dengan kepergian ibu suri.
"nenek" suara Haera yang lirih memanggil neneknya namun dapat didengar oleh kaisar.
Kaisar yang mendengar itu langsung menoleh ke Haera dengan emosi yang sangat memuncak.
"Kau" ucap kaisar kepada Haera yang memanggil neneknya.
"Apa yang kau lakukan disini? Anak pembawa sial, apa kau yang melakukan ini kepada ibuku."
"Kau, pergi dari sini." Kaisar berdiri dan menyeret Haera dengan paksa dan melemparnya keluar dari kediaman bulan.
"Tidak, ayahanda. biarkan saya masuk, saya ingin berada di samping ibu suri" Haera merakak mendekat ke pintu yang memegang kaki kaisar jang
Haera ditendang menjauh begitu saja.
"Jangan biarkan putri Haera masuk dan mendekat ke paviliun bulan" perintah kaisar jang kepada para penjaga.
Haera masih memcoba memaksa masuk dengan sisa-sisa kekuatannya.
"Nona" panggil pelayan Haera yang membantu Haera berdiri sembari menangis prihatin melihat majikannya diperlakukan seperti pelaku oleh keluarganya sendiri.
"Yu mi, aku ingin melihat nenek. Nenek tidak mungkin meninggalkan aku sendirian"
"Nenek!"
"Nenek!!!" Haera masih memberontak dari dekapan pelayannya dan mendoba masuk ke paviliun neneknya.
"Nona" isak pelayannya itu.

Pintu pavilun dibuka dan menampilkan putra mahkota yang menatap Haera dengan mata yang merah menyala.

Haera yang melihat pintu terbuka langsung lari kedepan pintu dan mencoba masuk tapi di tahan oleh putra mahkota.

Putra mahkota menyeret Haera menjauh dari paviliun bulan.

"Kakak lepaskan, saya ingin melihat nenek. Kakak!" Haera berusaha melepaskan diri namun genggaman putra mahkota begitu kuat di pergelengan tangan Haera.

Putra mahkota langsung melempar Haera begitu kuat hingga tubuhnya menabrak diding dan terjatuh kelantai

"Apa yang kau lakukan?"

"Kenapa kau kekediaman ibu suri?" tanya putra mahkota yang mata yang lebih menyala

"A-aku kesana karena pelayan Han memanggilku dan mengatakan jika nenek ingin bertemu denganku dan makan malam bersama" jawab Haera dengan isakan dan airmata yang membanjiri pipinya.

"Kau jangan berbohong"

"Aku tidak berbohong, kakak. Aku tidak berbohong." Tangis histeris Haera pelayan setianya yang melihat majikannya itu hanya bisa menangis dan berdoa agar penderitaan nonanya segera berakhir.

"Jangan panggil aku kakak, aku bukan kakakmu. Dan kau bukan adikku aku tidak pernah punya adik sepertimu kau tahu itu. Karena kehadiranmu semau orang yang kusayangi meninggal, kau memang anak pembawa sial. Jangan pernah kau menampakan wajahmu dihadapanku lagi, dasar pembunuh." Putra mahkota pergi meninggalkan Haera begitu saja. Semua pelayan yang melihat hal itu mulai berbisik-bisik dan meninggalkan Haera.

"Nona" panggil Yu mi dengan lembut dan menyentuh punggung nonanya itu

"Yu mi, apakah aku seorang pembunuh? Apakah aku anak yang tak diharapkan di kerajaan ini? Apakah aku-" tanya Haera dan menatap mata pelayannya.

Yu mi hanya dapat menggelengkan kepalanya, lidahnya peluh tak bisa digerakkan sama sekali. Tatapan nonanya itu menampilkan begitu banyak luka dan kesedihan yang amat mendalam. Luka yang selama lebih dari 10 tahun dia rasakan semuanya terlihat jelas. Yu mi hanya dapat menangis dan menggelengkan kepala tanda bahwa semua yang ditanyakan puti Haera tidak benar sama sekali.

FLASHBACK OFF

Part 1 sampai situ dulu ya. jika tertarik maka akan saya lanjut ceritanya.

Reincarnation Female Military : Lee Hyera (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang