BERTEMU

9 2 0
                                    

"Alhamdulillah" ucap telepon disebrang sana

"Baiklah nanti Abi sampaikan kabar bahagia ini ke keluarga Faisal" ucap Kakek

"Baiklah Abi, kalo gitu Daffa tutup dulu ya teleponnya" ucap Ayah

"Baiklah" ucap Kakek

"Wassalamu'alaikum" ucap Ayah

"Wa'alaikumsalam" ucap Kakek mengakhiri perbincangan di telepon.

"Bagaimana Yah reaksi Abi" ucap Bunda

"Alhamdulillah kayanya Abi kamu seneng banget denger kabar ini" ucap Ayah tak kalah senang

"Alhamdulillah" ucap Bunda

"Syila mana Bun?" Tanya Ayah

"Syila udah berangkat ke Kampus" ucap Bunda

"Tumben banget tuh anak berangkat pagi" ucap Ayah

"Katanya ada rapat BEM Yah" ucap Bunda

"Oohh" ucap ayah singkat

"Yaudah kalo gitu Ayah berangkat dulu ya Bun," ucap Ayah

"Hati-hati ya Yah" ucap bunda sambil seraya mencium tangan Ayah dengan takzim.
Lantas Ayah pun mengelus puncuk kepala Bunda. Hal ini sudah menjadi tradisi pasangan suami istri ini setiap pagi. Tak heran rumah tangga mereka tampak terlihat selalu harmoni.

"Fii Amanilah Yah" ucap Bunda sambil seraya melambaikan tangannya ke arah mobil yang kini telah melaju keluar dari gerbang.

Hari ini Aku sengaja berangkat pagi, alasannya ada rapat BEM, padahal sejujurnya aku ingin berjalan kaki ke Kampus. Hitung-hitung olahraga. Pak Salim sopir pribadiku aku minta untuk mengantarkan aku hanya setengah perjalanan ke Kampus. Dan setengahnya lagi aku lalui dengan berjalan kaki. Entah keinginan dari mana, tapi aku hanya ingin menikmati udara pagi hari yang sejuk ini untuk melupakan sejenak masalah yang sekarang tengah aku hadapi. Hanya butuh sekitar 10 menit untuk sampai di gerbang kampus.

"Ckk,,,,Gila, capek juga ya ternyata" keluhku ketika sampai didepan gedung kampus

Kulirik jam tangan yang melingkar di lengan kiriku. Angkanya menunjukan pukul enam lewat sepuluh.

Ku lihat sudah ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang telah lebih dahulu sampai.

Ku langkahkan kaki ku memasuki gedung yang sudah berumur 20th ini.
Sunyi. Itulah yang aku rasakan. Derap langkahku terdengar bergema ketika memasuki lorong. Aku pun menuju lift karena letak kelasku berada di lantai 7 tak bisa aku membayangkannya jika harus menaiki anak tangga.
Aku pun memasuki lift, cukup terkejut ketika hanya aku seorang diri yang sedang menaiki lift ini.
Duhhh kepagian Syilaaaa. Rutukku dalam hati.

Beberapa detik kemudian pintu lift terbuka kembali tanda akan ada yg ikut menaikinya juga.

Ku perhatikan penampilannya sepertinya ia seorang dosen. Terlihat dari pakaian yang ia kenakan dan tangan kirinya yg menjinjing tas laptop berwarna hitam.
Ahhh, barangkali mahasiswa yang akan menjalani sidang, pikirku
Karena mengingat umurnya yang masih terbilang muda, kemungkinan aku dengannya hanya selisih 5 tahun saja. Kiraku.

" ekhhmmm"

Ia pun berdehem untuk memecahkan kesunyian di dalam lift ini.
Aku pun hanya kikuk menatap kesekeliling lift, padahal engga ada menarik-menariknya sama sekali.
Tubuh tegap itu tidak menoleh kearahku sedikit pun. Berasa aku dimatanya hanya bayangan saja.

*****

"Ko bisa lu dateng pagi buta gini ke kampus" ucap Jihan.

"Ya bisalah" ucapku bangga

Wkkk...kocak si, baru bisa dateng pagi buta gini aja gue udah merasa bangga bgt sama diri sendiri. Belum lagi kalo mereka tahu kalo gue jalan kaki ke kampus. Gumamku dalam hati

"Ngapa dah cengar-cengir gitu,kesambet lu?. Datengnya kepagian sii" ucap Amel

"Iyaa lu kesambet yaa, ngeri gua kalo elu sampe kesambet setan Mila, wkwk" ucap Ara.

Mila itu nama setan yang sangat poluler di kampus ini khususnya dilantai 7.

"Anjirrr,,, kaga lah" ucapku.

"Guys,,,guys ada berita baru nih," ucap Aslan ketua kelas

Sontak kami semua yang ada di kelas pun menatap ke arah Aslan.

" elehhh paling juga jam Matkul pertama kita kosong, tau sendiri kan Pak Ridwan sekarang lagi dirawat dirumah sakit". Ucap Arya teman Aslan

"Wahhh,,,asik dong" ucap yang lain penuh kegembiraan.

"Ia emang Pak Ridwan engga ngisi Matkul, tapi dibadalin sama dosen baru cuyyy" ucap Aslan

Dibadalin itu digalangin ya guys atau diganti sementara atau diwakilkan gitu.

"Ah elah, gua udah seneng-seneng jam pertama kosong" ucap Arya.

"Assalamu'alaikum"

Tak berselang lama akhirnya dosen baru pun datang.

Sontak kami semua langsung membenarkan posisi duduk kami.
Hening. Semua pada asik sama pikirannya masing-masing.

"Kok pada diam. Menjawab salam itu hukumnya wajib" ucap Dosen itu penuh penekanan

"Wa'alaikumsalam" jawab kami serempak.

Aku perhatikan wajah dosen itu sepertinya aku pernah melihatnya. Tapi dimana yaa? Pikirku

"Baiklah, perkenalkan nama saya Arsyad Fatan Pramuja. Panggil saja pak Arsyad" ucapnya

"Saya disini sebagai dosen pengganti Pak Ridwan" ucapnya lagi.

"Gila, gila ganteng banget" ucap Amel yang kini duduk disampingku

"Wahh masih muda lagi" ucap Ara pelan, tapi masih bisa di dengar

"Gua jadi semangat nih buat belajar kalo dosennya gini" ucap Jihan

Lah,,, pada mengapa ini anak. Menurut gua biasa aja si. Gumamku dalam hati.

"Mari kita mulai pelajaran hari ini dengan mengucapkan Bismillah" ucapnya.

Ini Dosen kenapa lebih cocok jadi guru Agama Sd ya ketimbang jadi Dosen. Pikirku.

"Pak punya Instagram engga? Namanya apa Pak?" Tanya Dea sambil tersenyum sok manis Pada Pak Arsyad. Dea adalah mahasiswa paling sok cantik dikelas.

"Deyyy lu apahan sii. Lu mau belajar apa PDKTan" ucap Aslan.

"Yeee dua-duanya lah." Ucap Dea asal

"Wooooooooooo" seluruh anak laki-laki dikelas pun riuh menyoraki Dea.

Sementara sisanya hanya diam memandang tak suka ke arah Dea.

"Sudah-sudah" ucap Pak Arsyad melerai

"Kita mulai saja pelajarannya yaa" ucapnya lagi.

*****



















Asmaraloka PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang