Jadian

6 0 0
                                    


Tiga hari setelah Lyra jatuh dari tangga. Disekolah, Willy mengajak Zakky makan siang, ia juga ingin membicarakan sesuatu padanya. Mereka makan siang disebuah kelas kosong yang jarang dipakai, 

"Eh, gue rencananya besok mau nembak Lyra, gimana?" Tanya Willy tiba tiba

"Oh, Ya-yaudah."

"Dia suka bunga atau coklat?" 

"Ice Cream."

"Oke, sip. Tapi kalo ditolak gimana?" Tanya Willy dengan resah

"Ya resiko, kalo elu siap ya lakuin aja. Daripada mati penasaran."

"Gue ama dia sih dichat udah deket banget, dari kemaren kemaren sering chattingan."

"Oh pantes tu anak sering senyum senyum sendiri didepan hp."

Zakky merasa bahagia akhirnya temannya bisa memberanikan diri untuk mengambil langkah maju, namun disisi lain, Zakky juga merasa bahwa persahabatannya dengan Lyra juga akan terancam. Akan tetapi, sepertinya, ia juga tidak keberatan bila itu memang harus terjadi.

Saat kembali ke kelas, Zakky dan Willy bertemu Lyra,

"Eh, gimana Lyra? udah sembuh lukanya?" Tanya Willy 

"Ah, udah kok. Tinggal bekasnya doang, eh aku keliatan jelek gak sih?" 

"Cantik kok, kamu mah kayaknya selalu cantik." Puji Willy

"Eh, gue ada urusan dikelas. Balik dulu ye!." Pamit Zakky

Zakky meninggalkan mereka berdua yang terlihat tengah asyik ngobrol, sebenarnya juga Zakky tidak ada urusan, namun Zakky malas bila harus berdiri dan menunggu obrolan mereka selesai.

Diperjalanan menuju kelas, seperti biasa, banyak siswi siswi yang memanggil namanya. Mereka juga terasa seperti mencari muka dihadapan Zakky, ketika dipanggil oleh orang yang tak ia kenal, Zakky hanya mengangguk tanpa menoleh kearah orang tersebut

Diesok harinya, sepulang sekolah. Zakky melihat Willy dan Lyra sedang duduk bersama didekat pohon rindang. Zakky mendekat dan mencoba mendengarkan apa yang mereka sedang bicarakan,

"Eh, kamu kenapa kok biasanya pulang bareng Zakky?" Tanya Willy

"Aku disuruh mamaku nunggu dikostnya dia, terus pulang jam 7 malem."

"Ohhh kayak dititipin gitu?" 

"Yaaa, gitu lah kasarnya."

"Um, Lyra, Aku suka sama kamu." Jelas Willy

"Eh?"

"Um, kalau kamu mau, Jadilah pacarku!." Ucap Willy didepan Lyra

"Um, sebenernya, aku juga mikirin hal yang sama, hehe." 

Zakky pergi meninggalkan mereka berdua, ia memutuskan untuk menunggu Lyra dimotor. Bukan karena cemburu, karena Zakky sudah cukup gembira mendengar temannya yang kini akhirnya tidak akan menganggunya lagi.

10 menit kemudian, Lyra menghampiri Zakky dengan perasaan bahagia,

"Gue tadi abis ditembak Willy njirr" Ucap Lyra pada Zakky

"Kamu terima?"

"Well, iya. Willy cocok dan bagus kok buat dijadiin pacar, dia juga peduli sama gue." 

"Ohh, yaudah, pulang gak?"

"Ayooo!"

Mereka pulang bersama, sesampainya dirumah, Lyra terus terusan memandangi handphonenya dan Zakky berasumsi bila dia sedang chattingan dengan Willy. Sebenarnya Zakky kesal karena Lyra yang tak lagi memasak makanan untuknya, namun apa boleh buat.

Terpaksa, setelah Lyra dan Willy sudah resmi berpacaran, Zakky kembali sering membeli makanan makanan diluar sana. Padahal jika ada Lyra, pengeluaran untuk makannya lebih hemat dan juga terjamin enaknya.

Sudah lama rasanya Lyra tidak lagi memiliki pacar, pacar terakhirnya adalah ketika ia sedang kelas 9 SMP, putusnya hubungan Lyra dengan pacarnya dikelas 9 SMP dahulu adalah karena pacarnya yang selingkuh dengan teman sekelasnya sendiri. 

Hal tersebut membuat Lyra jadi sangat depresi dan juga sedih, Zakky yang waktu itu selalu menemaninya juga merasa sedih melihat keadaan Lyra waktu itu. Lyra sudah seperti putus asa dengan hidupnya yang baginya sangat menyedihkan.

Hujan DerasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang