15. END

237 15 4
                                    

Persiapan matang. Lentera berjalan sangat pelan di depan taman. Jarinya bergerak tak terkendali, cemas.

"Gimana kalo Samudra malah ngusir gue?" Lentera memejamkan mata, tak tahan membayangkan adegan drama korea saat tokoh cowok mengusir tokoh cewek.

"Gimana kalo Samudra malah gak mau liat muka gue lagi?" Lentera menggelengkan kepala berkali-kali.

"Gimana kalo-" Lentera membatu, matanya membulat, mulutnya menganga lebar, tampak sekali ia terkejut.

"Samudra!" ia menoleh ke kiri kanan jalan, lalu mengeluh. "Gak ada tempat sembunyi lagi."

Lentera berdiri diam, memandang lurus. Ia berusaha membuat dirinya tidak dapat dikenali Samudra, secara saja, masker ini efektif menyembunyikan wajah Lentera sampai hidung.

Samudra melangkah di depan Lentera. Manik mereka saling menumbuk lama.

Lentera menunduk, tangan dan kakinya gemetar, tampak sekali ia takut.

Langkah Samudra berhenti tepat di depan Lentera, yang hanya terpisah jarak setengah meter. Itu dekat sekali.

Lentera berusaha tenang, ia benci situasi ini, tapi juga geli ingin membuka masker di wajahnya, ingin segera bertatap muka dengan Samudra secara normal.

Tangan Lentera bergerak hendak melepas maskernya.

"Gak usah lepas, gue tau kok."

Lentera menatap penuh tanya.

Keduanya saling diam lama, saling tatap seakan berbicara dalam hati.

"Sam?" Lentera membulatkan mata.

Bukan karena sosok di depannya tau tentangnya, melainkan pelukan mesra yang baru saja mendarat di tubuhnya.

"Tahan dulu, Ra. Gue lagi nyaman."

Lentera menatap haru, baru kali ini Samudra memeluknya begitu erat.

"Lo nyaman nggak, sama posisi kita sekarang?" Samudra semakin memeluknya erat.

"Sam?" Lentera bertanya-tanya.

"Plis, jangan dulu pergi. Gak selamanya gue bisa meluk lo kayak gini."

"Sam, kapanpun lo bisa kok, meluk gue. Dengan senang hati gue bakal peluk lo balik."

Samudra tersenyum, ia melepas pelukannya perlahan, membelai rambut panjang Lentera.

"Lo nyusulin gue, Ra?" Samudra bertanya pelan.

"Gue khawatir lo kenapa-napa."

"Gue gak baik-baik aja, Ra." Samudra menjatuhkan tubuhnya ke pelukan Lentera lagi.

"Gue makin ngerasa tersiksa di sini, Ra. Perasaan bersalah selalu ngehantuin gue siang malem, gue gak bisa jauh dari lo, Ra."

"Gue lebih nggak bisa lagi. Lo pikir gue bisa hidup seneng-seneng sedangkan gue gak tau lo ada di mana? Nggak bisa, Sam. Gue pikir lo gak bakal balik ke gue lagi."

"Gue selalu nungguin lo, Ra. Selalu, setiap detik, setiap menit." Samudra mencium pipi kanan Lentera.

"Kalo gue ambil firstkiss lo?" Samudra menatapnya dalam, hidung mereka saling bersentuhan.

Lentera mengangguk.

Samudra tersenyum lebar, dengan segera bibirnya mendekati...

"Eittss!" Lentera bergegas menjauhkan wajahnya dari Samudra.

"Katanya boleh?"

"Kata Mama ciuman itu maksiat, gak boleh, tunggu sah aja ya?"

Samudra cengo.

Lantas ia tertawa renyah sambil mengacak rambut Lentera.

"Gue minta maaf sama lo, Sam. Gue janji akan lebih ngejargain lo lagi,"

"Gak usah minta maaf juga udah gue maafin kok, tenang aja," Mereka kembali saling peluk erat, seakan tidak ada yang boleh terpisahkan.

Terima kasih atas apa yang udah lo kasih buat gue, Ra. Gue bahagia punya sahabat sepengertian lo, meski sempet ada masalah, seenggaknya lo bisa nyelesain masalah ini dengan cara yang dewasa. Gue beruntung diperkenalkan Tuhan sama lo, Ra. Beruntung banget.

END

***

Permintaan maaf:)

Di sini, atas nama saya, author yang menulis keseluruhan kisah Lentera - Samudra.

Memohon maaf atas semua kesalahan yang terdapat pada tulisan aaya.

Plis, kalian jangan salah paham dulu, saya juga pengen kali memperpanjang konflik yang ada di cerira ini, masalahnya, konflik saya jauh lebih rumit dibanding yang Lentera sama Samudra punya.

Hari ini, jum'at, 19 Juni 2020, saya berpulan ke pondok pesantren, jadi tidak bisa menuls cerita lebih detail lagi.

Saya memohon maaf kepada para readers, atas kekurangan saya di dunia kepenulisan.

Mohon dibenarkan jika ada kesalahan kata atau typo, kata-kata yang kurang berkenan, atau alur yang kurang jelas, mohon dimaafkan semua.

Saya, pada pukul 14:00 WIB akan mengundurkan diri dari wattpad, dan akan kembali log in pada tahun 2021 mendatang.

Mau gimana lagi? Di ponpes saya tidak diperkenankan membawa gadget.

Kalau saya log out dari wattpad, bukan berarti saya juga mengundurkan diri di dunia kepenulisan, saya tetap aktif menulis di ponpes, hanya saja caranya yang berbeda.

Mohon doakan saya agar mendapat ilmu yang barokah, dan selalu sehat kedepannya. Aamiin.

Saya mohon pamit, doakan saya agar bisa kembali menulis untuk bisa kalian nikmati alurnya, Aamiin.

Hubungi saya di instagram: @birulangit_118
Facebook: Ekaa N

Wassalam,

Terima kasih:)

Jangan lupa undang teman-teman kalian buat baca cerita inii:)

Berat rasanya mau pisah sama kalian, hiks:(
Tapi gak papa, tahun depan kita mulai lagi di cerita yang baru, hahaaa:v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lentera - Samudra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang