"Mungkinkah selamanya akan seperti ini?
Terus menunggu tanpa pasti?"
* * *
Hari ini adalah hari senin.
Itu berarti harinya upacara mingguan.
Sumpah! Gue mager banget!
Apa faedahnya sih upacara tiap minggu?
Gue tuh gak suka upacara!
Udah pegel, panas, jam pulang diundur, gak penting lagi!
Iya, gara-gara upacara sialan ini, setiap senin kami pulang jam empat sore.
Udah gitu tiap minggu digilir lagi petugas upacaranya.
Untuk minggu ini yang kena bukan kelas gue.
Dan anehnya lagi, masih ada aja orang-orang goblok yang dengan senang hati ikut ekskul paskibraka.
Gue gak ngerti deh sama logika orang-orang itu.
Apa enaknya sih ikut ekskul paskibra?
Udah kerjanya diem doang kayak patung, jalan lo yang biasa santai sekarang harus dikaku-kakuin kayak robot, dan hal yang paling tidak masuk akal adalah lo menghormati benda mati.
Temen gue waktu SMP yang ikut ekskul paskibra pernah cerita, saking hormatnya mereka sama tuh bendera Merah Putih, kalau benderanya jatuh, mereka disuruh push-up, anjir!
Gak ngerti lagi gue.
Benda mati jatuh, kan, bukan kehendak lo, dan lo harus terima hukuman berupa push-up?
Logikanya dimana sih?
Sebuah benda yang jatuh bukan karena lo, tapi lo harus nerima hukuman akibat benda itu jatuh.
Sumpah, gue gak mengerti lagi.
Gue melangkahkan kaki dengan malas ke dalam kelas.
Ngantuk, Jir.
Gue cuma tidur tiga jam doang.
Gara-gara bergadang bikin lirik lagu untuk Angelic Demons.
Gue menggunakan tangan gue sebagai bantal, kemudian memejamkan mata.
Lumayan, bisa tidur beberapa menit.
"Kringg..." Bel masuk berbunyi kencang.
Anjirlah!
Baru juga merem, belum mimpi.
Gue kembali membuka mata, melirik ke sekeliling kelas.
Teman-teman gue sudah pada siap dengan topi mereka.
Topi gue aja di rumah, gak gue bawa.
"Anak-anak kelas 10 turun ke lapangan sekarang." Suara Bu Rosma terdengar lewat radio sekolah.
Gue lagi memikirkan cara yang pas agar gue bisa kabur dari kegiatan laknat ini, kira-kira apa ya?
Kalau pura-pura kesurupan kayaknya bukan Jericho banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Analogi Rasa
Romance"Analogi dari sebuah perasaan adalah perasaan itu sendiri." ~ Jericho Ibrahim Dimara. Nama itu terkenal di seantero SMA Sang Saka. Sepak terjang Jericho sebagai pembuat keonaran tidak perlu diragukan lagi. Untungnya wajah Jericho punya tingkat kegan...
