Choice...

1.2K 238 11
                                    

Langit malam kembali menyapa, suara hewan malam terdengar saling bersahutan. Laju motor Jaehyun membawa keduanya ke tempat tujuan, bukan rumah. Melainkan bukit tinggi dan luas, dengan hamparan rerumputan bak permadani hijau yang di sediakan alam. Jaehyun menghentikan motornya di dekat pohon besar, Haechan turun dan melepas helm nya.

“Kenapa kau malah membawaku kemari? Kau bilang ibuku khawatir padaku.” Protes Haechan.

Jaehyun bohong dengan membawa nama ibu Haechan, agar ia mau ikut dengannya. Haechan merasa sedikit curiga sebelumnya, tentang bujukan lelaki itu. Lagi pula, ibunya jarang mengkhawatirkannya.

Bukan tak menganggap Haechan anak sulungnya, hanya saja ibunya tak perlu khawatir dengan Haechan yang sangat bisa menjaga diri. Dengan suara lantangnya, bahkan ia bisa mengalahkan tiga preman sekaligus dan takkan ada penculik yang tahan dengan mulut cerewet juga nafsu makannya yang besar.

“Ini, patahkan untukku.” Ujar Jaehyun menyodorkan es loli, yang ia beli saat berhenti di toserba sebelum sampai tempat ini.

Haechan mendelik tak percaya, sifatnya sangat kekanakan sekarang. Ingin sekali ia menjitak kepalanya yang berambut tebal itu, melampiaskan kemarahan yang sudah ia tahan sejak tadi. Tangan Jaehyun masih terjulur, makin mendekat ke wajah murka Haechan.

Gadis itu menghela nafas, tangan yang ia lipat menyambut kasar es loli dari tangan Jaehyun. Pria itu mengulas senyum puas, menampakkan kedua lesung pipi dalamnya yang menjadikan daya pikatnya.

“Adakah hal gila lainnya yang tak ku ketahui, selain mematahkan es loli ini untukmu. Sebagai alasanmu membawaku jauh-jauh kesini, alih-alih kembali ke—“ Ucapan Haechan terhenti, kala matanya menangkap pemandangan malam indah yang menjadi kesukaannya.

“Wow, tempat apa ini? Indah sekali.”

Kekaguman Haechan terlihat dari kedua bola matanya yang berbinar, mulutnya membuka sempurna. Masalah dalam pikirannya seakan menghilang, ia benar-benar merasakan healing di tempat ini.

Pemandangan yang disuguhkan dari lampu-lampu kota, terlihat seperti bintang-bintang yang berkelipan dari atas sini. Jaehyun masih asyik menyesap es lolinya, hanya ujung bibirnya terangkat menatap betapa senangnya gadis itu.

“Ini adalah tempat rahasiaku, tak ada satupun orang yang tahu.” Ucap Jaehyun menyombongkan tempat yang ia temui, saat berjalan-jalan malam di liburan musim semi tahun lalu. Dan ia sebut tempat rahasia, dimana ia banyak menghabiskan waktu disini.

“Mana bisa kau sebut bukit ini milikmu? Pasti ramai orang yang tahu tempat ini.” Sanggah Haechan tak bisa menerima alasannya.

“Apa yang kau tahu, kau harusnya merasa terhormat. Karena kau adalah orang pertama yang kuajak kesini.” Balas Jaehyun tak mau kalah.

“Kau membual? Pasti diantara gadis-gadis yang dekat denganmu, juga kau ajak kesini.” Tuduh Haechan, mencurigai pria kekanak-kanakan itu.

Tidak mungkin siswa populer seperti Jaehyun tak dekat dengan satupun gadis, mengingat banyak siswa perempuan cantik yang mengejar-ngejar nya.

“Tidak ada.”

Jaehyun menyerah dengan tuduhan Haechan. Karena memang pada kenyataannya, ia tak pernah dekat dengan gadis manapun. Ia tak pernah berpacaran, ia tak pernah menyukai siapapun.

Hening kembali diantara keduanya, Haechan sibuk mengamati keindahan malam. Sedangkan Jaehyun mencoba mematahkan es loli keduanya, ia sangat menyukai itu. Mata Haechan menangkap kepolosan wajah Jaehyun, saat ia tak bisa mematahkan es loli itu. Haechan mengambilnya tanpa permisi, dan memakan satu bagian.

“Yak! Kenapa kau memakannya?” Rengek Jaehyun, tak merelakan es lolinya diambil.

“Aku haus, lagi pula aku hanya minta satu. Kau pelit sekali.” Bentak Haechan, Jaehyun merajuk.

✔A Starry Night In My Neighboring Universe - (JaeChan area)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang