timing [2]

1.6K 265 74
                                    

"eric bilang dia gak mau ketemu lo dulu."

juyeon cuma bisa pasrah saat hyunjae berkata demikian. apalagi saat ia sadar kontaknya diblock oleh kekasihnya itu, ia hanya bisa menghela napas dan meratapi nasibnya yang begini.

sakura? jangan ditanya. gadis itu sangat merasa bersalah. juyeon berubah menjadi sosok yang menyeramkan dan sangat dingin. sakura berkali-kali mencoha mendekat dan minta maaf, tapi juyeon menggebrak meja, dan mengusir gadis itu.

sakura akui ia keterlaluan. namun, apa ia salah karena tidak rela juyeon tidak dianggap ada oleh soulmatenya sendiri? seharusnya bocah sohn eric itu bisa lebih menghargai eksistensi juyeon.

sakura hendak sekali lagi menghampiri juyeon yang duduk di kursi paling depan dan nempel tembok. ia ingin mengatakan apa yang menjadi alasan ia berbuat demikian. namun, tangannya ditahan oleh chanhee dan dipaksa duduk.

"kenapa sih?!" tanya sakura ketus.

"harusnya itu pertanyaan gue, ra. lo yang kenapa?" ujar chanhee sambil menopang dagu.

ia lelah, gara-gara ulah sakura, juyeon jadi susah banget diurus. susah diajak bicara, diajak ngobrol, dan yang paling mengkhawatirkan, juyeon jadi sulit makan.

sakura mendengus kesal. "apanya yang kenapa?"

"kenapa lo nemuin eric dan bilang ke eric kalau lo pacarnya juyeon?"

sakura dibawa chanhee menemui hyunjae di sekre jurusannya setelah mereka selesai kelas. sakura mendadak gugup dan tidak tenang. sial.. apa ia akan digertak?

sakura duduk di hadapan hyunjae yang lagi sibuk dengan kertas-kertas. sakura cuma menghela napas, matanya jatuh pada plakat-plakat di lemari kaca sekrenya.

"gara-gara kebodohan lo, juyeon sama eric jadi kacau balau, tau ga?!"

"tapi saya punya alasan kenapa kayak gitu, kak," cicit sakura, pelan tapi berapi.

"alasan?" alis hyunjae naik sebelah. pegangannya pada kertas ujiannya terlepas, ia melipat tangannya kemudian. "alasan apa?"

"kak, ketika saya sama eric ngobrol dengan topik teman-teman kakak, eric gak nyebut nama juyeon sama sekali. itu berarti eric nggak nganggap juyeon ada, kan? soulmate macam apa yang kayak gitu? bahkan ketika ditanya dia sudah punya soulmate apa belum, dia nggak menjawab," jelas sakura dengan suara yang tercekat. "eric terkesan gak bangga kalau dia punyai juyeon. saya ngga suka."

"suka ngga suka, itu bukan urusan lo, ra," ujar hyunjae, pelan, dingin, dan menusuk.

sakura langsung menunduk dibuatnya. apalagi kini hyunjae semakin mendekat, dan menatap dingin ke arahnya.

"lo gak kenal eric. lo gak tahu dia mikir apa, kebiasaan dia apa, lo gak tahu itu semua. you also have no idea what juyeon and eric facing right now," ujar hyunjae pelan, namun nadanya keras dan menyeramkan.

"eric bukan bocah yang percaya soal eksistensi soulmate. bagi eric, juyeon emang cuma lelucon karena dia masih kebingungan. tapi dia berusaha ngubah itu, karena dia percaya sama juyeon, juyeon pun nerima dia apa adanya. lo pikir mudah bagi eric buat ngubah kepercayaannya?"

"tapi, gara-gara ketololan lo, eric makin gak percaya begituan. bahkan dia gak mau ketemu juyeon," hyunjae tertawa lirih. ia tak bisa membayangkan bagaimana sulitnya menjadi juyeon maupun eric. "mereka udah tersambung, loh. kebayang gak sakitnya juyeon karena eric nolak keberadaan dia? dan semuanya bukan salah juyeon. tapi salah lo!"

hyunjae sadar kalau sakura menangis dalam diam. entah apa yang ada di kepala sakura, apa yang sakura pikirkan, hyunjae tidak peduli. namun, ia segera membereskan barang-barangnya ketika matanya menangkap sosok juyeon berjalan lesu.

summermate  ☆  juricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang