Penasaran

5.6K 708 93
                                    

Giyuu menutup bukunya setelah selesai mengerjakan tugas dari guru yang tidak masuk kelas hari ini. Salah satu tangan bertumpu di atas meja dan menahan dagunya. Ia menoleh ke arah jendela yang langsung mengarah pada lapangan. Di sana ia bisa melihat Tanjirou tengah tertawa bahagia dengan teman-temannya karena permainan yang sedang dimainkan. Di sisi lain, Giyuu bisa melihat sahabat dekat Tanjirou yang bersurai kuning tengah merengek karena terus menjadi sasaran sahabat Tanjirou yang bersurai hitam keunguan dengan wajah cantik.

Dalam hati Giyuu sempat bertanya, ibunya mengidam apa sehingga anak laki-lakinya memiliki wajah cantik bak seorang wanita?

"Moshi, moshi." Shinobu berbisik di samping telinga Giyuu. Reflek membuat Giyuu sedikit menjauhkan diri dan menatap garang Shinobu.

"Apa maumu?"

Shinobu tersenyum, "Tidak, kok. Kami hanya penasaran."

"Kami?" ulang Giyuu tidak mengerti. Dahinya mengernyit.

Shinobu menunjuk beberapa orang yang sudah mengelilingi Giyuu dengan ekspresi berbeda-beda. Di sana ada, Kanroji, Iguro, Sanemi, Tokito, Uzui, Rengoku, dan Gyomei.

"Iya, kami." Jawab Uzui.

"Apa mau kalian?" Tanya Giyuu.

"Apa hubunganmu dengan Kamado my boy?" Rengoku bertanya dengan semangat.

Giyuu kesal. Bisa-bisanya Rengoku menyebut Tanjirou-nya dengan sebutan 'my boy'. Tapi, dia tetap diam. Namun, dipikir-dipikir dia juga siapanya Tanjirou?

"Ke-Ketika aku dan Iguro-san pulang, aku sering melihat Tomioka-san pulang bersama Tanjirou-kun." Ujar Kanroji yang diangguki oleh Iguro.

"Bahkan kau sering menemaninya berlatih, lho, Tomioka-san." Ujar Shinobu dengan tersenyum.

"Apa kalian memiliki hubungan khusus yang elok?!" Tanya Uzui.

Giyuu masih diam. Dia tidak tahu kalau akan diberi pertanyaan beruntun tanpa henti dari temannya.

"Semoga hubunganmu berjalan lancar, Tomioka." Ujar Gyomei.

"Jadi, kau berpacaran dengan Tanjirou?" tanya Tokito dengan tenang.

Giyuu lelah. Bisakah ia loncat saja dari jendela kelas yang berada di lantai 3? Tapi, bagaimana jika dia sedang sekarat di rumah sakit, Rengoku mengambil Tanjirou-nya? Tidak! Itu tidak boleh terjadi! Giyuu tidak akan memaafkan siapapun yang mengambil Tanjirou darinya, sekalipun itu temannya.

Sedangkan disisi lain, tempat di mana Tanjirou berada.

"Nee, Tanjirou." Panggil Zenitsu.

"Ada apa?" Seperti biasa, Tanjirou meladeninya dengan senyuman ramah dan suara yang tenang. Ia menoleh ke arah Zenitsu.

"Aku penasaran." Katanya, "Apa hubunganmu dengan Tomioka-senpai?"

Tanjirou terdiam. Gerakannya berhenti untuk mengambil botol minumnya. Ia menoleh ke arah Zenitsu.

"Hanya adik dan kakak, saja, kok. Seperti pada umumnya." Tanjirou tertawa garing ketika menjawab, membuat Zenitsu menatap curiga.

"Pasti kau punya hubungan dengan kakak bermuka teflon itu, kan, Gonpachiro!" tuduh Inosuke.

Tanjirou gelagapan. Kepalanya menggeleng sekuat tenaga. Kedua tangannya pun ikut bergerak.

"Ti-Tidak, kok!"

Zenitsu masih menatap selidik. Sedangkan Inosuke, dia sudah berada di dunianya sendiri dengan makanan dan minuman.

"Soalnya, ya, Tanjirou." Zenitsu menatap langit. Tanjirou memperhatikan dari samping. "Kalian itu benar-benar seperti perangko. Beberapa kali aku melihat Tomioka-senpai itu tersenyum ketika bersamamu, bahkan, melakukan skinship denganmu. Entah itu mengusap pipi, pucuk kepala atau yang lainnya."

Tanjirou terdiam. Mencerna dengan baik penjelasan dari sahabat bersurai pirangnya.

Jika dipikir-pikir, memang benar, Giyuu selalu melakukan skinship dan tersenyum padanya. Bahkan, menatapnya lembut. Tanjirou pikir, itu adalah hal wajar karena Giyuu menganggapnya sebagai adik kelas kesayangan. Tapi, kenapa dadanya begitu sakit ketika ia mengatakan bahwa dirinya hanya sebatas adik kelas kesayangan?

Tanpa sadar, Tanjirou memegang dadanya yang terasa nyeri.

Ada apa denganku? Tanya Tanjirou dalam hati.

"Tanjirou?" Zenitsu memanggil sahabatnya itu yang tiba-tiba melamun.

MODUS [GiyuuTan: END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang