AUTHOR POV
Ketiganya duduk di sofa ruang tengah. Mira duduk di dekat Win sambil memijat lengan Win yang sakit akibat perbuatan Bright.
Bright duduk di seberang menatap mereka dengan nyalang mata elangnya, Bukan mereka tapi.... Win.
Tanpa sengaja mata keduanya bertemu dan entah apa yang mendorong Bright langsung mengalihkan pandangannya dengan cepat, detik kemudian Bright bangkit dari tempatnya.
"Kamu mau kemana" ucap Mira menahan pergerakan Bright.
"Bersiap, aku mau ke kantor"
"Kamu baru pulang Bright bisa tidak kamu---"
"Aku sibuk Mae" potong Bright menghentikan ocehan ibunya.
Win hanya diam memperhatikan perdebatan antara ibu dan anak itu.
"Setidaknya kamu harus minta maaf pada Win" langkah pertama Bright terhenti, ia memutar bola matanya malas dan tanpa berpaling berkata
"Maaf" dengan datar lalu melangkah pergi.
Win hanya terdiam, dia tidak tau harus berekspresi apa. Bright yang dulu pasti akan meraih tangannya dan meminta maaf sambil menangis tapi sekarang?.
Win tidak bisa bertingkah sedih atau kecewa karena Mira ada di dekatnya ini tidak akan bagus, Win hanya tersenyum pasrah.
.............................................................................................................................
"Uuuuuum.... Enak sekali persis dengan buatan Pim" puji Mira sembari mencicipi masakan yang Win buat tadi pagi sebelum insiden itu tentunya.
"Tidak Bi, buatan Mae lebih enak dari buatan ku,hehehehe" mata Win kini tertuju pada satu piring nasi lagi yang masih belum tersentuh. Mira seolah tau semua isi fikiran Win dan dia menyarankan...
"Kamu mau mengantarkan Phi Bright Sarapannya?" Sontak Win kaget juga bingung menjadi satu itu terlihat jelas di wajahnya.
"Ha?"
"Tidak apa Win, kamu bawakan saja kekamar Phi mu, oh satu lagi" mata Win mengikuti arah Mira yang bangkit dari tempat duduknya.
Mira memberikan kode dengan menarik jarinya agar Win datang mendekat dan Win pun menurut saja, mereka berdiri di depan mesin kopi modern yang dimiliki keluarga kaya itu.
"Phi Bright tidak suka kopi instan, jadi lebih baik dari sekarang kamu belajar menakar dan membuatkan kopi untuk Phi mu ya sayang. Biar nanti kamu bisa berbakti pada suamimu"
"Ha?" Bingung Win mendengar kata terakhir Mira dan tidak mendapatkan penjelasan apapun dari wanita itu.
"Jadi takarannya segini, tidak boleh terlalu manis atau terlalu pahit"
"Susah sekali Bi" ucap Win mengerutkan bibirnya.
"Tidak apa sayang, perlahan lahan nanti kamu juga bisa, ayo sekarang bawakan makanan dan kopinya ke kamar Phi Bright" Mira mendorong-dorong Win agar segera bentindak sesuai rencananya.
Win hanya bisa pasrah di perlakukan seperti itu tapi sejujurnya dia sangat takut juga khawatir berfikir bagaimana jika Bright akan marah padanya seperti tadi, namun dia juga benar-benar ingin melihat laki-laki itu.
Lagi......
karena kerinduan Win selama bertahun-tahun belum cukup terobati.
Di depan pintu kamar Bright, Win menarik nafas panjang dan menghembuskannya mantap.
"Toktoktok....." tidak ada respon
"Toktok....Phi Bright?? Ini aku Win" masih sama
"Phi bibi memintaku membawakan mu sarapan" masih tidak di respon. Akhirnya Win coba menggoyangkan knop pintu dan ternyata tidak terkunci pintu terbuka lebar dan menampilkan kamar Bright yang sangat besar juga mewah namun tak ada laki laki itu di dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me down ( END )
Romansabright dan win adalah teman masa kecil yang manis. namun saat dewasa dia berubah. sangat mengecewakan. *note : ini karya BL pertama ku, huhuuuuu... i cant handle it terlalu uwu ama BrightWin. Gak tau deh klian suka apa gak... *update dua kali semin...