Bab 8

730 88 4
                                    

Akhirnya dengan sangat terpaksa, mereka berjalan kearah taman belakang sekolah yang sangat sepi, dan tentu saja sunyi hanya ada suara burung berkicau.

"Ngapa diem aja Markonah?" tanya Vilendra kesal karna melihat Rose hanya diam saja di depan gerbang taman belakang sekolah.

"Dih dih dih takut ya lo!! Kesana sendiri hahahahaha cowok kok payah banget, kalah sama Lulove Luna." jawab Rose mengejek Vilendra.

"Eh enak aja! Gue mah udah kebal ama syaiton syaiton orang sering liat." Kata Vilendra membuat Rose merinding ngeri.

"Lo punya mata batin? Di sekitar sini ada setan gak?" tanya Rose sambil memandangi Vilendra takut.

"Ada." jawab Vilendra santai tentu saja hal itu membuat Rose semakin merinding, bulu kuduk nya berdiri, jantungnya berdegup kencang seperti sedang disko.

"Di-dimana?" ujar Rose terbata bata kakinya pun rasanya sudah seperti Jelly.

"Nih depan gue." kata Vilendra sambil menghadapkan dirinya di depan Rose.

Rose merasa dirinya di permainkan, saat ia ingin memarahi Vilendra, ternyata lelaki itu sudah berjalan duluan ke taman belakang.

"Emang cecunguk anjir." gumam Rose kesal

Saat sudah berada di samping Vilendra, Rose langsung menjitak kepala Vilendra dengan kekuatan nya.
Vilendra mengaduh sakit karenanya.

"Sakit woy!" kata Vilendra sambil melotot pada Rose.

"Bodoamat." lalu Rose pergi mengambil sapu halaman dan mulai menyapu halaman taman belakang dengan ketakutan yang ia sembunyikan.

Angin bertiup kencang membuat daun daun yang sudah Rose kumpulkan berterbangan lagi.

"Haaahahahh capek capek lo Lastri, mang enaakkkk!" ledek Vilendra yang sedang menahan daun daun yang ia kumpulkan dengan cara menginjaknya.

"Berisik, Paijo." kata Rose dengan sinis.

Vilendra masih tertawa lepas dengan tampang mengejek Rose yang sedang menyaup lagi daun daunan yang tadinya berterbangan.

Beberapa menit kemudian setelah Vilendra menghentikan tawanya, mereka mendengar sesuatu yang menakutkan, seperti sesuatu yang sedang di seret di aspal.

Rose yang dari awal memang sudah parno dengan taman belakang sekolahnya itu, sekarang sudah diam membeku mencoba memfokuskan pendengarannya.

"SRRRRRRRGGGG SRRRRRRGGGGG SRRRGG SRRRRGGG!"

Nahkan, telinga Rose tuh gak bermasalah, ia juga yakin itu bukan halu semata.

Tapi kenapa saat ia menoleh ke arah Vilendra, lelaki itu sudah tak ada di tempatnya. Rose menggenggam erat sapu nya, badan nya tidak berani ia balikkan.
Ia takut, rasanya ingin segera lari dari tempat ini tapi ia tak berani melangkahkan kakinya.

Semakin lama, suara itu semakin mendekat dari arah belakang nya.
Rose takut, ia memanggil nama Vilendra tanpa menoleh ke arah belakang sedikitpun.

"Len.." panggil Rose pelan.

"V.." entah darimana asalnya panggilan itu, tapi Rose jujur ia lebih nyaman memanggil Vilendra menggunakan huruf depannya saja. Kepanjangan kalo manggil dia Vilendra.

Sumpah Rose udah mau nangis sekarang karna ngedenger suara itu udah ada di belakangnya dan berenti pas di belakangnya.

Tiba tiba ada yang menepuk pundak Rose dari belakang.
"WAAAAAAAAA!!!" pekik Rose sambil berjongkok dan menutupi wajahnya dengan tangan.

"Lah lah bocah ngapa ya?" nyanyi Vilendra sambil menunjuk Rose yang sedang jongkok ketakutan.

Rose membuka telapak tangan yang ada di wajahnya pelan pelan dan mengintip terlebih dahulu.

Saat ia melihat kebelakang, disana terdapat Vilendra dengan gaya sok cool nya, ya mau di bilang apa ya emang cool tapi Rose nya aja gengsi mau bilang gitu.
Lalu..
Juga ada seorang petugas kebersihan yang di tangannya ada tempat sampah beroda yang bisa di seret.

"WAHAHAHAHAHH TAMPANG LO GAK NYELON ANJIR HAHAHAH NGAKAKKKKKKK!!!!" Tawa Vilendra pecah membuat Rose malu bukan main, lagi lagi karna ia sudah parno duluan sebelum tau apa apa, Rose menyesali kebodohannya untuk yang kedua kalinya.

Pertama karna malam itu di apartemen nya, kalian masih ingat kan saat ada mas delivery yang dikira setan juga sama Rose dan kawan kawan nya.

Rose masih memperhatikan Vilendra yang tertawa terbahak bahak bahkan sambil memegangi perutnya, sedangkan petugas kebersihan itu belum menyadari kejadian apa yang sebenernya terjadi hingga membuat Vilendra tertawa sampai seperti itu.

"Gak lucu." ketus Rose lalu langsung berdiri kembali.

Ia buru buru memasukan dedaunan yang sudah ia taruh di dalam pengki tadi ke tempat sampah yang dibawa oleh petugas kebersihan tersebut.

"Tugas gue nyapu bagian Barat udah kelar, gue ke kelas." izin Rose namun di tahan Vilendra.

"Apa apaan sih Rojee? Nohh liat noh di ujung banyak banget sampah plastik." kata Vilendra membuat Rose menoleh dan benar saja masih banyak sampah di ujung sana.

"Lo aja sono, gue udah capek." keluh Rose sambil menyeka dahi nya yang sudah di penuhi keringat.

"Gak bisa gitu lah Sukijem, lo sapuin ujung sono gue sapuin ujung sini." kata Vilendra kesal karna Rose malah ingin ke kelas duluan padahal masih banyak sampah.

____________________________________

Halo gais,  makasih banyak buat yang baca
Maklum kalo ada typo.

Maaf juga ceritanya pendek. Purple u💜

My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang