eric meremas-remas tangannya sendiri sejak bel pelajaran terakhir dibunyikan. matanya sedari tadi gelisah, dan tak ada henti melirik jam dinding, papan tulis, ponsel, dan buku tulisnya bergantian.
perutnya melilit seakan ada yang kupu-kupu yang menggelitik saat melihat jam pada layar kunci ponselnya menunjukkan pukul 14:10. itu berarti lima menit lagi kegiatan sekolah berakhir.
yang mana, ia akan segera bertemu dengan seseorang ia rindukan.
astaga, memikirkannya saja sudah membuat wajah eric memanas malu. ia menepuk jidatnya sendiri lalu kembali memerhatikan sang guru yang tengah menutup spidolnya.
sunwoo menyadari gelagat eric yang aneh. belum lagi, ia mendapati telinga eric memerah. sunwoo mengernyit, lantas menopang kepalanya, mengarah pada eric.
"lo kenapa lagi, anjir?" katanya dengan pelan. "tadi pagi kayak mayat hidup, sekarang udah kayak angsa mau ciuman."
"heh, sinting," eric mencubit pinggang sunwoo. "angsa gak bisa ciuman, tolol."
"intinya, lo kenapa?" ujar sunwoo sambil mengangkat sebelah alisnya. "hari ini lu aneh banget."
"uh..." eric menggigiti bibir bawahnya dan kembali memerah. hal itu membuat sunwoo mendecak keheranan.
baru saja ingin berbicara lagi, bel pulang sekolah pun berbunyi.
"baik, anak-anak. hari ini cukup sekian. tugas jangan lupa dikerjakan ya."
"baik bu, terima kasih."
setiap manusia di kelasnya cepat-cepat merapihkan barang-barang mereka, tapi eric justru bergumam-gumam tak jelas sambil menepuk pipinya sampai memerah—entah memerah karena ditepuk atau karena desiran jantungnya.
"sunwoo," panggil eric sambil menatap sahabatnya itu dengan gugup. "sebenarnya... gue udah gak ketemu kak juyeon satu minggu."
"gara-gara berantem?"
"lebih tepatnya, gue yang menjauh," ujar eric. perlahan, tangannya bergerak untuk menutup buku-bukunya.
"karena?"
"lo inget pas kita mau makan di kantin bareng kak haknyeon, terus yeonho bilang ada cewek yang nyariin gue?"
sunwoo diam, tidak menjawab. ia menunggu eric melanjutkan ceritanya.
"cewek itu, entah siapanya kak juyeon, tapi dia bilang gue kalau dia pacar kak juyeon."
"hah?" dahi sunwoo makin mengerut. "yang bener lo?"
"iya.. and you know we were being skeptical about soulmate and know nothing about that. pas denger itu, gue cuma emosi dan sedih.. gabisa mikir apa-apa," ujar eric sambil terus membereskan barang-barangnya.
"gue ngejauhin kak juyeon dari situ. gue sampai bilang ke diri sendiri kalau kita putus? gue tau gue aneh. bahkan, gue juga ngejauhin kak hyunjae tanpa alasan.." lanjut eric lagi. "it's just.. burdensome, y'know?"
"ya ampun," sunwoo menepuk kepalanya pelan. "jadi gara-gara itu lo sedih seminggu full kayak bukan eric yang gue kenal. untung masih suka iseng, meski gak sebacot biasanya."
eric meringis kesal. ia melotot ke arah sunwoo kemudian. "anjir lu!" ia tidak menyangka kalau sunwoo masih bisa-bisanya bercanda saat ia merasa dilema luar biasa.
tapi, yah, namanya juga sunwoo.
"terus, muka lo tiba-tiba merah gitu, kenapa?!"
eric kembali tersentak. ia memeluk tas sekolahnya erat-erat dan merematnya panik. "aduh.. gue.. minta jemput di depan sekolah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
summermate ☆ juric
Fanficeric memang berisik tapi ia tidak suka keramaian macam pesta-pesta besar, apalagi pesta bersama teman dasar selebrasi atas sesuatu yang penting. tapi kalau kak kevin dan kak hyunjae sudah menculiknya, eric bisa apa? padahal kenal yang mengadakan pes...