Ino sampai didepan flat Sakura dan terus-terusan mengetuk pintunya
"Sakura buka pintunya, kau harus menjelaskan padaku kenapa kau pergi begitu saja" Ino terus membuat keributan didepan flat Sakura, sehingga membuat sang empunya risih dan akhirnya membukakan pintu rumahnya
"Aku sedang ingin sendiri Ino" ucap Sakura, tapi lagi-lagi Ino langsung menerobos masuk
"Tidak. Kau harus menjelaskna padaku terlebih dahulu" ucap Ino sambil melangkah keruang tamu Sakura
"Eh sebentar, sebelumnya ayo kita beli cemilan, cemilan yang ada diatas mejamu sudah habis" Ino langsung menarik Sakura
"Ino, aku capek" Sakura terus menolak
"Sakura, setiap masalah harus diceritakan, agar yang empunya masalah menjadi lebih ringan. Aku akan menginap disini dan kau harus bercerita. Titik. Aku tidak menerima penolakan, karena aku sahabatmu" Sakura masih bingung, karena apakah dia harus berbagi cerita pada Ino? Sakura takut mulut besar Ino membuat Sakura tidak punya muka lagi untuk bertemu orang luar, tapi jika dipendam sendiri, benar kata Ino ia harus membagi masalahnya agar bisa terasa lebih ringan.
"Ayo pergi beli cemilan" Sakura akhirnya menampilkan senyum di wajahnya yang sedari tadi terlihat kusut.
"Sakura, pokoknya kau harus cerita padaku, kenapa kau langsung pergi tadi tanpa banyak bicara lagi" Sakura hanya memutar bola matanya malas
"Aku memang tidak secerewet dirimu Ino" ejek Sakura akhirnya
"Yah, tapi kau juga tidak sependiam tadi" bela Ino. Ino dan Sakura sudah dalam perjalanan pulang setelah membeli beberapa camilan untuk mereka makan sebentar.. em.. Ino maksudnya. Ino membeli banyak sekali camilan karena ia tau cerita Sakura tidak akan singkat, karena ia akan memaksa Sakura untuk menceritakan semuanya.
"Eh Saku, kau lihat disana, mereka benar-benar berpacaran kan?" ucap Ino seraya memegang kepala Sakura dan mengarahkannya ke arah rumah Anko. Sakura benar-benar terkejut dan hatinya begitu sakit. Dia melihat Anko dan Kakashi yang sedang berpelukan dengan mesra. 'Apa katanya? Tidak berpacaran? Dasar pembual, semua laki-laki itu sama hanya mengumbar janji saja tidak ada yang benar-benar tulus. Tapi kenapa hatiku sakit? Kenapa aku tidak suka melihat mereka bersama? Aku tidak mungkin cemburu' Sakura kembali larut dalam pemikirannya sendiri tak menghiraukan Ino yang lagi-lagi menatap Sakura yang terdiam. Ino akhirnya menggoyangkan lengan Sakura supaya Sakura tersadar
"Kau kenapa terdiam lagi?" tanya Ino penasaran
"Tidak, aku hanya terkejut" elak Sakura "Ayo kita hampiri mereka" ucap Ino tiba-tiba sambil menarik tangan Sakura mendekat ke arah rumah Anko
"Pigggg" ucap Sakura pelan, tapi tidak di dengarkan oleh Ino.
"Hay Kakashi-sensei Anko-sensei, kalau mau bermesraan jangan di jalan seperti ini, kan kami jadi iri, silahkan masuk rumah saja agar tidak ada yang mengganggu" ucap Ino sambil tertawa jail, sedangkan Anko sudah tersipu malu
"Ah Ino-chan Sakura-chan kalian melihat kami bermesraan yah, maaf yah, soalnya aku sudah begitu kangen sama Kakashi padahal baru bertemu, begitulah kalau sedang dimabuk cinta" ucap Anko tidak tau malu, seakan-akan dirinya dan Kakashi memang punya hubungan khusus.
"Melihat sensei yang sepertinya sangat bahagia, kami turut berbahagia sensei, ah sayang sekali kemarin aku tidak sempat menunggu di bar, pasti kalau aku tidak buru-buru pulang, aku pasti berjumpa dengan Anko-sensei" ucap Sakura akhirnya, setelah keterdiaman yang cukup lama.
"Iya sayang sekali Sakura-chan, ya sudah lain kali kita pergi bersama saja, bagaimana Kakashi-kun Ino-chan? Kita ajak yang lain juga" ucap Anko bersemangat
"Benar sensei, bagaimana kalau lusa, karena lusakan weekend sekaligus kita rayakan suksesnya acara amal kita tadi, benar kan sensei?" ucap Ino menyetujui sambil menatap Kakashi
"Terserah kalian saja" ucap Kakashi yang sedari tadi hanya diam saja sambil terus menatap Sakura. Sakura sendiri memilih untuk menghindari tatapan Kakashi. 'berarti benar. Sensei berpacaran dengan Anko-sensei, kenapa dia tidak menolak saat Anko-sensei begitu mesra kepadanya. Sakura kau bodoh karena kau percaya padanya' Ino langsung menyahut
"Baiklah, sudah diatur dan sensei tidak boleh terlambat. Kalau begitu kami pulang dulu sensei. Jaa-ne" ucap Ino melangkah pergi diikuti Sakura. Sakura masih tak mengerti kenapa dirinya tak rela jika Kakashi benar-benar berpacaran dengan Anko? Kenapa dia tak terima kalau Kakashi berbohong padanya. Padahal itu hak Kakashi untuk berkata jujur maupun bohong.
Sesampainya flat Sakura, Ino langsung menyerbuh Sakura dengan berbagai pertanyaan
"Sakura ayo cepat ceritakan" serbu Ino. Sakura sebenarnya masih bingung, tapi dia juga tidak bisa memendamnya sendri, tapi apakah harus dia bercerita pada Ino si ratu gosip.
"Oke aku akan ceritakan, tapi kau harus berjanji untuk tidak menjadikan ceritaku bahan gosip Ino, jangan di umbar keluar. Hanya kau dan aku yang tahu" jelas Sakura sebelum bercerita
"Baiklah, aku tak cerita pada siapapun, aku berjanji" ungkap Ino dengan begitu serius.
"Oke, jadi sebenarnya, aku tidak tau kenapa dengan perasaanku Ino, aku bingung dan memikirkan tentang perkataanmu kemarin, soal melupakan Sasuke dan mencoba membuka hati untuk pria lain, kemarin saat pulang dari bar aku bertemu Kakashi-sensei dan dia mengantarku pulang. Saat dia akan pergi dia juga berkata hal yang sama denganmu.." belum selesai Sakura bercerita Ino langsung memotong
"Benarkan kataku, kau harus membuka hatimu untuk yang lain Sakura jangan hanya terpaku pada Uciha Sasuke" Ucap Ino.
"Pig aku belum selesai bercerita" ucap Sakura bosan
"Ya anjutkan lanjutkan" Ucap Ino sambil memakan camilan
"Aku terus kepikiran tentang itu Ino. Dan... dan.. dan.." Ino jengkel mendengar Sakura yang tak kunjung menyelesaikan ceritanya
"Dan apa Sakura, ayo dong cepat bilang, jangan digantung" ucap Ino
"Oke. Dan kemarin Kakashi-sensei bilang kalau dia tidak berpacaran dengan Anko-sensei tapi tadi disaat Anko-sensei mendeklarasikan hubungan mereka, dia sama sekali tidak membantah, dan aku tidak tau kenapa hatiku jadi sakit, seperti ditusuk Ino, apakah ada yang salah denganku?" Ungkap Sakura, sedangkan Ino mulai melongo dan berujar
"Kau menyukai Kakashi-sensei" ucap Ino, singkat, padat, dan jelas.
"Kau gila pig, mana ungkin aku menyukai mantan sensei ku sendiri. Itu tidak mungkin" ino memutar otak untuk menyadarkan Sakura akan perasaannya
"Terus kalau kau tidak menyukai Kakashi-sensei, kenapa hatimu sakit melihat sensei mesra dengan wanita lain, marah ketika dia tidak mengelak tentang ungkapan Anko-sensei mengenai hubungan spesial mereka, dan terdiam ketika mereka bermesraan? Adakah kata-kata yang pas untuk menjabarkan perasaanmu pada Kakashi-sensei selain kau menyukai mantan sensei mu itu forhead?" jelas Ino panjang lebar
"Tapi Pigggg" Sakura kehabisan kata-kata, dia tak tau harus berkata apa lagi, karena sebagian besar yang dikatakan Ino adalah kebenaran. Dan mungkin dia harus
"Jujur dengan perasaanmu sendiri Sakura, kalau memang sensei yang telah membuatmu lupa akan Sasuke, dan kau nyaman dengan sensei kau harus jujur dengan itu Sakura, jangan sampai kau terluka karena kesalahanmu sendiri kali ini" ucap Ino, yang membuat Sakura tidak mengerti apa maksudnya, sebelum Sakura bertanya lagi Ino langsung berujar
"Sudahlah, kau sudah capek, lebih baik kau beristirahat dan pikirkan masalah ini esok, ingat kita punya janji dengan sensei aku mau kau jujur dengan perasaanmu" ucap Ino akhirnya, benar kata Ino dia sudah terlalu lelah, lebih baik mereka beristirahat.
Masih terlalu pagi untuk gadis Yamanaka bangun, tapi tidak dengan gadis merah jambu yang berbaring disebelahnya, Sakura tidak tertidur karena memikirkan perkataan Ino semalam
"AAHHHHHHHHH" teriak Ino kaget karena baru saja terbangun dan menatap Sakura yang
"Forhead, kau menakutiku, ku pikir kau hantu. Kau tak tidur Sakura? Kantong matamu sebesar kantong mata panda tapi tak ada imut-imutnya sama sekali" ucap Ino yang membuat Sakura jengkel
"Aku tak bisa tidur pig, aku terus saja kepikiran omonganmu mengenai perasaanku, apakah aku benar-benar menyukai Kakashi-sensei?" tanya Sakura pada Ino. Ino menghela nafasnya dalam
"Saku, yang mengetahui bagaimana perasaanmu adalah dirimu sendiri bukan orang lain, tapi cobalah untuk memahami perasaanmu sendiri dan berusaha untuk jujur dengan perasaanmu Saku, itu saranku. Ayo kalau kau terus memikirkan itu, kau akan terlambat ke rumah sakit. Ingat kita banyak kerjaan Haruno Sakura" ucap Ino, untungnya Ino saat ini masih berpikir realistis, kalau tidak dia pasti sudah mendramatisir suasana.
Suasana ramai terlihat di rumah sakit konoha, para tenaga medis berlalu lalang untuk mengobati para pasien, begitu pula Sakura, ia yang harus mengobati para ninja yang terluka karena misi, walaupun perang dunia sudah berakhir dan tiap desa hidup dengan damai, tak ayal masih ada saja pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan dari damainya desa-desa ini.
"Sakura-chan, apa kau sibuk?" tanya Sizune yang tiba-tiba masuk dalam ruangan Sakura
"Ah Sizune-senpai, ada apa?" tanya Sakura yang terkejut kepala rumah sakit tiba-tiba ingin bertemu dengannya,
"Jadi begini, kau tau kan kesibukkan ku sebagai kepala rumah sakit, membuatku sedikit lalai akan tugas-tugasku yang lain, apalagi dalam mengontrol kesehatan para ninja elit senior" ucap Sizune sambil menggaruk tengkuknya
"Jadi apa yang bisa kubantu senpai?" tanya Sakura yang mengerti situasinya.
"Jadi begini, aku sudah membagi tugas para tenaga medis untuk mengontrol kesehatan ninja senior, dan kau mendapat bagian untuk mengontrol Hatake Kakashi, ku pikir kau akan semakin mudah mengontrol kesehatan Kakashi karena dia adalah mantan sensei mu yang notabennya sangat dekat denganmu" ucap Sizune yang membuat Sakura kaget setengah mati. Padahal dia berupaya sebisa mungkin untuk menghindari Kakashi, tapi kenapa dirinya malah ditugaskan untuk mengontrol kesehatan pria itu
"Kau tidak perlu melakukannya setiap hari Sakura-chan, kau hanya perlu melakukan pengecekkan 1 minggu 2x" ucap Sizune menjelaskan
"Aku masih punya banyak kerjaan, mohon bantuannya yah" ucap Sizune tuntas dan segera pergi meninggalkan ruangan Sakura tanpa mendengarkan jawaban dari Sakura terlebih dahulu.
"Bagaimana ini, itu artinya aku akan sering bertemu dengannya, bagaimana jika dia mengetahui bahwa aku mulai menyimpan perasaan padanya, bagaimana jika aku mengganggu hubungannya dengan Anko-sensei, bagaimana jikaaa.... Arghhhhh" Sakura sangat frustasi apalagi di tambah pemikirannya yang sudah melalang buana membuatnya sulit untuk berpikir, untungnya jam pulang tinggal sebentar lagi, jadi dia tidak perlu menerima pasien lagi, karena bila dia menerima pasien, pasti dia akan terbawa moodnya yang jelek dan bisa-bisa pasiennya lari karena amukan Sakura.
Perjalanan pulang ke flat terasa sangat lama bagi Sakura,pikirannya dipenuhi dengan ucapan Ino dan Sizune, dirinya tidak tau lagi harusbagaimana, dirinya ingin menolak, tapi dia juga ingin bertemu dengan Kakashi,dia enggan mengakui bahwa hatinya telah terbagi menjadi 2 yaitu untuk Uciha Sasuke dan Hatake Kakashi.
"Lagi-lagi melamun" Suara yang begitu dikenal Sakura membuat Sakura menoleh ke samping kanannya dimana orang yang dipikirkan, orangyang ingin di hindari, tiba-tiba muncul dihadapannya, membuat yang disapa terlonjak kaget
"Ap,,apa yang kau lakukan?" ucap Sakura terbata dengan pipi yang merahpadam, sedangkan yang ditanyai justru memberikan ekspresi bingung
"Aku? Aku hanya menyapamu dan tidak melakukan apa-apa Sakura" ucap Kakashi polos sambil menunjuk dirinya
"Kenapa wajahmu merah Sakura? Apa kau sakit?" Tanya Kakashi yang membuat Sakura lebih merah lagi, tetapi mengingat kebohongan Kakashi beberapa hari yang lalu membuat modd Sakura lebih drop lagi
"Tidak" ucap Sakura singkat dan ketus,
"Kau marah padaku?" tanya kakashi to the point
"Untuk apa aku marah padamu?" tanya Sakura masih dengan nada yang ketus dan berjalan sambil menatap lurus kedepan, sama sekali tidak mau melihat Kakashi, Kakashi akhirnya menahan lengan Sakura dan membutnya menghadap pada Kakashi
"Karena ucapan Anko berbeda dengan apa yang ku katakan" ucap Kakashi masih tetap menahan lengan Sakura, walaupun sang empunya lengan berusaha sekuat tenaga melepaskan lengannya tapi kekuatan Kakashi untuk menahannya jauh lebih besar
"Apa hubungannya denganku" bukan merupakan kalimat pertanyaan tapi pernyataan yangdilontarkan Sakura
"Lepaskan aku sensei, aku tidak mau Anko-sensei salah paham" ucap Sakura dingin sambil menatap lurus mata Kakashi
"Memangnya apa yang akan Anko lakukan?" tanya Kakashi masih tetap dengan wajahnya yang polos
"Dia pasti akan salah paham" ucap Sakura jengah
"Salah paham kenapa?" tanyaKakashi lagi, dan kali ini benar-benar membuat Sakura jengkel
"Kau berpacaran engannya Hatake Kakashi, dan aku tidak mau membuat Anko-sensei salah paham jika melihat kau memegang lenganku seperti ini. Tolong lepaskan" ucap Sakura begitu dingin dengan wajah memerah karena marah. Baru kali ini ia tidak memanggil Kakashi dengan embel-embel sensei melainkan nama lengkapnya yang membuat bulu kuduk Kakashi merinding, tapi dia tidak boleh lengah, dia harus menjelaskannya pada Sakura
"Sudah kukatakan Sakura dia bukan pacarku, dia memang menyukaiku tapi aku tidak, aku sama sekali tidak merasa bahwa aku berpacaran dengannya. Tolong percaya padaku Sakura"ucap Kakashi memelas, ingin Sakura percaya padanya bahwa ia dan Mitarasi Anko tidak berpacaran.
"Haruskah aku percaya sensei? Karena ketika kita berjumpa 2x kau bersama dengan Anko-sensei kau tidak pernah membantah hal tersebut. Kenapa kau hanya menjelaskannya padaku? Kenapa kau tidak menjelaskannya didepan orang lain? Apa kau berpikir hanya aku yang bisa kau bodohi?" ucap Sakura, yang membuat pegangan Kakashi dilengannya mengendur, hal ini tidak disia-siakan Sakura untuk pergi menjauh dari Kakashi. Sudah. Dia sudah mengeluarkan semua unek-uneknya. Hatinya terasa plong, tapi dirinya masih sakit hati karena Kakashi berbohong soal hubungannya dengan Anko, belum sepuluh langka ia berjalan menjauh dari Kakashi, lengannya kembali ditarik dengan kuat sehingga membuat tubuh Sakura oleng dan menabrak dada bidang pria berambut silver
"Aku tidak pernah menyukai Anko, apalagi berpacaran dengannya. Aku mengatakannya padamu karena kupikir hanya kau yang akan percaya padaku. Semua orang lebih percaya kata Anko daripada kataku, jadi aku sama sekali tidak mau membuang tenagaku untuk menjelaskan itu kepada mereka. Kupikir kau akan percaya padaku Sakura, ternyata kau juga seperti mereka, kau menyudutkanku bahkan menghindariku kau menjauhiku, aku kecewa padamu" setelah mengucapkan kalimat panjang yang jarang didengar banyak orang itu, Kakashi segera pergi meninggalkan Sakura yang terdiam ditempatnya, kakinya lesuh, tak kuat menopang tubuhnya. Dirinya membeku mendengar ucapan mantan sensei-nya. Apa yang ia lakukan salah? Apakah dia harus mempercayai Kakashi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Is This Destiny? ✅
RomansaKetika penantian panjang yang tak kunjung membuahkan kepastian, Sakura memilih jalannya sendiri, apakah dia akan memilih untuk bertahan atau merubah jalan? . . . . . . Cerita pertama dengan pair Kakasaku . . . Silahkan dibaca aja . . . . mohon maaf...