summer party [2]

1.9K 328 93
                                    

juyeon memainkan ponselnya karena agak bosan. berkali-kali matanya memperhatikan jarum panjang pada jam dinding yang terpasang di dinding lobi apartmentnya.

bahkan orang kantoran yang tinggal di apartement yang sama dengannya sudah pada pulang. juyeon memerhatikan satu wanita yang tersenyum ke arahnya sebelum pergi menuju kamarnya sendiri.

juyeon menggerakkan kakinya gelisah. kenapa adik hyunjae yang bernama eric ini lama sekali?

ketika hendak menghubungi hyunjae untuk mengabari mereka akan sedikit terlambat, entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang berdesir dalam hatinya. pada saat yang bersamaan, tulang selangkanya terasa tidak nyaman dan gatal. juyeon menggaruknya pelan. mungkin karena ia sempat berlarian tadi, jadi berkeringat.

haduh, ia jadi ingin kembali ke kamarnya dan mandi, kan.

baru saja juyeon akan bangkit dan kembali ke kamar, sosok eric muncul dari balik pintu lift, telah lengkap dengan setelah warna biru gelap yang disiapkan oleh hyunjae. wajahnya terlihat memancarkan ekspresi lelah.

juyeon sadari kalau eric tidak memakai polesan make up atau skincare apa pun karena wajah eric terlihat agak kering. di bagian tertentu juga agak ngeletek.

"kak, maaf lama," kata eric sesaat setelah ia sampai di hadapan juyeon.

juyeon mengangguk. "kamu gak pakai skincare atau make up? kelihatan pucet banget."

"gak usah lah. buat apa juga," sahut eric agak acuh. buktinya, ia meraih ponselnya dari saku dan berkaca. "lagian a-aku ga kenal siapa-siapa. mendingan sekalian terlihat gembel. siapa tahu kan, aku diusir. nah, aku bakal langsung pulang deh."

juyeon tertawa atas ucapan random dari adik hyunjae tadi. ya ampun. rupanya omongan hyunjae kalau ia punya adik-adikan yang lebih random dari dia itu nyata faktanya.

"gak langsung berangkat, kak?"

"hm.. coba kamu telepon hyunjae, kita bakal telat sedikit. kayaknya saya mau mandi dulu juga. soalnya agak keringetan."

"oh, jadi kita balik ke kamar lagi?"

"iya, gapapa kan?"

eric menggaruk leher belakangnya dan berlanjut menggaruk area tulang selangkanya, terlihat gugup, bingung, dan tak enak. "ya gapapa sih. aku nunggu sini?"

"mau nunggu kamar saya juga gak kenapa-kenapa," juyeon bangkit dari duduknya dan membuat gestur agar eric mengikutinya. "sekalian kamu pakai apa gitu biar enggak keliatan pucet. pakai punya saya aja."

eric nurut. juyeon tertawa dalam hati. katanya mau keliatan gembel biar diusir, nyatanya peduli juga dia dengan penampilan juga dia.

juyeon membuka pintu apartmentnya dan menyalakan lampu yang berada di belakang lemari pakaiannya. entah juyeon salah dengar atau bagaimana, tapi eric kelihatannya tengah mengumpat, "anjrit." dengan pelan. tapi juyeon tak ingin bertanya. ia ingin segera mandi dan berberes agar tidak terlalu terlambat.

"skincare saya ada di laci meja. kalau mau pakai, pakai aja. ada lipbalm juga kok," ujar juyeon sebelum benar-benar menutup pintu kamar mandi.

juyeon membuka setelah hitamnya tepat di hadapan cermin. sedetik kemudian, dia membatu.

"s-soulmate...?"

ada ukiran huruf di sana, di bagian dimana ia merasa gatal. huruf e kecil dengan ornamen-ornamen aneh. juyeon berdesir bukan main.

setelah lama menunggu dan makan hati kala sahabat-sahabatnya telah berpacaran dengan soulmatenya sementara ia masih sendiri, pada akhirnya ia bertemu dengan pasangan hidupnya?

summermate  ☆  juricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang