[ 7 ] Ekskul Favorit | JERICHO

11 0 0
                                    

"Aku tidak pernah meminta lebih dari ini.
Hanya lewat doa, perasaan ini teramini."

* * *

Bagi berandal kelas kakap kayak gue, memperbaiki nilai adalah sebuah keharusan.

Tapi, karena gue bego, bagaimana cara yang tepat untuk memperbaiki nilai?

Yup, satu-satunya cara untuk memperbaiki nilai di rapot adalah dengan mengikuti ekskul.

Dan sebagai anak berandal yang berniat untuk bertobat--tapi selalu gak berhasil--gue sangat amat mencintai ekskul yang gue geluti sejak kelas sepuluh.

Yaitu ekskul futsal dan band.

Gue bahkan terpilih menjadi kapten futsal di tim gue.

Hahaha...

Kayaknya kalau cewek-cewek pada demen sama gue, gak aneh deh.

Gue tuh kapten futsal, pamoritas dan kejagoan gue diatas lapangan udah gak perlu diragukan lagi.

Pantes aja cewek-cewek selalu meneriakkan nama gue kalau gue sedang menunjukkan aksi gue diatas lapangan.

Waktu yang paling pas untuk meneriakkan nama gue sekencang-kencangnya adalah pas classmeeting.

Duh, berasa jadi Chrsitiano Ronaldo versi KW-nya.

Tapi seriusan deh, sekali gue masuk ke lapangan, pasti langsung ada hype-nya.

Belum lagi, di ekskul band, gue berperan sebagai vokalis sekaligus gitaris.

Gue dan tiga teman band gue, Tommy, Firman, dan Gilang, membuat sebuah band diluar sekolah yang bernama Angelic Demons.

Dan kadang-kadang, kami menerima tawaran manggung di kafe-kafe atau restoran kalau lagi gak sibuk.

Cita-cita gue sih mau jadi penyanyi terkenal.

Apalagi yang kurang?

Penampilan gue udah sangat amat mendukung.

Skill gue juga bagus, gue bisa nyanyi, main gitar, dan bass.

Sialnya karena sekarang gue udah kelas 12, gue jadi gak bisa ikut ekskul lagi.

Sebenernya karena dilarang sama sekolah sih.

Pokoknya kalau udah kelas 12, kami harus fokus pada Ujian Nasional dan tetek bengeknya.

Jadi, bagi anak-anak kelas 12, ekskul sehari-hari ditiadakan dan diganti dengan pelajaran tambahan.

Rese banget gak sih?

Gue tuh bego dalam pelajaran, dan sekarang penyemangat gue tiap hari ke sekolah malah dihilangkan begitu aja.

Kan sialan!

"Jericho! Do you listen to me?" Tanya Mr. Matt, guru native speaker.

"Yes, I am." Jawab gue ogak-ogahan.

Jadi si Mr. Matt ini bule yang nyasar ke sekolah gue.

Selayaknya sekolah bergengsi lain yang punya pelajaran native speaking, di SMA Sang Saka juga ada.

Bulenya diimpor langsung dari Belanda.

Buat kalian yang gak tau, native speaking itu pelajaran bahasa inggris yang levelnya lebih tinggi daripada pelajaran bahasa inggris biasa.

Di sekolah ini, kalau pelajaran bahasa inggris biasa, yang ngajar guru lokal.

Kalau pelajaran native speaking, baru deh gurunya interlokal, alias dari luar negeri.

Analogi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang