Mungkin kamu berharap agar bisa bertemu orang yang tepat, tapi bila seluruh dunia berpikir seperti ini maka bukankah seluruh hubungan di dunia tidak akan terjalin?
Maka kenapa tidak menjadikan diri sendiri sebagai orang yang tepat untuk ditemui?
27 Januari 2018
Trotoar Kebun Raya
11.30 WIB
Sekerumunan orang di tepi trotoar masih mengelilingi seorang pemuda yang terkapar di trotoar. Bagian depan motor pria itu sebagian besar telah remuk. Warga pun mendekati pria tersebut untuk memeriksa keadaanya, ternyata pria tersebut masih hidup namun pingsan. Seorang wanita yang menjadi salah satu korban di kejadian itu ditanyai oleh warga setempat, namun warga ragu-ragu untuk bertanya padanya karena wanita itu sudah jelas adalah warga negara asing yang belum tentu bisa berbahasa Indonesia.
Menyadari orang-orang memperhatikannya, wanita itu pun membuka mulut, "apakah sudah ada yang menelepon rumah sakit terdekat?"
Mendengar Adora berbicara, salah satu warga menjawab, "sudah Non, ambulan sedang dalam perjalanan, nama Non siapa?"
"Nama saya Adora, Bu."
Sirine mobil ambulan sayup-sayup mulai terdengar, semakin lama semakin nyaring. Ketika mobil ambulan telah tiba, beberapa warga bersama mengangkat tubuh pria yang Adora ingat sebagai si mata beku itu ke dalam mobil ambulan. Terlihat pula sebuah mobil polisi yang datang dan mengamankan motor Aydan. Adora bangkit, rasanya dia lebih baik pulang dan beritirahat.
"You must go to hospital too, lets go," suara itu menghentikan langkah Adora.
(Trans) Kamu harus pergi ke rumah sakit juga, ayo.
"But, I think my condition werent too bad so I dont have to"
(Trans) Tapi, kurasa kondisiku tidak terlalu buruk, jadi tidak perlu.
"You still have to go, although your condition seem okay, we need you to provide information about the accident."
(Trans) Kamu harus tetap pergi, meskipun kondisimu terlihat baik, kami perlu kamu untuk memberikan informasi seputar kecelakaan.
"Umm okay", Adora akhirnya menyanggupi permintaan petugas rumah sakit itu untuk pergi ke rumah sakit.
(Trans) Umm oke.
Seorang polisi menghampiri Adora dan berkata, "if he is conscious, he can take his motorbike at the police station, and provide the information related to the accident."
(Trans) Kalau dia (Aydan) sadar, dia bisa mengambil motornya di kantor polisi, dan memberikan keterangan terkait kecelakaan.
Adora mengangguk dan masuk ke dalam mobil ambulan, Aydan yang terbaring di kasur roda pun dibawa masuk ke dalam mobil. Pintu mobil ambulan di tutup, mobil ambulan kembali melaju ke jalan raya diiringi suara sirine.
Adora meratapi Aydan yang tengah terpejam. Ketika terakhir kali bertemu pria itu, sikapnya sangat menyebalkan membuat Adora ingin melawan dan merecoki pria itu karena perkataan sarkasnya. Namun kini Adora melihat ia terbaring tak sadarkan diri, seharusnya dia masih sebal mengingat pria inilah yang bertanggung jawab atas luka di sepanjang lengan dan kakinya, berkebalikan dengan perasaan yang dia rasakan saat ini, dia justru merasa iba dengan Aydan.
Dering lagu Youngblood menyadarkan Adora dari pikirannya , suaranya berasal dari saku celana Aydan.
"Duh handphone dia bunyi ya, angkat jangan ya, siapa tau penting," Adora hendak mengambil gawai itu di saku Aydan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me a Hand[On Going]
RomanceFollow dulu sebelum membaca Adora mencoba melupakan masa lalunya yang kelam di New York dengan pindah ke Indonesia. Di sana dia banyak menemukan pelajaran berharga yang membuatnya semakin bersyukur akan kehidupannya. Semuanya butuh proses, begitupul...