Siang ini terlihat seorang pria tinggi berambut perak melawan gravitasi berjalan menuju menara hokage. Dia berjalan dengan tangannya dalam saku celananya dan muka datar cenderung malasnya. Ada apa dia di panggil ke kantor Hokage? Setelah sampai dia langsung mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan Hokage
"Ah, Hatake, cepat juga kau, sudah banyak berubah eh?" ucap Tsunade
"Ada apa kau memanggilku kemari Tsunade-sama?" tanya Kakashi ti the point
"Tidak ingin berbasa-basi rupanya"
"Baiklah, aku mau kau menjadi penggantiku, sebagai Hokage" pernyataan Tsunade membuat mata Kakashi melebar. Terkejut
"Aku tidak bisa. Bukankah Naruto yang akan menjadi Hokage selanjutnya?"
"Naruto masih butuh banyak belajar, dan sampai saat Naruto siap, kau yang harus menggantikan posisiku. Aku sudah tidak bisa memipin desa. Perlu ada yang menggantikanku. Aku juga ingin hidup bebas. Terbebas dari semua berkas-berkas ini"
"Tapi aku tak bisa, aku tak mau. Kau merenggut kebebasanku Tsunade-sama"
"Kakashi, hanya kau yang mampu. Pikirkanlah. Terlalu banyak yang menginginkanmu menjadi penggantiku. Dan akupun demikian. Tolong Kakashi, hanya kau yang pantas untuk posisi ini"
"Tapi aku tak bisa" ucap Kakashi menolak
"Kau pasti bisa Hatake, perasaanmu pada Sakura buktinya?"
"Maksud anda?" Kakashi tidak mengerti, kenapa menyangkut-pautkan perasaanya pada Sakura dan menjadi Hokage
"Kau mengiklaskan perasaanmu, kau rela terluka, agar orang yang kau sayangi bahagia. Pemimpin seperti itu yang di inginkan warga Konoha Kakashi"
"Tapi.." belum sempat Kakashi selesai berbicara, Tsunade langsung memotong
"Kau pasti bisa, aku akan mendukungmu dan membantumu" ucap Tsunade meyakinkan
"Baiklah" ucap Kakashi sedikit terpaksa
"Baiklah, karena kau sudah setuju, acara penobatannya akan di lakukan 2 minggu lagi, lebih baik kau mempersiapkan diri" ucap Tsunade bahagia
"APA?!" Kakashi benar-benar terkejut. 2 minggu lagi? Sebegitu cepatkah?
"Apa itu tidak terlalu cepat?"
"Tidak. Itu sudah keputusan mutlak. Baiklah kau bisa pergi" ucap Tsunade tidak mau di bantah
Kakashi berjalan keluar dari menara Hokage, kenapa harus dirinya? Pertanyaan itu terus bermunculan dalam kepalanya. Tak terasa kaki-kakinya membawa dia ke atas tebing patung para Hokage, masih cukup jauh tapi dia bisa melihat sekelabat warna merah muda yang sedang duduk di tepi tebing. Sakura. Mungkin dia harus menyapanya dan mencoba mengiklaskan semuanya.
"Kenapa sendirian Sakura?" ucap Kakashi pada Sakura, sehingga membuat Sakura mendongakkan kepalanya menatap Kakashi. Kakashi menatap Sakura sambil tersenyum
"S-sen-sensei?" ucap Sakura terbata-bata
"Yo" ucap Kakashi seraya mengambil tempat duduk di samping Sakura
"Kau pasti masih memikirkannya. Gomene Sakura-chan membuatmu jadi kepikiran. Ku pikir aku akan mundur, karena mungkin perasaan mu padaku hanya sementara, karena kau membutuhkan sosok seseorang yang bisa menghiburmu, dikala kau sedang sedih. Aku akan selalu menjadi sosok itu bagimu Sakura, tapi bukan sebagai orang yang kau cintai. Karena orang yang kau cintai adalah Sasuke. Tunggulah dia Sakura, bukannya dia sudah membalas perasaanmu? Harusnya kau bahagia karena itu. Jangan pernah ragu lagi. Karena hatimu hanya untuknya. Jangan pikirkan perasaanku, karena aku pun akan melakukan banyak hal agar melupakan perasaan ini" ucapan Kakashi membuat air mata Sakura kembali jatuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Is This Destiny? ✅
Roman d'amourKetika penantian panjang yang tak kunjung membuahkan kepastian, Sakura memilih jalannya sendiri, apakah dia akan memilih untuk bertahan atau merubah jalan? . . . . . . Cerita pertama dengan pair Kakasaku . . . Silahkan dibaca aja . . . . mohon maaf...