"Mungkin kamu tidak mencinta, tidak juga mendamba.
Tapi aku tidak apa-apa."* * *
Gue berjalan santai memasuki ruang kelas, tersenyum bahagia.
Jadi, mulai hari ini dan seterusnya gue akan melaksanakan tekad gue untuk menjadi pacarnya Jericho.
Hehehe...
Doakan semoga berhasil ya teman-teman.
"Napa lo?" Tanya Tessa, bergidik ngeri menatap gue yang senyam-senyum sendiri.
"Gak apa-apa." Kata gue, duduk di depannya, masih sambil tersenyum.
"Pasti ada apa-apa, nih. Yakin gue." Kata Tessa.
Gue menolehkan kepala. "Penasaran ya? Cie... kepo banget sih lo."
"Ya pasti penasaran lah, kapan lagi sih lo pergi ke sekolah dengan perasaan bahagia? Biasanya cemberut mulu."
Gue tersenyum penuh rahasia pada Tessa.
"Apaan sih? Gak usah sok misterius gitu deh." Tessa memutar bola matanya malas.
"Sengaja, biar lo penasaran. Hahaha..." Gue tertawa lebar.
"Gak lucu, Mi. Udah deh, ada apa?"
"Ada deh... rahasia. Pokoknya lo liat aja nanti."
"Hmm... yaudah kalau gak mau cerita juga gak apa-apa," Tessa kembali sibuk pada handphonenya.
"Tessa ngambek? Baper?" Tanya gue, pura-pura panik.
"Kagaklah, ngapain gue ngambek, baper. Itu kan hak lo buat ngasih tau atau enggak. Dikasih tau syukur alhamdulillah, enggak dikasih tau juga gak apa-apa."
"Ya pokoknya lo tunggu aja deh." Gue kembali tersenyum misterius, menghadap depan.
"Berhubungan sama Jericho ya??" Tebak Tessa.
"Berhubungan gak ya?" Gue pura-pura berpikir.
"Udah ketebak, Mi. Kagak usah main rahasia-rahasiaan juga gue tau." Tessa tersenyum bangga, tebakannya berhasil.
"Iye-iye berhubungan sama Jericho." Gue mengecilkan suara.
Soalnya anaknya udah dateng, lagi tidur sambil dengerin musik.
"Lo mau ngapain?" Tanya Tessa kepo.
"Tadi katanya gak mau kepo."
"Gue cuma nanya."
"Ya pokoknya ada lah. Sekarang masih rahasia, entar juga lo tau."
Untuk ketiga kalinya, gue menyunggingkan senyum misterius.
"Terserah lo deh."
Gue kembali senyum-senyum sendiri, sambil memainkan handphone.
Ah, gak sabar banget!!!!
Gue benar-benar menunggu waktunya tiba.
Kira-kira reaksi Jericho gimana ya?
Seneng atau seneng banget?
Hmm... gue penasaran deh.
Ah, pokoknya gue gak sabar banget.
"Pagi, gorgeous. Gue seneng banget deh, udah disenyumin sama calon pendamping hidup di masa depan." Dipta yang baru masuk kelas, membalas senyum gue lebih lebar, duduk di sebelah gue.
"Idih, ge-er banget. Siapa yang senyumin lo." Gue memasang ekspresi jijik, melirik Dipta yang sedang menaruh tasnya di bangku sebelah gue. "Ngapain lo duduk di sebelah gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Analogi Rasa
Romance"Analogi dari sebuah perasaan adalah perasaan itu sendiri." ~ Jericho Ibrahim Dimara. Nama itu terkenal di seantero SMA Sang Saka. Sepak terjang Jericho sebagai pembuat keonaran tidak perlu diragukan lagi. Untungnya wajah Jericho punya tingkat kegan...