Dua bulan setelah itu, Lyra belum mengatakan mengapa ia berubah tiba tiba, Vania juga sudah diperbolehkan pulang sekitar 1 bulan lalu.
Hari ini, Lyra tidak masuk sekolah dikarenakan sakit. Zakky mendapat kabar tersebut dari teman teman sekelas Lyra. Niatnya, Zakky ingin menjenguk Lyra dirumahnya dan mengajak Willy juga.
"Elu ikut gak, jenguk Lyra?" Tanya Zakky pada Willy
"Aduh, hari ini ya?, gue sibuk banget." Tolak Willy
"Pacarnya sakit malah mentingin yang lain, yaudah lah gue berangkat sendiri aja."
"Salam dong buat dia."
"Ngomong sendiri sono!."
Zakky meninggalkan Willy yang sedang mengantri dikantin, ia kembali ke kelas dan mengabari Lyra jika ia akan datang. Sepulang sekolah, Zakky membelikan beberapa bungkus roti untuk Lyra disupermarket.
Sesampainya dirumah Lyra, Zakky mengetuk pintu. Lyra membukakan pintu dengan keadaan lemas.
"Eh,eh, kok elu yang bukain pintu?, udah ayo balik ke kamar." Ucap Zakky dengan terkejut
Zakky mengendong Lyra yang sudah seperti tidak kuat berdiri dengan kakinya sendiri.
"Willy mana?" Tanyanya setengah sadar
Zakky tidak menjawab, ia merasa sedikit kesal dengan Willy yang seenaknya menolak ajakan Zakky untuk menjenguk pacarnya sendiri. Zakky membaringkan Lyra dikasurnya dan membuatkan dua gelas teh hangat. Badan Lyra yang terasa sangat hangat membuat Zakky merasa iba dan menyuapinya dengan Roti yang ia beli tadi.
"Tante sama Om lagi kemana ?" Tanya Zakky sambil menyuapi Lyra
"Keluar kota lagi." Jawab Lyra sembari mengunyah secara perlahan
"Lah, terus sendirian?"
"Sebenernya aku disuruh mama manggil kamu, tapi malu lah, aku udah sering ngerepotin kamu."
"Tolol, kalo ada apa apanya gimana, tadi aja kamu kayak gabisa berdiri, gimana makannya?, kalo butuh minum?, kekamar mandi?, tiba tiba jatuh ga ada yang perhatiin gimana?. Udahlah gausah malu malu."
"Iya iya, jangan dimarahin lagi dong."
"Nanti aku nginep, tapi aku ambil baju dulu dikost."
"Loh, ndak usah."
"udah, diem."
"Kenapa gue kok ngotot dan perhatian banget gini sih?" gumam Zakky dengan bingung
Hari mulai gelap, Zakky pulang dengan kecepatan penuh untuk mengambil baju dan barang barangnya lalu menginap dirumah Lyra selama beberapa hari. Diperjalanan ia juga selalu bertanya tanya "Gue pacarnya?". Karena ia merasa kalau ia sudah sangat sangat memberikan perhatiannya bahkan melebihi pacar Lyra sendiri.
Dirumah Lyra, Zakky mencoba beberapa masakan yang bisa dibilang cukup mudah. Mereka makan bersama didalam kamar Lyra. Zakky memutuskan untuk tidur dilantai beralaskan kasur kecil disamping kasur Lyra guna menjaga Lyra bila ia butuh sesuatu.
Lyra sepertinya sudah tertidur pulas, namun Zakky masih terbangun dan memikirkan banyak hal, Lyra yang lemah, Willy sebagai pacar Lyra yang selalu sibuk. Ia memikirkan banyak hal tentang orang lain, namun sangat jarang memikirkan tentang dirinya sendiri.
"Zakky, naik dong kekasur, temenin aku." Ucap Lyra dengan suara lirihnya
"Ah iya."
Zakky naik kekasur dan menemani Lyra yang setengah tertidur
"Zakky, usap usap punggungku dong..." Minta Lyra
"Astaga, udah kayak adekku aja."
Lyra membuka piyamanya, ia menggunakan singlet yang terasa sangat lama. Zakky mengusap punggung Lyra dengan halus dan perlahan. Hingga pada akhirnya, Lyra tertidur. Zakky menarik selimut dan menutupi tubuh Lyra dengan selimut supaya tidak terlalu kedinginan. Tak terasa, Zakky sangat nyaman berada disamping Lyra dan akhirnya ikut tertidur disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Deras
RomanceZakky dan Lyra merupakan sahabat sejak kelas 6 SD, masalah dimulai ketika persahabatan mereka sedikit renggang akibat Willy yang berhasil menjadi pacar Lyra. Tidak ada masalah bagi Zakky untuk adanya kisah cinta antara Willy dan Lyra. Namun lama kel...