[ 10 ] Menyatakan Perasaan (1) | DIPTA

7 0 0
                                    

"Tapi aku percaya diri,
Suatu saat perasaanku akan menuai janji ilahi.
Mungkin tidak saat ini,
Tidak juga di kemudian hari,
Tapi aku yakin, suatu hari nanti."

* * *

Gue melangkahkan kaki dengan santai ke dalam kelas.

Gue telah memantapkan hati.

Hari ini gue akan meminta Kimmy untuk jadi pacar gue.

Meskipun gue yakin 90% bakal ditolak tapi setidaknya gue punya 10% kepercayaan kalau dia akan menerima gue.

Setelah menunggu selama tiga bulan sejak pertama kali masuk kelas 12, ini adalah percobaan pertama gue untuk menyatakan perasaan gue kepada Kimmy.

Kalau gagal, berarti masih ada dua kesempatan lagi.

Kenapa cuma dua?

Ah, begini, gue percaya setiap orang punya tiga kesempatan dalam hidupnya. Kesempatan pertama adalah percobaan, jika gagal maka kesempatan kedua adalah pembuktian, jika masih gagal, maka di kesempatan ketiga, waktunya untuk berhenti.

Sebenarnya dari sejak gue pertama kali suka Kimmy, pas kelas 10 gue sangat amat ingin memakai tiga kesempatan yang gue punya.

Tapi gue selalu takut untuk mencobanya dan waktunya selalu gak tepat.

Jadi, sekarang, di kelas 12 adalah waktu yang pas untuk menggunakan tiga kesempatan yang gue punya.

Lagipula ini adalah tahun terakhir gue di SMA.

Gue akan memanfaatkan tiga kesempatan yang gue punya dengan sebaik mungkin.

Hari ini, tanggal 30 September, gue akan menggunakan kesempatan pertama gue.

Doakan semoga berhasil ya, teman-teman.

"Woi! Ceria banget lo? Kesambet setan?" Tanya Rio, menepuk pundak gue dari belakang.

Dia juga baru datang.

Kebetulan ruang kami bersebelahan pagi ini.

"Enggak apa-apa." Jawab gue.

Rio mengendus-ngendus leher gue.

"Ngapain sih?"

"Gue mencium sesuatu berbau cinta dari diri lo, Ta."

"Lo pikir diri lo anjing pelacak." Gue memutar bola mata, jengah.

"Gue tebak, lo udah move on ya?"

"Menurut lo?" Tanya gue balik.

"Udah move on ya?" Tanya Rio.

"Move on? Gila ya lo! Gak mungkin lah gue move on dari Kimmy."

"Terus lo seneng banget gara-gara apa?"

"Gue berniat nembak Kimmy hari ini." Gue masih senyum-senyum sendiri.

"Ta, lo serius?" Tanya Rio.

Analogi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang