Kedekatan

6.4K 746 103
                                    

Kedekatan antara Giyuu dan Tanjirou semakin jadi saja. Seperti, Giyuu semakin lengket pada Tanjirou. Bahkan, Giyuu secara diam-diam selalu memberi perhatian pada Tanjirou. Selain itu, disetiap latihan, Giyuu selalu menemani Tanjirou seperti biasa. Memperlihatkan segala sisi lainnya di hadapan sang adik kelas kesayangan yang tidak pernah diperlihatkan pada yang lain. Terkadang pula, mereka makan bersama dan saling mengirim pesan.

Tak khayal suara tawa terdengar di ruang musik ketika sore hari. Membicarakan segala hal dengan Tanjirou yang sebenarnya banyak bicara.

"Giyuu-senpai."

"Hm?"

"Aku penasaran." Tutur Tanjirou. Kedua kaki dimainkan dengan kedua tangan memeluk gitar yang ada di pangkuan ketika dia duduk. Manik merah kehitaman menatap manik biru dengan pandangan polos. Giyuu gemas melihatnya.

"Tentang?"

"Waktu pertama kali Giyuu-senpai masuk klub musik," jeda sejenak. "Apa yang Giyuu-senpai tampilkan? Menampilkan instrument saja, atau memainkan gitar sambil bernyanyi?"

"Aku bermain gitar sambil bernyanyi." Jawab Giyuu.

Tanjirou yang mendengar hal itu langsung antusias. Lihat saja, manik merah kehitamannya seolah memancarkan sinar kagum dengan latar belakang berbunga-berbunga.

"Apa yang Giyuu-senpai nyanyikan?!"

Giyuu terdiam. Sesekali manik biru melirik ke sana ke mari; berfikir. Dia tidak terlalu ingat lagu apa yang dinyanyikan ketika penampilan sebagai anggota baru. Yang dia ingat hanya tampil bermain gitar sambil bernyanyi. Tanjirou masih menunggu jawaban dengan kedua mata berkedip beberapa kali. Lucu banget!!! Pekik Giyuu dalam hati.

"Judulnya, Menyimpan Rasa." Jawab Giyuu. Tentu saja berbohong. Ingat kalau dia tidak ingat judul lagunya? Lagi pula itu sudah 2 tahun yang lalu. "Mau ku nyanyikan?"

"Mau!" Tanjirou mengangguk antusias dengan cengirannya. Duh, Giyuu ingin menciumnya.

Giyuu tersenyum melihatnya. Diambilnya gitar yang berada di pangkuan Tanjirou. Giyuu mulai memainkan intro-nya.

"Kau," Giyuu mulai bernyanyi. Suaranya begitu lembut terdengar. Senyuman terpatri di wajahnya sambil melirik ke arah Tanjirou dengan lembut. "Diam-diam aku jatuh cinta, kepadamu."

Tanjirou yang tadinya menatap dengan antusias, kini menatap Giyuu dengan malu. Ia merasa seperti mendengarkan ungkapan perasaan dari Giyuu. Senpai-nya ini begitu memahami lirik dari lagu tersebut dan membuat Tanjirou terbawa suasana.

"Ku bosan sudah menyimpan rasa kepadamu, tapi tak mampu ku berkata di depanmu."

Jemari lihai Giyuu masih bermain dengan senar gitar. Memainkan lagunya dengan versi akustik. Bahkan, tatapan Giyuu tak pernah lepas dari Tanjirou. Anggap saja, Giyuu tengah mengungkapkan perasaannya secara tidak langsung pada Tanjirou. Toh, di sini hanya ada mereka berdua, kan?

"Aku tak mudah mencintai, tak mudah bilang cinta.

Tapi mengapa kini denganmu aku jatuh cinta?

Tuhan tolong, beri aku dia.

Tapi, jika belum jodoh, aku bisa apa?"

Tanjirou bisa merasakan semburat merah muda di kedua pipinya. Dadanya berdetak dua kali lebih cepat, seolah ingin loncat dari tempatnya. Namun, ia tak ingin mengalihkan pandangannya dari Giyuu. Begitu pula dengan Giyuu, ia masih memainkan lagunya sembari menatap lembut disertai senyuman ke arah Tanjirou.

Ketika lagunya selesai. Giyuu menaruh gitarnya di pangkuannya.

"Bagaimana?" Tanya Giyuu.

Tanjirou gelagapan. Bingung harus bereaksi dan berkata apa.

"Bagus sekali, Giyuu-senpai!" puji Tanjirou gelagapan. "Aku bahkan tidak tahu harus bereaksi dan mengatakan apa ketika mendengar lagu yang dinyanyikan, senpai."

Giyuu tertawa kecil melihatnya. Salah satu tangannya terjulur untuk mengacak surai burgundy milik Tanjirou. Sang empu semakin gelagapan dibuatnya. Namun berakhir dengan tawa keduanya karena Giyuu menggoda sikap gelagapan dan wajah Tanjirou saat ini.

Tanpa mereka sadari, ada yang sedang memperhatikan mereka dari kaca pintu luar ruang musik. Siapa lagi jika bukan komplotan Shinobu yang menyadari adanya keanehan dari kedekatan Giyuu dan Tanjirou?

"Senpaitachi," suara Zenitsu menginterupsi ketika melihat kelakuan kakak kelasnya yang sedang mengintip. Kepalanya dimiringkan karena kebingungan. "Apa yang sedang kalian lakukan?"

"Seperti seorang pencuri!" ujar Inosuke.

Komplotan Shinobu langsung menoleh dan memberikan death glare mereka pada Zenitsu dan Inosuke.

"HEEEEE!! AKU KAN HANYA BERTANYA!" Pekik Zenitsu.

Tanjirou dan Giyuu langsung menoleh ke arah pintu. Tidak ada siapa-siapa. Beruntung komplotan Shinobu langsung membungkam Zenitsu dan Inosuke pergi menjauhi ruang musik dengan tergesa-gesa namun tak menimbulkan kebisingan.

.

.

.

.

.

.

.

A/n:

Terima kasih sudah mampir ke fict-ku di fandom KnY ini-- tbh, ini adalah kali pertama aku membuat fict ini.

Jadi, jangan lupa tinggalkan vote serta riview, ya! Hal itu sangat membantuku dan membuatku bersemangat untuk kembali produktif di dunia tulis ini.

Dan aku masih punya draft GiyuuTanjirou lagi di laptopku, kemungkinan akan aku publish setelah fict ini selesai dan aku juga akan membenahi beberapa fict ku yang terbengkalai.

Oh iya, aku juga mempublishnya di Fanfiction.net juga, lho. Dukung aku juga di sana, ya! Kalian bisa cari dengan keywoard ' Akashi Seisa II'.

Terima kasih banyak! Aku sayang kalian, readers. <3

MODUS [GiyuuTan: END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang