Pesanan mereka telah tiba, Namun Zakky penasaran dengan orang yang ada diwallpaper handphone Vania. Setelah Vania selesai dari kamar mandi, Zakky langsung menanyainya pasal laki laki diwallpaper handphone Vania tersebut,
"Cowo diwallpaper lu itu, cowo lu?" Tanya Zakky sambil meminum minumannya
"Oh, iya, yang ga tanggung jawab itu." Jawab Vania sambil mengelap tangannya
"Ini emangnya gapapa kalo elu berduaan ama gue?"
"Aman aman, dianya aja palingan juga lagi selingkuh."
"Anjir, gada positive thinkingnya ni orang."
Vania tersenyum lalu meminum matcha latte yang ia pesan. Musik yang dibawakan dipanggung café cukup menyenangkan dan bagus. Mereka menikmati malam minggu ini dengan keceriaan. Ntahlah, pacar orang yang satu ini seperti bukan pacar orang.
Saat mereka sedang bernyanyi, telfon Zakky bergetar, bergetar berkali kali. Zakky tak menyadari hal tersebut dan tetap melanjutkan bernyanyi dengan Vania serta pembawa musik café tersebut. Zakky punya skill gitar yang cukup untuk mengiringi beberapa lagu yang dibawakan oleh Vania, dan yang kebetulan juga merupakan lagu kesukaan Zakky.
Setelah bernyanyi, mereka kelelahan lalu kembali duduk dikursi mereka. Penonton juga bertepuk tangan setelah mendengarkan duet Vania dan Zakky, barista café tersebut juga terlihat senang atas aksi Vania dan Zakky yang berani bermain diatas panggung café.
"Jago juga elu main gitarnya." Puji Vania
"Makasih, kebetulan juga lagu yang elu nyanyiin itu lagu yang gue sering mainin."
"Suara gue gimana?, bagus gak?"
"Bagus banget malah, elu liat kan reaksi penonton tadi."
"Tapi kok cowo gue gapernah mau dikirimin Voice Note ya?"
"Mana gue tau, gue sih tipe yang suka banget dikirimin Voice Note."
Jam sudah menunjukan pukul 9, merekapun Zakky mengantarkan Vania pulang kerumahnya. Sangat menyenangkan bisa bersama Vania untuk beberapa jam. Diperjalanan pulang, ia terkejut melihat Lyra yang sedang digoda oleh beberapa preman disana. Zakky menghampiri Lyra,
"Pergi kalian!" Teriak Zakky mendekati Lyra
"Oh, elu pacarnya dia?, ayo kita keroyok." Ucap salah satu preman
Preman tersebut menghampiri Zakky, Lyra terlihat ketakutan dipinggir jalan sambil berkali kali memanggil nama Zakky. Preman tersebut mengeluarkan pisau dapur yang terlihat masih baru dan tajam.
Preman tersebut mulai menyerang Zakky yang sendirian, ia berkali kali memukuli preman tersebut dengan tangan kosongnya hingga seluruh preman jatuh dan tumbang. Tak lama, Zakky yang membawa luka lebam langsung mengambil motor dan membawa pulang Lyra dari sana.
Sesampainya dikost Zakky, Lyra mengobati luka lebam Zakky dengan es batu,
"Kenapa pulang sendiri sih?" Tanya Zakky
"Si Willy gamau anterin, katanya ada urusan penting."
"Anjing!, Willy lagi."
"Udah udah, aku telfonin kamu dari tadi juga, tapi gak kamu angkat."
"Akunya lagi keluar, kukira kamu udah aman sama Willy, tai emang tu orang."
Lyra diam dan terus mengobati luka lebam Zakky dan membuatkan teh hangat agar Zakky merasa lebih tenang. Zakky merasa sangat marah dan kesal dengan Willy yang secara tidak bertanggung jawab membiarkan pacarnya pulang sendirian dimalam hari.
Zakky duduk diam disofa, Lyra berada dikamar mandi sedang membersihkan dirinya. Ia merenung atas apa yang ia ucapkan tadi, Zakky merasa aneh dengan ucapanya tadi.
"Gue jatuh cinta ya sama Lyra?" Gumamnya,
Lyra keluar dari kamar mandi, ia duduk disamping Zakky yang sedang terdiam berpikir. Zakky menoleh dan melihat sekujur tubuh Lyra, ia melihat beberapa luka dilutut dan disiku Lyra. Zakky beranjak dan mengambil plester diatas kulkas lalu memasangkannya pada Lyra.
"Gue jatuh cinta beneran ini." Gumamnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Deras
RomanceZakky dan Lyra merupakan sahabat sejak kelas 6 SD, masalah dimulai ketika persahabatan mereka sedikit renggang akibat Willy yang berhasil menjadi pacar Lyra. Tidak ada masalah bagi Zakky untuk adanya kisah cinta antara Willy dan Lyra. Namun lama kel...