Sedih

5 0 0
                                    

Beberapa hari kemudian, Lyra sembuh dari sakitnya. Ia sudah kembali masuk sekolah seperti biasa, namun ia terlihat kesal dengan Willy karena Willy tak sekalipun menjenguknya. Zakky melihat Lyra dan Willy duduk dimeja yang sama, Zakky sedang berjalan sambil memakan roti sandwich ditangannya. Zakky mendekati mereka yang sepertinya sedang adu mulut,

"Elu kenapa sih gak pernah ngejenguk gue?" Tanya Lyra dengan wajah kesal

"Gue sibuk banget..."

"Sibuk apaan?, chat juga jarang, kalo dichat jawabnya singkat."

"Lagi banyak kerjaan sampingan."

"Kenapa ga bilang?, masa sahabat elu aja sampe nginep dirumah gue."

"Iya, sorry sorry. Maafin gue."

Zakky langsung duduk disamping Lyra,

"Udah lah, elu juga, bukannya ngabarin malah sibuk tiba tiba." Sela Zakky

"Huh, sebel banget." Lanjut Lyra

"Dah dah, ayok makan, satu orang satu piring. Gue yang traktir."

Mereka makan bersama, suasana yang mulanya tegang, kini menjadi tenang karena usaha Zakky. Setelah makan, Willy dan Zakky kembali ke kelas.

"Elu ngapain sih pake nginep dirumah Lyra segala?" Tanya Willy dengan nada kesal

"Lah, elunya aja kaga dateng jenguk dia sama sekali." Jawab Zakky membela dirinya

"Ya ngapain pake nginep segala?, dia kan udah punya pacar."

"Siapa pacarnya?"

"Elu mau becanda atau gimana?, ya jelas gue lah!."

"Oh, emang elu jenguk dia?."

Zakky meninggalkan Willy yang terdiam karena kalimatnya tadi, ia malas jika harus berdebat lebih panjang lagi. Sepulang sekolah, Zakky mendapat pesan dari Lyra jika ia akan pulang bersama dengan Willy. Karena merasa tidak ada yang perlu ditakutkan, Zakky menyalakan motornya dan segera pergi pulang. Namun handphonenya berbunyi, ia mendapat telfon dari Vania,

"Jak, bisa anterin gue pulang gak?" Tanya Vania setelah telfon terhubung

"Anjir to the point banget, yaudah send posisi lu sekarang." Jawab Zakky menutup telfon

Setelah mendapat pesan berisikan letak Vania sekarang, ia bergegas menuju kelokasi penjemputan. Sesampainya disana,

"Mbak Vania ya?" Tanya Zakky bercanda

"Oh iya mas, ini mas Zakky kan, mas ojek tapi kok motornya bagus ya?" Balas Vania

"Oh tentu mbak, saya biasanya jemput sama antar cecan, jadi harus bawa motor bagus."

"Oke siap siap."

"Udah buruan naik, mau sampe kapan kita jadi ojol sama penumpang gini?" Ucap Zakky menyudahi bercandanya

Vania tertawa kecil dan segera naik ke motor Zakky, ia menunjukan arah kerumahnya. Mereka bercanda ketika sedang dalam perjalanan, Zakky membawa motornya dengan kecepatan yang bisa dibilang rendah, sehingga ia dan Vania bisa menghabiskan waktu sambil berbicara atau bercanda bersama.

Sesampainya didepan rumah Vania,

"Eh, nongkrong yuk..." Ajak Vania

"Kemana?" Balas Zakky

"Um, ke Café?"

"Boleh deh, abis maghrib ya?, gue jemput."

"Siap siap."

Zakky menyalakan handphonenya lalu membuka google maps dan mencari jalan pulang. Setelah mendapatkan jalan, ia segera pergi meninggalkan Vania lalu pulang melewati jalan yang telah ditunjukan oleh Google Maps.

Tepat setelah Maghrib, ia menjemput Vania dirumahnya. Ia menunggu Vania didepan pagar rumah Vania sambil beberapa kali mengabari keberadaannya. Tak lama kemudian, Vania datang dan membuka pagar. Merekapun pergi keCafe bersama, mereka pergi ke suatu Café yang kata Vania merupakan Café favorit Vania sejak kelas 1 SMP.

Sesampainya diCafe, mereka memesan meja dengan kursi berhadapan. Sesaat setelah memesan, Vania pergi kekamar mandi. Zakky memainkan handphonenya lalu tiba tiba terfokus pada wallpaper handphone Vania didepannya.

Hujan DerasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang