look at me [1]

1.8K 271 34
                                    

"selamat pagi, juyeon!"

juyeon menoleh ke samping sesaat ketika ia merasakan tangannya dipeluk oleh seseorang. sebuah helaan napas ia hembuskan dengan sehalus mungkin. perlahan, ia menarik tangan yang ada dipelukan wanita itu agar tidak terkesan terlalu kasar.

"pagi juga, sakura," jawabnya, dengan nada yang masih ramah.

masih ramah pun, sakura merasakan ada aura berbeda yang ia terima dari tubuh juyeon sekarang. ini juga bukan sekali atau dua kali dirinya menerima penolakan dari juyeon. namun, entah mengapa, hari ini juyeon terasa berbeda.

"udah sarapan? hari ini saya bawa bekal untuk kamu."

"belum, sih. tapi sarapannya untuk kamu aja. saya gak terlalu lapar."

sakura mengangguk, lalu tersenyum sementara tangannya memasukkan kembali kotak bekal berwarna ungu itu. sakura sebelumnya tidak pernah merasa sakit hati bila ditolak juyeon. ia juga tak pernah merasa gentar. menurutnya, penolakan adalah sebuah proses dari usaha.

lagipula, juyeon tak pernah menolaknya mentah-mentah. lelaki itu masih menerima sakura mengobrol dengannya, masih menerima sakura untuk berkelompok dengannya. sakura rasa, keberadaannya bukan jadi sebuah masalah bagi juyeon.

namun, entah mengapa, kali sakura merasa sesak. seperti.. mendadak ada tembok dan perisai tak terlihat yang muncul disekitar juyeon.

sakura berusaha menepisnya. ia berjalan di sebelah juyeon dengan langkah yang santai. pagi ini, ia memiliki kelas mata kuliah yang sama dengan juyeon.

juyeon menghela napas. mendadak ia merasa gelisah. matanya mengarah ke sana ke mari, pun telapak tangannya jadi berkeringat. rasanya mata kuliah pagi ini tidak ada tugas. tetapi kenapa ia merasa gelisah sekali?

"sakura, kayaknya kamu duluan aja ke kelas. saya mau ke tempat hyunjae dulu," ucap juyeon tiba-tiba.

sakura tentu saja tersentak. ia melirik arloji biru muda yang melingkar pada pergelangan tangannya. "emangnya kak hyunjae di mana? kok mendadak amat. tinggal 10 menit lagi, loh."

sejak awal sakura mengajak juyeon berbicara, juyeon memang sudah tahu kalau gadis itu menaruh perhatian padanya. sehingga, ia berusaha untuk tak menyakiti gadis itu dengan membiasakan diri mengobrol dengan kasual.

juyeon menghela napasnya lagi. kegelisahannya makin bertambah karena sakura benar, mereka masuk sekitar 10 menit lagi. tidak mungkin ia mencari hyunjae ke setiap sudut gedung fakultas hanya untuk berkeluh kesah atas kegelisahannya yang mendadak ini.

"entar aja deh ke hyunjaenya. kita kelas dulu."

"iya, nanti aku bantu cari kak hyunjae," kata sakura sambil mengulas senyum jenaka. "soalnya kak hyunjae suka susah ditemuin, kan?" sakura terkekeh.

juyeon mengangguk. kekehan canggung keluar dari belah bibirnya. "haha.. iya.."

juyeon tidak tahu mengapa ia tiba-tiba gelisah. namun, rasanya ia tidak ingin terlalu dekat dengan sakura sekarang. padahal, sebelumnya ia tak pernah merasa risih.

apa karena kini ia telah bertemu dengan pasangan hidupnya.

"sakura, kamu percaya soulmate, kan?" ujar juyeon tiba-tiba saat keduanya sudah duduk bersebelahan.

sakura lagi-lagi merasa terkejut. hari ini, juyeon banyak bertingkah yang tidak sewajarnya. namun ia mengangguk. "siapa yang gak percaya soulmate, coba?" jawab sakura dengan kekehan garing.

jawaban sakura membuat juyeon mencibir dalam hati. pacar gue nggak percaya gituan, tuh.

namun ia segera menepis cibiran pada pacarnya sendiri. kembali ia pada topik yang hendak ia bicarakan pada sakura.

summermate  ☆  juricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang