"Hm? Ayo."
"Eh, tapi... Yang Muli—"
"Felix, diam."
Akhirnya, aku ikut bersama Claude untuk menemui Roger Alphaeus. Sebenarnya apa rencana pria busuk itu? Memperkenalkan Zenith pada Claude sekarang agar bisa segera menyingkirkanku? Oh, tidak semudah itu ferguso.
Claude hanya ayahku. Hanya aku anaknya, dan hanya Diana yang melahirkan bayi untuknya. Ku pastikan, bukan aku yang akan di hukum pancung, tapi kalian!
"Yang Mulia Claude De Alger Obelia memasuki ruangan!"
"Tuan Putri Athanasia De Alger Obelia memasuki ruangan!"
Aku, Claude, dan Felix masuk setelah seorang pengawal menyerukan kalimat demikian. Claude berjalan angkuh, di belakangnya Felix berjalan tenang sambil menggendongku.
"Jadi, ada apa kau kemari?"
To the point sekali orang ini. Aku menatap seorang anak perempuan bersurai cokelat yang bergandengan tangan dengan seorang anak laki-laki berambut putih. Oh, itu pasti Izekiel Alphaeus.
Izekiel Alphaeus, putra dari Roger Alphaeus. Di ceritaku yg sebelumnya, dan dalam buku "Lovely Pincess" itu, dia adalah pemeran utama laki-laki yang jatuh hati pada Zenith. Ah, kalau di lihat secara langsung begini dia imut sekali. Tak salah sih dia suka dengan gadis secantik Zenith.
Eh, tidak! Aku lebih imut, lebih cantik, lebih baik, lebih hebat, lebih sabar darinya. Aku lebih dari Zenith.
"Segala berkat dan keagungan bagi matahari Obelia."
Mereka bertiga membungkukkan badannya di depan Claude. Zenith terus menatap Claude dan aku secara bergantian. Roger Alphaeus tersenyum lalu mengusap ujung kepala Zenith.
"Singkat saja, Yang Mulia. Saya kemari membawa putri kandung anda."
Ku lihat ekspresi Claude saat mendengar hal itu. Tapi, tidak ada raut terkejut. Mukanya bahkan semakin datar saja. Sangat berbeda saat dia menatapku tadi. Eh?
"Nona Penelope menitipkan anak ini sesaat sebelum dirinya meninggal dunia. Kini, saya ingin menyerahkan Zenith kepada ayah kandungnya."
"Tidak! Bukan! Felix, Athy mau turun."
"Ba-baik, Tuan Putri."
Felix menurunkanku dari gendongannya. Entahlah apa yang akan aku lakukan. Yang pasti, aku hanya menginginkan Claude untukku seorang.
"Dia bukan adik Athy."
Semua orang memandangiku dengan raut terkejut, kecuali Claude tentunya.
"Athy tak pernah memiliki adik, apalagi dia sangat tidak mirip dengan Athy." bagus, berikan alasan yang biasa dulu."Athy putri tunggal Papa. Papa tadi yang mengatakan itu saat tea time di taman."
Aku berbalik lalu mendongak menatap Claude yang, err sangat tinggi?
"Papa bilang, mama melahirkan aku dengan mempertaruhkan nyawanya. Papa juga bilang, kalau hanya mama satu-satunya."
Aku kembali menatap Zenith yang masih bergandengan tangan dengan Izekiel.
"Papa tidak pernah punya anak selain Athy."
Lalu semua orang kembali terkejut. Kini Claude menampilkan senyum tipis. Aduh, kok dia tampan sekali sih? Eh, tapi kalau dia tampan kan berarti aku cantik. Jadi, biarlah dia tampan.
"Atas dasar apa Tuan Putri Athanasia berucap seperti itu? Jelas sekali kalau Nona Zenith adalah putri dari Yang Mulia. Lihat saja matanya, biru permata."
Roger Alphaeus kembali mengatakan hal yang membuat aku tersudut. Kalau begini, aku harus bagaimana?
"Warna dan pola mata dapat di ubah menggunakan sihir. Contohnya seperti ini."
Lalu setelah itu, warna mata Izekiel berubah menjadi biru permata. Seorang anak kecil laki-laki berambut hitam panjang tiba-tiba berdiri di sampingku. Ia lalu menjentikkan jarinya dan warna mata Izekiel kembali seperti semula.
"Segala berkat dan keagungan bagi Yang Mulia, maafkan saya yang tiba-tiba masuk tanpa izin ini."
Apa-apaan dia? Kenapa dia berani sekali pada Claude? Lalu, tadi apa? Sihir?
"Tak apa, lagipula kau mempunyai hak dan kebebasan untuk datang kemana saja Athanasia berada."
Heee? Kok aku? Siapa sih anak ini sebenarnya?
Ah, fokusku teralihkan. Lihat saja Zenith yang sok manis, aku tak akan melepaskan Claude begitu saja. Karena perlu kau ketahui, hanya aku seorang darah dagingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Princess : Who Made Me a Princess
FanfictionClaude, walau di kehidupan sebelumnya kau sangat membuatku muak. Kini biarkan aku yang memiliki apa yang seharusnya aku miliki sejak lama. Tanpa kehadiran "mereka". Ini hanya fanfic. Jadi tolong, jangan kaitkan dengan cerita atau penokohan dari toko...