[2.3 Pesan]

319 54 4
                                    

Sehun berdiam diri di balkon apartemen yang langsung menyajikan pemandangan indah nya Korea. Ia menghirup aroma kopi yang ia buat dengan tenang, pikiran nya kembali ke pertemuan nya dengan Tzuyu. Sehun tersenyum miring, sejak tujuh tahun belakangan ini sebenarnya Sehun mengikuti kemana wanita nya itu pergi, apa yang dilakukan nya, dan Sehun juga yang menjalankan segala rencana tentang kedatangan nya secara tiba-tiba disaat Tzuyu sudah kembali bersama dengan Jungkook.

"Hun, apa kau didalam?"

Sehun mengalihkan pandangan nya kepada sahabat kecil nya, Jung Jaehyun. Jaehyun tersenyum tipis, dan menghempaskan tubuhnya di samping Sehun.

"Sejak kapan kau ke Korea?" Tanya Sehun dengan heran.

Jaehyun terkekeh kecil, "Berhenti berpura-pura bodoh! Sejak semalam aku sudah kembali, hanya saja tidak mengujungimu."

Sehun menganggukkan kepalanya, "Aku kembali ingin membalas dendam."

Jaehyun tersedak pelan, ia menatap Sehun dengan pandangan yang sulit untuk dipercaya. Jujur saja, bersahabat dengan Sehun bukan berarti membuat Jaehyun mengetahui siapa wanita yang berhasil mengubah seorang Sehun yang berhati malaikat bak menjadi iblis.

"Hun, kau--,"

"Dia sudah menikah, dan akan menjadi seorang ibu, aku takkan pernah membiarkan nya bahagia." Sehun mengengam kuat pagar pembatas dinding balkon.

Jaehyun menghelakan nafasnya kasar, "Bagian terindah mencintai adalah merelakan, kau seharusnya merelakan nya."

Sehun tertawa kecil, "Ah, kau bodoh ternyata jae! Aku tidak akan membiarkan nya jatuh kedalam pelukan siapapun."

Jaehyun terkekeh kecil, "Kau mencintainya bukan? Dengan memisahkan nya dengan orang yang ia cintai, bukan membuat mu bahagia. Justru akan membuat mu merasa jadi pria yang paling terburuk, kau mencintai nya biarkan dia bahagia dengan yang lain."

Sehun terdiam, sudut bibir nya mendadak mengatup ketika mendengar ucapan dari Jaehyun. Ada perasaan yang tiba-tiba tertampar yang tak bisa Sehun deskripsi kan, hanya saja begitu menyakiti perasaan nya.

***
Jungkook tersenyum manis ketika menatap tzuyu yang tengah menyiapkan makan malam mereka. Pria bermarga Jeon itu berjalan pelan menghampiri sang istri, memeluk nya dari belakang dan menumpahkan dagu nya pada pundak Tzuyu.

"Biarkan bibi yang mengerjakan nya sayang." Bisik Jungkook sembari mengelus lembut perut Tzuyu.

Tzuyu terkekeh kecil, "Oppa, ini hanya pekerjaan kecil, bukan pekerjaan berat. Baby Jeon mu takkan terluka, tenang lah."

"Tapi chagia kau--,"

"Jangan banyak bicara! Duduklah, aku akan datang sebentar lagi." Tzuyu dengan cepat memotong ucapan Jungkook, dan melepaskan paksa pelukan pemuda itu dari perut nya.

Jungkook merenggut kesal, "Kau--,"

"Berhenti merenggut, dan duduk lah!" Tzuyu menatap sinis Jungkook yang berhasil membuat pemuda itu mendengus kesal dan berjalan menuju meja makan.

Ting

Tzuyu menghentikan aktivitasnya ketika mendengar suara ponselnya yang berbunyi. Ia lantas membersihkan tangan nya, dan menatap pesan yang dikirimkan oleh seseorang untuk nya.

From : Tzuyu
Jika aku tidak bisa mendapatkan mu, bagaimana mungkin pria jeon itu mampu mendapatkan mu?

Tzuyu mematung kala membaca pesan yang baru saja masuk kedalam ponselnya, ia mengenal arti pesan ini dan seperti mengetahui pesan ini dari siapa.

From : Tzuyu
Aku hanya akan memberikan dua pilihan, jangan bersama dengan Jungkook atau Bayimu yang akan jadi taruhan nya.

"Tidak."

Tzuyu menggelengkan kepalanya, ia mengusap perut nya yang belum terlihat membuncit. Air matanya yang tiba-tiba tanpa di perintah begitu saja keluar, tzuyu menggelengkan kepalanya.

From : Tzuyu
Jangan menangis, air mata mu tidak mempan untukku.

"Ya Tuhan .  . ." Lirih Tzuyu dengan pelan.

Tzuyu meremas ponselnya, dan mematikan benda itu. Menghapus air matanya dan berjalan menghampiri Jungkook yang tengah duduk sembari menunggu kehadiran nya.

"Chagia kau--," Jungkook menghentikan ucapan nya ketika melihat bekasan air mata pada pipi istrinya.

"Oppa, aku--,"

"Ada apa denganmu?" Jungkook menatap tzuyu penuh arti, bahkan tangan nya bergerak untuk menghapus air mata wanita nya itu.

Tzuyu tersenyum, "Aku hanya kelilipan, dan aku--,"

"Berbohong adalah bakatmu." Jungkook memotong ucapan Tzuyu, membiarkan wanita nya menyibukkan diri pada kebohongan nya.

Tzuyu menggelengkan kepalanya, "Kau salah paham, aku--,"

"Aku malas, aku tidak selera makan."

Jungkook meninggalkan Tzuyu yang terdiam mematung di meja makan. Tzuyu menatap nanar tubuh Jungkook yang sudah pergi, ia meremas baju yang ia pakai menahan tangis nya agar tak keluar begitu saja.

"Apa yang harus ku lakukan?" Guman Tzuyu dengan lirih.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tzuyu Is Mine [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang