chapter 1

7 0 0
                                    

Kesokan harinya di meja makan, ada sepasang suami istri, 2 remaja perempuan dan 2 remaja laki-laki.

Sepasang suami istri itu adalah Eric Alyxia dan Elisa Alyxia pemilik dari Alyxia Corb, sebuah perusahaan elektronik yang sedang naik daun saat ini.

Pria paruh baya itu memiliki penampilan yang segar dan tampan dengan rambut hitam dan mata berwarna hitam. Sementara wanita di sebelahnya memiliki rambut hitam dengan mata coklat almond, ia tetap cantik di usia ini seolah waktu tidak dapat mengurangi kecantikannya.

Gadis remaja di sebelah wanita itu juga tidak kalah cantik dengan rambut hitam dan mata sehitam tinta, sangat kontras dengan kulit putihnya. Dia berusia 17 tahun dan merupakan siswi tercantik di tokyo high school.

Di depan gadis itu ada seorang pemuda tampan berkulit putih dengan rambut hitam dan mata coklatnya. Rambutnya rapi dengan poni di sebelah kiri ala korea.

Eric Alyxia adalah saudara dari Yohan Alyxia, pemilik asli Alyxia corb sebelumnya yang merupakan ayah kandung dari Alzevyn Alyxia dan Azela Alyxia. Dia dan istrinya, Rosse Ariana meninggal karena kecelakaan 10 tahun yang lalu.

Rosse Ariana adalah seorang gadis yatim piatu biasa dan berasal dari panti asuhan. Jadi ketika mereka meninggal, hak asuh atas alzevyn dan Azalea jatuh ke tangan Eric Alyxia.

Namun sepasang kakak beradik itu begitu malang, tepat 3 hari setelah pemakaman kedua orang tuanya, mereka dikirim ke panti asuhan kecil yang hampir tidak dapat bertahan.

Setelah 8 bulan berada di sana, panti asuhan itu digusur oleh seorang pengusaha untuk membangun perkantoran. Panti tempat tinggalnya tidak memiliki legalitas dan didirikan diatas sebuah lahan kosong yang tidak terurus.

Karena tidak ingin menyerahkannya, pengurus panti itupun dibunuh oleh bawahan pengusaha itu. Panti asuhan itu kemudian dibakar dan banyak anak-anak yang tidak selamat.

Sementara mereka yang berhasil selamat, hidup terlunta di jalanan.
Diantaranya adalah Alzevyn dan Alyxia, mereka tidur di jalanan dan hidup dengan mencuri. Tidak ada yang mau menerima anak berusia 8 dan 12 tahun untuk bekerja. Dan mereka tidak bisa hidup tanpa makanan. Mereka hidup seperti itu selama lebih dari setahun sebelum bertemu orang itu.

Orang yang membawa mereka dan melatih mereka. Mengenalkan kepada mereka sisi lain dunia yang penuh kegelapan dan darah. Memberikan kehangatan keluarga yang telah lama mereka impikan, sebelum mereka memutuskan untuk kembali.

Eric Alyxia memandang kedua kakak beradik berambut hitam itu dengan penuh kebencian. Tepat 2 bulan lalu sebelum hari ini, mereka datang secara langsung ketika pesta perayaan ulang tahun putri kesayangannya, Cesilia Alyxia.

Mereka benar-benar membuatnya malu dengan menangis lalu meminta maaf dan mengatakan untuk tidak mengusir mereka di depan semua koleganya.

Dia akhirnya tidak memiliki pilihan lain selain membawa mereka kembali dan memasukan mereka ke sekolah. Jika dunia tahu bahwa dia menelantarkan anak saudaranya sendiri setelah kematiannya, maka reputasi yang susah payah dibangunmya selama bertahun-tahun akan hancur.

Eric Alyxia memandang putra satu-satunya dan bertanya, “Erwin, bagaimana kuliahmu?”

Seorang pemuda berambut hitam yang dipanggil Erwin itu tersenyum sinis dan melihan ke arah Alzevyn, “Luar biasa, tentu saja. Tidak seperti anak tidak tahu terima kasih yang suka membolos pelajaran.”

Sementara gadis disebelahnya yang tidak lain adalah Cisilia mendengus, “Hum.. bahkan adiknya tidak jauh berbeda dengan kakaknya. Gadis bodoh itu bahkan tidak pernah memperhatikan pelajaran ataupun mengerjakan tugas. Hanya tau untuk berdiam di pojokan dan menghilang saat kelas. Memalukan!” 

Erwin mendengus, “Ohh... mereka benar-benar dibuat dengan cetakan yang sama.”

Seorang wanita berumur 30 an memandang kedua kakak beradik  itu (azalea dan alzevyn) dengan senyuman, namun kata-kata yang diucapkannya penuh dengan penekanan dan rasa jijik, “Kalian harus lebih banyak mencontoh saudara kalian! Jangan mempermalukan keluarga Alyxia”

Eric Alyxia menanggapi perkataan istrinya dan mengangguk, “Apa yang dikatakan bibimu itu benar. Contohlah kedua sepupu kalian itu, jangan mempermalukan keluarga dengan menjadi peringkat pertama dari bawah dalam ujian nanti.”

“Tidak ada gunannya berbicara dengan mereka ayah! Orang bodoh akan selamannya menjadi orang bodoh!”

Bodoh? Alzevyn dan Azalea hanya diam. Namun dalam hati mereka memiliki 1 pemikiran yang sama. Jika kami tidak menyembunyikan kemampuan kami, apa kalian pikir kalian bisa menyaingi kami?

Mereka adalah jenius, jika mereka bukan jenius, tidak mungkin orang itu akan mengadopsi mereka. lagipula semenjak diadopsi oleh orang itu, mereka telah dilatih dengan keras selama lebih dari 7 tahun. tidak hanya bela diri, mereka juga harus menguasai hacking, dan materi perkuliahan.

Jika mereka tidak dapat menguasainnya dalam batas waktu tertentu mereka akan dihukum menghafal bahasa asing atau mereka tidak akan mendapat makanan. Bahkan tidak jarang mereka harus mengabaikan tidur untuk belajar.

Bagi mereka, materi yang mereka dapatkan sekarang hanyalah dasar dari apa yang telah mereka kuasai. Mereka hanya terlalu malas untuk mendengarkan dongeng para guru itu.

Lagipula, jika keluarga Alyxia tahu bahwa setelah menghilang selama 10 tahun mereka tiba-tiba menguasai materi sekolah menengah atas, tidak kah mereka akan terkejut sampai mati? Hmm.. lebih baik jika merka benar-benar mati!

Nyonya Elisa memandang putranya dan berkata “Erwin, meskipun mereka bodoh mereka tetap sepupu kalian. Zalea, Zevyn.. maafakan saudaramu.. dia tidak bermaksud-“

“Tidak apa-apa bibi, kami mengerti.” sela Azalea

Azalea meletakan pisau selai dan mengambil roti yang sudah dia tumpuk di piring, Ia benar benar kehilangan nafsu makannya.

“kakak ayo berangkat! Bibi, Paman, kami akan pergi duluan” lanjutnya
Ia pun segera menarik alzevyn dan pergi tanpa menunggu jawaban mereka.

Ia lelah, sudah cukup untuk mendengarkan omong kosong itu saat ini, ia hanya ingin segera sampai di sekolah dan tidur. Lagipula mereka harus naik bis ke sekolah, ia tidak ingin tertingal bis pertama dan berdesak desakan. 

Setelah keluar dari gerbang, Alzevyn memandang adiknya dan tertawa, “Kenapa kau terburu-buru? Bukankah menyenangkan melihat betapa tidak tahu malunya mereka?”

Azalea mendengus kecil, “Apa kau tidak bosan?”

“Tidak” jawabnya acuh

“Aku ingin melihat seberapa tebal kulit mereka.”

Azalea menghela nafas dan membagi roti menjadi 2 bagian, saudaranya hanya makan setengah sebelum dia menyeretnya keluar. Alzevyn menerimanya dan memakannya tanpa sungkan sedikit pun, mereka sudah terbiasa seperti ini.

“Itu tidak ada gunannya!”

“Belum tentu, mungkin saja kita bisa mengupas kulit mereka suatu saat nanti”

Azalea menjawab acuh, “Kau bisa melakukannya sekarang jika kau mau”

Alzevyn tertawa lagi, “Itu tidak akan asik!”

Tiba-tiba ekspresinya beruba serius, dan tatapan matanya dipenuhi kebencian “Aku tidak akan pernah lupa apa yang telah mereka lakukan kepada kita!” 

Azalea memandang kakaknya dan mengeratkan cengkramannya pada tangan Alzevyn, ia juga tidak akan bisa melupakan apa yang telah terjadi.

Melihat pembunuh orang tua mereka bahagia. Merebut perusahaan yang dibanggun atas kerja keras orang tua mereka. Dan membuang mereka kakak beradik ke panti asuhan. Dia tidak akan pernah lupa.

“Azalea akan selalu mendukung kakak” ucapnya

Alzevyn memandang adik satu-satunya itu dan trsenyum, “Aku tahu”.

Tanpa sadar mereka pun telah sampai di halte, dan secara kebetulan telah ada bus yang berhenti di sana. Mereka tidak membuang waktu lagi dan segera naik.

My Little KitsuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang