Chapter 1: (Y/n)'s POV

1.4K 238 9
                                    

Hello~

Aku kembali bawa chapter 1 nih❤️

Mau ngingetin lagi ini part-nya emang sengaja pendek-pendek karena satu chapter kebagi dua sudut pandang gitu, hehe :"


Happy reading!^^



~°~°~



Setelah melewati gerbang sekolah, langkah kami memelan. Perlahan genggamannya terlepas. Entah kenapa membuatku merasa sedikit kecewa. Aneh ... karena tangan yang sebelumnya hangat kini menjadi dingin.

"Ohh Tuhan! Kukira aku akan terlambat lagi!" serunya dramatis sambil menyentuh dada dan menyandarkan punggungnya ke dinding.

Aku menghadapkan tubuh ke arahnya. Mataku meneliti penampilannya dari atas sampai bawah sambil menunggu napasku normal kembali. Seragamnya berantakan. Kancingnya juga tak beraturan sehingga kaus biru tua yang dipakainya terlihat jelas.

"CHOI HYUNSUK, APA KAU TIDAK LELAH DATANG TERLAMBAT?!"

Lelaki itu tersentak. Matanya yang semula terpejam langsung mengarah ke sumber suara, di mana seorang wanita dengan kacamata bulat dan pakaian formal berdiri. Wanita itu tampak seperti guru yang masih muda dan ... sangat tegas.

"Ehh ... Shin Ssaem," sapa lelaki itu dengan senyuman lebar. "Selamat pagi."

Lelaki itu membungkukkan tubuh. Ketika kembali tegap, suara bell terdengar. Membuat senyuman lelaki itu melebar. Sambil menunjuk ke atas ia berujar, "Aku belum terlambat Ssaem. Bell-nya bunyi setelah aku melewati gerbang. Berarti aku lolos, kan, hari ini?"

"Kenapa tidak langsung masuk kelas?" tanya wanita yang disebut Shin Ssaem.

"Aduh, Ssaem ... aku berlari dari rumah sampai sekolah. Barusan istirahat sebentar," keluhnya sambil mengusap lutut. "Pegal loh Ssaem. Aku ingin duduk di kelas dan belajar dengan Kim Ssaem. Aku rindu sekali mengikuti matematika dari jam pertama."

"Kamu ini banyak sekali alasan ya," sahut Shin Ssaem sebal.

Lelaki itu membuka mata lebar-lebar kemudian menarikku mendekat secara mendadak. "Aku baru ingat Ssaem! Aku bertemu murid baru di depan. Aku pamit dulu karena harus mengantarnya ke ruang kesiswaan. Mohon pamit, Ssaem. Terima kasih sudah membiarkanku kali ini."

Lelaki itu kembali membungkuk. Karena tangannya masih menggenggamku, secara otomatis aku juga membungkuk. Setelah itu ia menarikku untuk cepat-cepat pergi.

Ia benar-benar memenuhi kata-katanya. Ia mengantarku ke ruang kesiswaan untuk melaporkan kedatanganku dan menanyakan kelas mana yang perlu kudatangi. Tak hanya mengantar, ia bahkan menemaniku di dalam sana sampai aku menemukan tujuan yang jelas.

"Hyunsuk, tolong temani dia dan beri tahu aturan dasar sekolah ya?" pinta guru yang memberiku arahan. "Supaya kau juga ingat peraturan sekolah seperti apa."

Lelaki itu tersenyum lebar dan memberi hormat dengan tangannya. "Baik, Ssaem! Kau bisa mengandalkanku! Ayo ke kelas sebelum pelajarannya benar-benar dimulai!"

Setelah berpamitan, kami sama-sama keluar dari sana dan menuju ke lantai dua. Lelaki itu berjalan dengan senyuman lebar. Senyuman itu tak pernah luntur barang sedetik saja.

"Kau tidak bisa memakai seragammu seperti itu," ucapku seraya menghentikan langkah. Lelaki itu ikut berhenti dan menghadapkan tubuh padaku.

Jiwa perfeksionisku berulah. Aku benar-benar tidak tahan melihat seragamnya berantakan seperti itu sehingga dengan berat hati—menyembunyikan rasa maluku—aku membenarkan kancing-kancingnya yang terbuka kecuali satu bagian atas.

Aku juga merapikan lengan seragamnya yang sedikit terlipat. Setelahnya aku mengembuskan napas dan tersenyum tipis. Bangga dengan hasilnya meski seragam itu agak kusut dan masih sedikit menggangguku.

"Sekarang lebih baik," ucapku kemudian mendongak untuk menatapnya. Namun senyumku memudar ketika mataku bertemu dengan matanya yang bersinar. Jantungku berdebar-debar.






Tbc~


Langsung upload bagian Hyunsuk jangan? 🙈🤣

Once Again [Treasure Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang