[ 9 ] Semangat Tandingnya! | KIMMY

7 0 0
                                    

"Menurutmu aku adalah manusia tidak tahu diri.
Menunggu pada sesuatu yang tidak pernah pasti."

* * *

Hari ini doi gue bakalan tanding futsal di sekolah tetangga, SMA Makmur Jaya.

Iya, gue tau, nama sekolahnya emang kayak nama toko toserba.

Tapi percaya deh, dalam urusan menggocek bola, sekolah ini gak ada tandingannya.

Kebetulan, SMA mereka lagi mengadakan kompetisi tahunan.

Dan SMA Sang Saka terdaftar sebagai salah satu pesertanya.

Seperti yang udah gue bilang, hari ini Jericho bakal tanding bersama tim inti futsalnya.

Dan gue berkesempatan untuk nontonin dia langsung.

IYA, SECARA LIVE!!

Astaga... gue bahagia banget.

Jadi kemarin itu wali kelas gue, si Pak Kris, minta tolong lima anak dari kelas sepuluh dan sebelas untuk jadi suporter SMA Sang Saka.

Karena gue adalah pendukung Jericho nomor satu dan satu-satunya, akhirnya gue juga ikut minta ijin sama Pak Kris agar diperbolehkan menjadi suporter.

Setelah perdebatan alot selama satu setengah jam, akhirnya Pak Kris memperbolehkan gue untuk jadi suporter dengan syarat gue semua catatan dan tugas gue di hari ini harus lengkap tanpa kurang sedikitpun.

Gak susah kok minta catatan dan tugas hari ini kalau lo adalah gebetan murid famous plus terpintar seangkatan.

Jadi gue rasa Dipta akan dengan senang hati meminjamkan gue semua catatan dan tugas dia hari ini.

Hehehe....

Lagian kami juga berangkat di jam terakhir pelajaran, jadi gak ketinggalan banget lah.

Gue sih kayaknya gak bakal mau pinjam ke Dipta, selama masih ada Tessa yang bisa gue andalkan.

Jadi, maaf Dipta, sepertinya gue gak butuh bantuan lo.

"Cantik banget sih. Gue kan jadi makin deg-degan kalau lo senyumin gue kayak gini." Celetuk Dipta, duduk di sebelah gue seperti biasa.

"Najis! Siapa yang senyumin lo, kepedean banget." Gue memutar bola mata, jengah.

"Terus kalau bukan buat gue, buat siapa?" Tanya Dipta.

"Yakin mau tau? Nanti sakit hati loh." Cemooh gue, tertawa mengejek.

"Sakit hati? Udah biasa kali." Jawab Dipta acuh tak acuh namun penuh makna.

Gue tidak menanggapi laki-laki sakit jiwa disebelah gue lebih lanjut.

Oh, iya, omong-omong Dipta, gue udah bodo amat kalau dia selalu duduk di sebelah gue.

Kemanapun gue pindah, pasti dia akan ikut pindah.

Kayaknya teman-teman satu kelas gue udah berkonspirasi supaya Dipta selalu sebelahan sama gue deh.

Pokoknya yang penting dia gak ganggu gue aja!

Terserah deh dia mau duduk dimana, selama gue merasa tidak terganggu, gue gak peduli.

Tapi selama ini sih dia gak pernah gak ganggu gue.

Terserahlah, gue gak peduli ini sama dia.

Eh, tunggu, kenapa kita jadi ngebahas Dipta sih?

Oke, back to topic awal, yaitu Jericho.

Gue tersenyum, memandangi Jericho yang sedang mendengarkan musik sambil bermain handphone.

Analogi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang