Bab 22

635 73 19
                                    

Vilendra gelagapan dan menyembunyikan wajahnya, Rose entah mengapa merasakan rasa yang sangat aman dan nyaman saat direngkuhan Vilendra, buktinya ia masih menatap wajah Vilendra dari samping yang terlihat sangat sempurna.

"Hmm maaf ya, gue kalo tidur pas lagi jalan jalan emang suka nyender ter—"

"Gapapa." kata Vilendra singkat dengan kegugupan diwajahnya.

"Duh tadi Rosie nyadar engga ya gue peluk peluk? Lagi tadi gue pake lupa diri segala sih mana nyium nyium kepala dia." batin Vilendra berkecamuk sedangkan Rose hanya bisa menarik kembali tubuhnya yanh sejak tadi menyandar pula ditubuh Vilendra.

"Malu maluin aja lo Rose! Ah gimana nih? Nanti gue dikira cewe apaan lagi gara gara sembarang meluk meluk orang pas lagi tidur. Lagi si Jennie segala gak bangunin gue." ucap Rose dalam hati merutuki kecerobohannya.

"Itu pada berenti kenapa?" tanya Namjoon sontak membuat mereka yang ada dimobil melihat kedepan tepat dimana mobil mobil tersebut berhenti.

"Keluar aja deh yok, itu pada keluar semua tuh." jawab Jennie mengajak Rose, Vilendra dan Namjoon.

Akhirnya mereka keluar dan melihat sebuah warung makan kecil, bahkan bangku panjang didepannya hanya bisa untuk dua orang saja.

"Beli makan dulu boleh gak?" tanya Rose dengan polosnya hingga Yoongi yang tidak tahan mendiami kembarannya sedari pagi pun langsung memeluk Rose.

"Lo laper banget ya?" kata Yoongi lalu Rose mengangguk sebagai jawabnya.

Jisoo langsung berjalan kearah warung makan tersebut, ada seorang ibu ibu tua kisaran 50 tahunan sedang menghitung uang yang hanya beberapa lembar itu.

"Bu.." sang ibu menoleh dan tersenyum ramah.

"Kunaon, eneng?" jawab ibu ibu tadi.

"Lauk dan nasinya masih ada bu?"

Ibu itu mengangguk, akhirnya Jisoo menyuruh Rose untuk mendekat kearahnya, Rose langsung berjalan kearah Jisoo dan tersenyum pada ibu warungnya.

"Saha eta? Babaturan eneng? Geulis pisan.." ibu warung tadi terkagum akan kecantikan Rose.

"Hatur nuhun, bu.. Kita pesen nasi bungkusnya ya bu sebelas bungkus. Lauknya ayam goreng sama tahu karinya aja." ucap Rose yang segera ibu warung tadi membuat pesanan Rose.

"Sekedap deui.." ujar ibu warungnya.

Jisoo merinding, disini hawanya agak mencekam ada suara suara Jangkrik dan Kodok yang bersahutan.

"Bu, disini kalo jam segini emang udah sepi begini ya?" tanya Jisoo memberanikan diri menyampaikan rasa takut yang ada dihatinya.

"Iya neng, disini mah emang sepi.. Hadeuhh sehari aja kadang yang beli cuman dua tiga orang neng.." jawab ibu warung terdengar sambil menghela nafas.

Rose yang tidak tega pun mengerutkan bibirnya sedih, "Suami ibu kerja?"

Ibu warung tersebut agak terlihat tersenyum getir sambil mengambilkan lauk lauk untuk pesanan Rose.

"Kerja sih neng, ya tapi gitulah cuma buruh petani. Dapetnya gak seberapa."

Rose menganggukan kepalanya paham, ia juga merasakan apa yang ibu warung itu rasakan, ia sangat bersyukur telah diberi hidup yang nyaman oleh tuhan tanpa memikirkan materi.

"Bu, sebenenya tadi kita habis dari curug."

Ibu warung tadi langsung menatap Jisoo dan Rose bergantian.

"Dijalan tadi nemu yang aneh aneh ya?" tebak ibu warung dengan wajah serius, Rose yang tidak paham situasi pun mengernyitkan dahi menyimak apa yang dua orang dihadapannya bicarakan.

My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang