"Hei, Lucas."
"Hm?"
Sudah sekitar sebulan saat aku pertama kali bertemu dengan orang ini. Namanya Lucas, usianya lebih tua setahun dariku. Dia seorang penyihir cilik jenius yang katanya pernah menyelamatkan hidupku.
Lalu, Claude mengangkatnya sebagai penyihir kerajaan. Aku juga heran, anak sekecil ini mampu menempati posisi sepenting itu. Tapi ternyata, memang dia itu penyelamat hidupku.
Kemarin, terjadi sebuah insiden yang membuat satu istana panik. Kejadian tak terduga, yaitu aku yang tiba-tiba muntah darah.
Aku juga tidak tahu apa sebabnya, tapi Lucas berhasil menyelamatkan aku. Saat aku bertanya, dia bilang sihirku meluap dan membuat tubuhku tak kuat untuk menampungnya.
Tapi, yang membuatku ngeri adalah. Lucas bilang, ini tak terlalu parah daripada yang sebelumnya. Huah, aku bersyukur aku belum sampai ke sini saat itu. Yang katanya tidak parah saja, sakitnya sampai setengah mati. Apalagi yang parah.
Sebagai tindakan antisipasi, Lucas membuat sebagian sihirku keluar dan dia bentuk sebagai sinsu. Entahlah, aku tak terlalu paham. Yang jelas, sinsu itu binatang yang sangat lucu!
Lucas menyarankan, agar aku merawatnya. Jadi ya, ku rawat seperti hewan peliharaan. Aku juga memberinya nama. Karena bulunya yang hitam, ku putuskan nama Raven adalah yang paling tepat.
"Istirahatlah, kau masih dalam proses penyembuhan."
"Iya-iya, kau cerewet sekali sih!"
Lucas kembali menyuapkan coklat ke dalam mulutnya. Hah, kalau di lihat seperti ini dia memang sangat cantik sekali.
"Aku harus pergi, kalau kau merasa sakit lagi panggil saja aku."
"Panggil? Bagaimana caranya?"
"Ucapkan saja namaku. Baiklah, sampai jumpa."
Lalu Lucas hilang dengan sihir teleportasinya.
"Hah, dia itu katanya suruh merawat si Raven tapi sekarang bahkan aku tidak boleh memegangnya."
Ya, aku harus merawatnya tapi dalam jangka waktu yang tak lama. Lucas bilang, lebih dari 4 jam dalam sehari saja bisa berbahaya.
Alhasil sekarang aku hanya berbaring di tempat tidur empuk ini dengan rasa bosan yang menjadi-jadi. Claude sedang bekerja, Felix di sampingnya. Begitupula Lily yang terlihat sibuk sedari pagi tadi.
"Tau ah, tidur aja!"
Ku pejamkan mataku, berusaha untuk tidur. Dan itu berhasil, tidurku kali ini benar-benar mengusir rasa bosanku. Sebab...
"Athy..."
Ya... Aku kembali bertemu mama dalam mimpi.
"Mama, Athy kangen."
Mama tersenyum lembut, kedua tangannya sudah mendekapku. Hangat, rasanya hangat seperti biasa.
"Bagaimana? Apa di sini menyenangkan?"
"Em?"
"Apa kau senang sudah mendapatkan perhatian Claude?"
Aku terdiam. Selama ini tentu hatiku sangat senang, tapi logikaku entah kenapa selalu ingin menolak.
"Athanasia..."
Aku mendongak, menatap kedua netra merah muda yang sangat indah itu.
"Ini belum berakhir. Kesenangan di awal, belum tentu membawa sebuah cerita kepada happy ending. Kalaupun nanti ceritamu akan berakhir bahagia, konflik pasti sekarang sedang bersiap menerkammu."
"Apa yang ingin mama sampaikan adalah, tetap berjuang jangan menyerah pada keadaan apapun yang terjadi."
Mama mengecup dahiku, lalu kembali menatapku dengan lembut.
"Kau tahu, percakapan singkat kita ini pasti telah memakan waktu lebih dari 1 jam."
"Kau harus bangun, waktunya makan siang."
Lalu kedua mataku terbuka. Terlihat Lily yang meletakkan nampan berisi makan siangku di atas nakas di samping tempat tidurku.
"Engh, Lily..."
Ku usap mataku yang belum terbuka sempurna.
"Tuan Putri, baru saja tadi ingin saya bangunkan."
Lily membantuku duduk.
"Sekarang saatnya makan siang, Tuan Putri."
Hah, seperti biasa makanan kerajaan rasanya sangat enak! Terlebih, Lily menyuapiku dengan wajah berbinar seperti itu.
"Tuan Putri, apa anda ingat hari apa besok?"
Ha? Besok? Lily terus memasang senyum di wajahnya.
"Besok itu..."
"Ah, masa Tuan Putri lupa?"
Serius! Aku tidak tahu!!
"Besok adalah hari ulang tahun Tuan Putri yang ke-6!"
"Uhuk!!"
Haiii! Jd sesuai janji, Hima up hari kamis jam 16.00^^
Tolong masukan dan kritikannya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Princess : Who Made Me a Princess
FanficClaude, walau di kehidupan sebelumnya kau sangat membuatku muak. Kini biarkan aku yang memiliki apa yang seharusnya aku miliki sejak lama. Tanpa kehadiran "mereka". Ini hanya fanfic. Jadi tolong, jangan kaitkan dengan cerita atau penokohan dari toko...