Acara tea time sudah selesai! Kini Felix mengantarku menuju istana emerald.
Sesampainya di sana, Lily menyambut kami dan membicarakan beberapa obrolan dengan Felix. Aku yang bosan, kemudian melangkahkan kakiku untuk menjelajahi istana putri ini.
Istana Emerald. Istana yang di gunakan sebagai tempat tinggal putri dari berbagai generasi Obelia. Di kehidupan sebelumnya, boro-boro jalan-jalan seperti ini. Menatapnya diam-diam saja aku tidak pernah.
Aku yang dulu selalu terkurung di istana ruby. Sampai mati, bersama Lily.
Oh, aku lupa memberitahukan hal ini. Di kehidupanku dulu, bukan hanya Lily maid yang mau menyayangiku dan merawatku dengan tulus. Kalian ingat? Dua nama maid lain yang sayang padaku.
Ya! Mereka adalah Hanna dan Seth. Namun, aku tak tahu lagi kabar mereka setelah aku mati bersama Lily.
"Wah, lebih luas dari perkiraanku..."
Aku terus melangkahkan kakiku.
"Dulu, dia yang menempati tempat ini ya..."
"Siapa?"
"..."
"..."
"U-UWAKHH!!!"
"AKHH!"
Anak laki-laki tadi, yang berambut panjang dan bermata merah. Yang mengaku sebagai penyihir kerajaan padahal usianya lebih muda dari Izekiel. Juga, katanya dia teman bicaraku...?
"Aduh! Bisa tidak sih, tidak usah teriak begitu?! Kupingku serasa mau meledak tau!!"
Ah, apa yang harus ku lakukan sekarang?! Kabur? Teriak? Minta maaf...? Ya, ku rasa kalau kabur bisa-bisa aku tersesat. Tapi kalau teriak masalahnya pasti makin runyam.
"A-ahaha. Ka-kakak, mengagetkanku!"
Anak itu malah memiringkan kepalanya.
"Kau lupa siapa aku?"
Eh? Memangnya kau ada hubungan denganku?
"Ha? Ti-tidak kok, kakak..."
"Kakak? Biasanya kau memanggilku 'Lucas sinting', 'penyihir sialan', dan berbagai kalimat hujatan lainnya."
Apa? Aku kenal denganmu saja tidak! Eh, oh iya! Namanya Lucas. Jadi, aku harus memanggil namanya, bukan kakak. Oke, tenang Athy...
"Ah, apasih kau ini? Aku hanya belajar sopan padamu tau!"
"Hm? Kau kembali normal."
Fyuh! Syukurlah, aktingku sehebat itu! Kalau begitu, kenapa dulu aku tidak jadi aktor saja ya? Kalau tahu, aku tidak akan pernah makan kimbab minimarket yang sudah kadaluwarsa.
"Sudahlah, ayo aku lelah berdiri."
Lucas menjentikkan jarinya, lalu seketika kami sampai di sebuah ruangan yang mungkin tempat untuk belajar.
"Sihir... Wah, hebat sekali!"
Aduh! Dasar mulutku ini... Lucas jadi memandangiku dengan aneh sekarang!!
"Kau seperti baru pertama kali lihat saja..."
"Y-ya tidak! Aku hanya ingin memujimu saja."
Bodoh! Alasan macam apa itu?!
"Hah? Ini langka."
"Su-sudahlah! Aku mau ke kamar."
Cepat-cepat ku langkahkan kakiku menuju kamar. Aku memang belum hafal dengan benar semua letak ruangan di istana ini. Tapi setidaknya, aku tahu di mana keberadaan kamar dan ruang belajar.
"Hah..."Ku hempaskan badanku dengan baju berat bernama gaun ini masih melekat. Rambutku segera berantakan karena memang tadi hanya di gerai, tidak di jepit.
"Uh, aku harus lebih beradaptasi."
Ya, aku harus membiasakan diri. Sekarang, aku ini Athanasia De Alger Obelia, putri tunggal Claude dan Diana. Sepupu dari Zenith Magritha. Keponakan Anastacius. Oh iya, aku juga teman dari si anak cantik tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Princess : Who Made Me a Princess
FanficClaude, walau di kehidupan sebelumnya kau sangat membuatku muak. Kini biarkan aku yang memiliki apa yang seharusnya aku miliki sejak lama. Tanpa kehadiran "mereka". Ini hanya fanfic. Jadi tolong, jangan kaitkan dengan cerita atau penokohan dari toko...