Chapter 5

1.9K 146 24
                                    

Bagitu Kakashi-sensei pergi dari hadapanku, aku langsung berlari menuju flatku, aku langsung masuk kedalam dan saat menutup pintu, tiba-tiba kakiku lemas dan aku langsung jatuh tersungkur didepan pintu, kenapa hatiku begitu sakit ketika sensei berkata seperti itu? Kenapa rasanya lebih sakit daripada ditinggal Sasuke tanpa kepastian, kenapa rasanya lebih sesak daripada ketika tau bahwa Sasuke mau membunuhku dulu, kenapa rasanya sangat kosong melebihi rasa kosong yang tercipta ketika Sasuke pergi untuk berkelana, apa ini artinya kedudukan Kakashi-sensei dihatiku jauh lebih tinggi dari pada Sasuke-kun
Hujan diluar sana seolah mewakili perasaanku yang sedang tak bahagia, aku begitu bingung dengan apa yang kurasakan.  Aku sama sekali tidak pernah berpikir bahwa aku akan menyukai mantai sensei ku sendiri, tapi sekarang kenyataan seolah-olah menikamku, aku tak bisa berbohog lagi, aku tak bisa lari lagi.  Aku harus jujur dengan perasaanku saat ini.  Aku menyukai Kakashi-sensei dan bentuk kemarahanku padanya adalah karena aku cemburu.  Aku cemburu ketika mengetahui bahwa Anko-sensei begitu mendambakan Kakashi-sensei dan selalu bergelayut manja di lengan Kakashi-sensei, aku cemburu karena Kakashi-sensei tidak mencoba untuk menjelaskan pada semua orang bahwa dia dan Anko-sensei tidak memiliki hubungan yang spesial.  Kenapa aku tak bisa jujur?  Tangisanku terus menjadi tetapi tertutupi dengan suara hujan yang sangat deras.  Saking capeknya menangis sampai-sampai aku tak lagi sadar bahwa alam mimpi telah menjemputku
Aku terbangun dengan tubuh yang pagal, kenapa aku harus tidur di lantai depan pintu? Kenapa aku tak mengganti pakaianku semalam? Ahh, aku baru ingat, semalam aku sibuk menangis sampai-sampai ketiduran di lantai.  Aku segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diriku, saat aku menatap cermin, aku kaget betapa berantakannya aku, rambut acak-acakan, mata yang sembab, dan bekas air mata hampir memenuhi seluruh wajahku.  Aku segera bergegas menyelesaikan ritual pagiku. Kupoleskan sedikit bedak di wajahku, dan kupakai eyeshadow sedikit di mataku agar tak begitu kelihatan bengkak pada mataku.
Masih pagi seperti ini rumah sakit sudah sangat ramai, pasti hari ini akan sangat melelahkan
"Selamat pagi Sakura-san" ucap Mikoto, asistenku
"Selamat pagi Mikoto-chan, apa sudah ada pasien yang harus ku tangani?" tanyaku pada Mikoto
"Hanya beberapa pasien Sakura-san" ucap Mikoto yang membuatku sedikit bernafas lega, sebelum aku memasuki ruanganku, Mikoto berujar
"Sakura-san ada titipan dari Sizune-sama, katanya kau harus mengontrol kesehatan Kakashi-san sebentar, makanya Sizune-sama menyuruhku hanya menerima beberapa pasien saja untuk Sakura-san" ucapan Mikoto benar-benar mengejutkanku, bagaimana aku bisa melupakan fakta yang terus menganggu pikiranku.  Padahal semalam aku dan Kakashi-sensei bertengkar hebat dan sekarang kami harus bertemu.  Akan seberapa canggungnya kami nanti
"Apa Sizune-san memberitahukan apakah aku yang harus menemui Kakashi-sensei atau dia yang akan datang kemari?" tanyaku untuk menutupi keterkejutanku
"Kata Sizune-sama, kau yang harus pergi menemui Kakashi-san dirumahnya, Sizune-sama sudah memberikan jadwalnya padaku" ucap Mikoto sambil memberikan jadwal rutin pemeriksaan Kakashi-sensei
"Baiklah, ijinkan pasien masuk saja Mikoto-chan" ucapku akhirnya.  Setelah aku menangani semua pasienku, aku segera beranjak.  Kau harus bersikap profesional Sakura.  Pekerjaan dan hubungan pribadi sama sekali tidak mempunyai hubungan apa-apa jadi jangan kau sangkut pautkan.
"Mikoto-chan, aku harus pergi untuk menemui Kakashi-sensei, karena pekerjaanku hari sudah selesai, kau boleh pulang juga" ucapku yang membuat Mikoto terlihat senang
"Terima kasih Sakura-san" aku langsung melangkahkan kakiku ke apartemen Junin terbaik Konoha yang sebenarnya ingin ku hindari, langkah kakiku terasa berat, tapi kenapa tersas sangat cepat. Karena sekarang aku sudah berdiri di depan rumah copynin no Kakashi.  Keraguan masih menyelimuti pikiranku.  Bersikaplah profesional Sakura.  Aku langsung melangkahkan kakiku. Tidak.  Aku tidak bisa.  Aku langsung berbalik.  Tapi aku bisa diamuk Sizune-san, aku kembali melangkahkan kakiku menuju pintu Apartemen Kakashi-sensei.  Ketika sudah berada didepan pintu. Aku masih ragu untuk mengetuk. Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengetuk, belum sempat mengetuk pintu sudah terbuka menampilkan Anko-sensei dengan wajah yang muram dan sedih, tapi ketika dia melihatku, ekspresinya langsung dia rubah mejadi senyum ramah sementara tanganku masih mengambang diudara
"Sakura-chan? Kenapa kesini? Mencari Kakashi?" tanya Anko-sensei bertubi-tubi, aku langsung menurunkan tanganku
"Iya sensei, aku di mintai tolong oleh Sizune-san untuk mengontrol kesehatan Kakashi-sensei" sedangkan sang empunya Apartemen hanya menatap kami dari belakang Anko-sensei dengan ekspresi wajah datar dan dingin, bulu kudukku sampai berdiri melihat tatapan sensei yang tidak seramah dulu padaku
"Baiklah kalau begitu, ku tinggal yah Sakura, sampai jumpa" kepergian Anko-sensei membuat suasana semakin dingin dan canggung
"Masuklah" ucap sensei begitu dingin.  Aku tak mau dia bersikap begitu padaku, tapi apa aku harus mengutarakan perasaanku yang sebenarnya.  Aku malu. 
"Sizune sudah memberitahukan semuanya padaku, jadi kau bisa melakukan dengan cepat" ucap Kakashi-sensei tidak mau menatapku, dan langsung membuka atasan pakaiannya.  Tentu saja tidak dengan masker bodohnya
"Sensei, aku.." belum sempat aku menyelesaikan kalimatku dia langsung memotong
"Tolong cepatlah Sakura, aku masih harus keluar" dia langsung memunggungiku, aku sudah tidak tau harus berkata apa lagi, aku langsung melaksanakan tugasku untuk memeriksa dirinya.  Sudah jengkel aku dibuatnya.  Bolehlah dia marah, tapi nadanya dan perkataannya seolah-olah mengusirku.  Aku tidak suka.  Setelah selesai melakukan pemeriksaan, aku mencoba dengan sabar berujar
"Sensei, aku tau kau marah, tapi aku juga merasa dibodohi jika kau hanya menjelaskannya padaku tapi tidak pada orang lain" akhirnya aku bisa menyelesaikan kalimatku, dia masih tidak menatapku
"Tidak perduli kau percaya atau tidak Sakura, karena aku baru menyadari, untuk apa kau kuberitahu kejujuran, padahal kau hanya mantan muridku saja.  Tolong pergilah Sakura, aku masih ada urusan yang lain" ucapnya tanpa menoleh sedikitpun.  Aku kesal.  Secara tak langsung aku diusir olehnya.  Aku langsung pergi meninggalkan apartemennya tanpa berpaminatan dan sedikit membanting pintu apartemennya, supaya dia tau bahwa aku marah padanya.
Aku berjalan pulang sambil terus memikirkan kejadian tadi, benar-benar membuat aku kesal sampai di ubun-ubun.  Aku kan hanya mau dia jujur pada semuanya jika memang mereka berdua tidak mempunyai hubungan apapun.  Kesal. Benar-benar kesal. Akhirnya aku mampir di kedai Ichiraku ramen.  Teringat Naruto jika melewati tempat ini. Naruto dengan segala kebawelannya dan tingkah lucunya.  Andai ada Naruto disini pasti aku akan melampiaskan semua kekesalanku padanya. Sesudah makan, aku langsung pulang.  Ingin beristirahat dengan tenang, dan tidak memikirkan pria beruban tadi yang benar-benar membuatku kesal. Urusan di sore hari seperti ini? Urusan apanya. Dasar. 
"Forhead" ucap seseorang yang sudah kuketahui dari suara dan panggilannya padaku
"Ada apa pig?" tanyaku setelah sang empunya suara sampai disampingku
"Ikut denganku yuk" aku menoleh padanya
"Kemana?" tanya Sakura
"Ternyata kau memang pelupa yah, kan kita sudah janjian dengan Kakashi-sensei dan Anko-sensei kalau kau lupa, mungkin juga ada teman-teman kita yang lain, ini juga kan merupakan acara untuk merayakan keberhasilan acara amal kita Forhead" ucap Ino panjang lebar.  Aku lupa. Benar-benar lupa. Jadi maksud Kakashi-sensei dengan 'Banyak urusan'nya itu acara ini. Berminat sekali dia. Baiklah sensei kuladeni kau. 
"Baiklah. Ayo kita pergi Ino" ucapku menarik Ino, ke tempat perkumpulan acara.
Sampai di tempat acara, ternyata memang sudah dipenuhidengan ninja-ninja yang terlibat dalam acara amal. Panitia acara amal.  Dan yang paling mengejutkan adalah
"Saku, lihat Kakashi-sensei.  Sungguh keajaiban dia bisa tepat waktu" ucap Ino terkagum-kagum, aku hanya memutarmataku malas
"Ayo Forhead kita bergabung dengan mereka" ucap Ino yangbergantian menarik tanganku.
"Halo semuanya, maaf kami sedikit terlambat" ucap Ino
"Tidak apa-apa Ino-chan, silakan duduk, tempat duduk ini memangdikosongkan bagi Kunoichi Konoha yang cantik" ucap Anko-sensei
"Terima kasih Anko-sensei" ucapku, aku dan Ino langsung duduk di tempatyang telah disediakan.  Ino sengaja membuatku duduk berhadapan dengan Kakashi-sensei dan dia hanya menatapkujail. Dasar kau pig.  Memang salah bercerita padanya. 
"Ayo semua kitarayakan keberhasilan kita.  Dan teruntuk Hatake Kakashi, sebagai ketua panitia, kau melakukan yang terbaik, ayo kita bersulang"  ucap Anko-sensei yang di setujui oleh semua orang sambil mengangkat gelas sake.  Aku juga mengangkat gelasku tapi langsungdicegah Ino
"Maaf semuanya. Sakura tidak boleh minum sake nanti dia mabuk.  Dia tidak bisa mentolerir minuman beralkohol" ucap Ino yang benar-benar membuatku malu
"Tidak.  Aku akan minum.  Aku sudah dewasa pig, aku sudah bukan anak kecil lagi" ucapku dan langsung menandaskan sake yang ku pegang dan rasa panas langsung menguasai kerongkonganku tapi ada sedikit rasa manis.  Semua orang menatapku tak terkecuali pria berambut silver yang duduk di depanku dengan pandangan khawatir.  Tapi setelahnya mereka semua bersorak
"Wah, Sakura-san memang hebat" ucap Kiba. Aku yang senang karena mereka memujiku langsung menumpahkan minuman lagi
"Sudah Sakura, kau tidak boleh minum lagi" ucap Ino khawatir
"Sudahlah Ino aku bisa. Lebih baik kau nikmati minumanmu saja" ucapku dan langsung meminum sake di gelasku lagi.  Tiba-tiba pandangan mataku tertuju lurus pada pria silver didepanku.  Dia memandangku intens.  Aku langsung membuang pandanganku kearah lain.  Kenapa rasanya berbeda? Ah mungkin efek minuman yang kuminum.  Kulihat semuanya menikmati acara ini.  Bahkan adayang sudah mabuk tapi ku akui Ino adalah perempuan kuat yang bisa mentolerir alkohol selagi Ino masih sibuk dengan yang lain kutuangkan sekali lagi sakekedalam gelasku, ketika aku mau meminumnya seseorang menahan lenganku
"Sudah cukup" ucap pria didepanku dengan pandangan mata yang lurus menatapku
"Tidak" ucapku sambil mencoba melepaskan tanganku, tapi kenapa rasanya tangaku lemah sekali,pandanganku juga sedikit berputar
"Sudah cukup Sakura" ucapnya lagi denganintonasi yang lebih dalam, menunjukkan bahwa dia tidak bercanda dan tidak ingin dibantah.  Kualihkan pandanganku kesekeliling ternyata mereka sibuk dengan urusannya masing-masing, tidak ada yangmemperhatikan aku dan Kakashi-sensei, tapi sekali lagi ku coba untukmelepaskan tanganku
"Apa urusanmu? Urusi urusanmu sendiri sensei" ucapkutak mau kalah, ku tatap dengan sengit dirinya. Ketika aku mau mencoba meminum sake ku lagi dia langsungmerebutnya dan meminumnya
"Kau sudah mabuk. Kuantar kau pulang" ucapnya seraya berdiri dan mengitari meja berdiritepat dibelakangku dan menarik tanganku
"Lepaskan aku" ucapku memberontak
"Maaf semuanya, aku harus mengantarkan gadis muda yang sedang mabuk ini pulang" ucap Kakashi-sensei tidak memperdulikan penolakan ku
"Kakashi-kun tunggu" ucap Anko-sensei
"Cukup Anko, aku sudah muak.  Kuberikan kau kesempatan untuk menjelaskan,tapi kau sama sekali tidak menggubrisnya. Jadi aku mohon jangan membuatku muak. Sekali lagi kutekankan KAU BUKAN PACARKU" ucap kakashi-sensei didepan semua orang, orang-orang yang ada di situ langsung memandang kearahKakashi-sensei dan Anko-sensei bergantian, tak terkecuali Ino.  Sebelum banyak yang berkomentar Kakashi-sensei langsung menarikku
"Ino, kau pulanglah dengan Sai" tak menunggu jawaban Ino Kakashi-sensei langsung beranjak pergi.  Aku hanya bisa menatap Ino yang mengangguk dan semua yang menoleh ke arah kami. Dan juga rawut kesedihan Anko-sensei begitu tergambar jelas diwajahnya.  Setelah cukup jauh dari tempat acara itu, aku berusaha melepaskan tanganku
"Kau!" kutuding dia dengan jariku menunjuk-nunjuk dia dengan tidak sopannya.  Aku mabuk ternyata. 
"Kenapa kau bersikap seperti itu hah?" tanyaku sensi, dia hanya menatapku dan kembali menarik tanganku
"Kau mabuk Sakura" ya, aku tau aku mabuk, tapiiii
"Tunggu sebentar" ucapku menghentikan langkahku membuatnya menoleh menatapku
"Aku bisa pulang sendiri" ucapku
"Kuantar kau pulang Sakura, kau tidak dalam kondisi untuk pulang sendiri,aliran cakramu kacau karena kau mabuk" ucap kakashi-sensei lagi
"Aku bisa pulang sendiri dan bukannya kau sedang marah padaku?" ucapku sengit
"Terserah kau saja, kau sunggu keras kepala" ucap Kakashi-sensei yang sepertinya sudah lelah berdebat denganku
"kenapa kau berkata begitu didepan semuanya?" tanyaku akhirnya.  Rasa penasaran ini benar-benar besar.
"Bukankah kau yang memintanya?" benar juga tapi kenapa dia turuti
"Bukankah aku hanya mantan seito mu?" tanyaku lagi
"Tapi kau berharga bagiku, dan aku tidak mau kita berdiam-diaman seperti tadi" apa katanya? Aku berharga untuknya? Apakah ini bualannya saja?
"Jangan mengombal senseiitu tidak mempan kepadaku" dia menatapku serius
"Aku serius Sakura, apakah kaupernah melihatku bercanda, aku tidak mau kau salah paham dan mengira yang tidak-tidak" kenapa rasanya dia benar-benar tulus. Hatiku terbang rasanya.  Tidak boleh. Dia tidak mengatakan menyukaimu Sakura.
"Jangan-jangan kau mengatakan semua ini kepada setiap wanita yang kau temui" ucapku
"Sakura, kenapa sangat sulit untuk membuatmu percaya padaku?" tanyanya memelas
"karena kau pernah berbohong padaku, ah tidak, karena kautidak mau jujur pada yang lain, seharusnya kau juga jujur pada yang lain sensei sudahlah" ucapku dan melepaskan pegangannya padaku dan mulai berjalan melewatinya, belum juga beberapa langkah di depannya kurasakan badanku mulai oleng pandanganku mengabur dan tiba-tiba gelap menjemputku.

Is This Destiny? ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang