~ assalamualaikum Rembulan ~

6.7K 677 80
                                    

Aku mengambil cuti karena hari ini adalah hari spesial untukku. Tidak ada yang berubah setiap tahunnya, aku hanya selalu mendapat pelukan cinta dari mama sekaligus doa tulus darinya.

"Selamat ulang tahun bintangnya mama, sehat dan bahagia selalu ya sayang!"

"Amiin, makasih ma!"

"Ralintangku.. happy birthday bebebku sayang!" Kali ini sedikit berbeda karena kehadiran Gisel, aku membalas pelukannya dan mengucapkan terimakasih.

Aku hanya bertiga dengan mama dan Gisel, aku memang gak pernah merayakan ulangtahun dengan keramaian. Aku hanya ingat waktu dulu menunggu papa di setiap ulangtahunku tapi tak pernah ada sejak kematian Rembulan.

"Ini hadiah dariku, gaji pertama loh ini!" Ujar Gisel sambil menyerahkan kotak bermotif bunga. Aku langsung membukanya dan langsung tersenyum bahagia melihat sebuah stetoskop  cantik perpaduan warna putih dan emas.

"Cantik Gis! Makasih ya!"

"Sama-sama!"

"Mama kasih apa ya! Bingung ini mama, kamu udah bisa beli apa-apa sendiri! Mama kasih pelukan lagi aja deh!"

Aku memeluk mama lagi, gak ada barang yang kuinginkan dari Mama. Aku hanya ingin selalu bahagia bersama mama.

"Ralin emang hanya butuh ini dari Mama!"

"Aaaaaah ikut peluk!" Ujar Gisel lalu ikut memelukku dan Mama

"Sini-sini anaknya mama juga!" Ucap Mama lalu memeluk kami berdua.

Ada yang kurang? Mungkin. Karena sejak tadi hatiku gelisah, entah apa yang aku tunggu tapi rasanya ada yang kurang untuk hari ini.
Dia sedang ada di Jakarta dan mungkin saja tidak tahu hari ini aku ulangtahun.

"Ma, aku pergi sekarang ya!"

"Di Temani Gisel ya?"

"Gisel di sini aja nemenin Mama."

Mama menarik nafasnya lalu mengiyakan permintaanku. Aku ada satu kebiasaan khusus di hari ulang tahunku. Kalau biasanya aku berziarah ke makam Rembulan dengan Mama tapi setiap hari ulangtahun kami, aku hanya ingin berdua dengan Rembulan. Gak ada alasan khusus kok, cuma pengen quality time aja meskipun gak bisa lagi berebut kue dengannya.

Aku membawa pelan mobilku sambil memutar kembali kenangan masa kecil kami. Aku dulu yang selalu marah jika Rembulan suka mengangguku saat masak tapi dia yang selalu memuji masakanku walaupun gagal . Rembulan yang pinter main gitar dan selalu bernyanyi untukku dan aku yang selalu bertepuk tangan untuk suaranya yang pas-pasan. Udah lama banget tapi rasanya tetap sedih.

"Assalamualaikum Rembulan!" Aku bermonolog ketika sampai di pemakaman. Aku bawakan banyak bunga untuknya, aku kirimkan doa dan bacaan yasin untuknya.

"Bulan, selamat ulang tahun sayang!!"

"Bulan, aku kangen kamu!" Akhirnya aku gak kuasa menahan air mataku, betapa aku sangat merindukannya.

"Aku dan Mama baik-baik saja, papa juga sepertinya baik dan bahagia. Bulan aku mau cerita tapi ini rahasia kita ya, aku bahkan malu mau cerita sama mama. Ini satu-satunya hal yang gak aku ceritakan pada mama."

"Aku sedang dekat dengan seseorang, dia baik banget Lan! Dia melamar aku dan sabar banget menunggu jawabanku. Dia selalu membuatku nyaman, dia selalu mengerti setiap keadaanku. Dia hampir sempurna Lan untuk ukuran laki-laki, aku merasa sangat beruntung bisa dekat denganya tapi kamu tau kan aku seperti apa? Aku merasa gak pantas buat dia Lan!"

Aku menyeka air mata, menunggu bulan menjawab curhatanku. Ha ha efek merindukan bulan aku jadi kurang waras.

"Bulan tolong bilang sama kembaran kamu, aku juga bukan orang yang sempurna!"

Aku terkejut mendengar suara orang yang berdiri di belakangku.

"Mas Nazril!"

Dia tersenyum lalu ikut duduk di sampingku.

"Assalamualaikum Rembulan, kenalin aku Nazril orang yang InsyaAllah akan selalu menjaga Ralintang. Katakan padanya, aku juga jauh dari sempurna dan aku butuh dia untuk bisa menyempurnakan hidupku." Kata mas nazril, dia meletakkan bunga di atas pusara Bulan.

Gimana lagi sih rasanya, aku sudah kehabisan kata-kata untuk menggambarkan perasaanku hari ini. Yang intinya aku sangat bersyukur untuk kebahagiaan hari ini.

"Rembulan yang tenang di sana ya, aku pamit dulu ajak Ralin pulang! InsyaAllah aku akan sering kesini!"

"Yuk!" Dia berdiri dan mengajakku. Kami mengendarai mobil masing-masing dan berhenti di sebuah taman.

Mas Nazril pamit sebentar lalu kembali dengan membawa minuman untukku dan dia.

"Selamat ulang tahun!" Tambahnya lalu memberikan satu buket bunga untukku, bunga yang sama yang dia berikan untuk Bulan tadi.

"Terimakasih. Cukup kaget sih kamu tahu ulang tahunku!"

"Password macbook kamu kan?"

"Haha iya, mudah ditebak ya!

"Ganti deh, jangan yang mudah ditebak gitu. Bahaya juga sih!"

"Iya nanti aku ganti. Mas Nazril bukannya di Jakarta?"

"Barusan sampai langsung ke sini."

"Belum pulang ke rumah?"

"Nanti saja, sekalian membawa berita bahagia untuk Abi dan Umi." Katanya dengan senyum khasnya.

"Berita Apa yang membuat orangtua kamu bahagia?"

"Anak bujang lapuk mereka akan segera mengakhiri masa lajang!"

"Haha, lapuk banget ya!"

"Iya, makanya jangan biarin tambah lapuk!"

Aku hanya tertawa, sejak mengenalnya selera humorku benar-benar berubah drastis.

"Jadi apa jawaban kamu?"

Aku tau ini waktunya aku memberikan jawaban untuknya. Waktu itu aku gak ingat kalau sebulan itu pas hari ulang tahunku.

"Kenapa kamu yakin padaku Mas?"

"Lin, malam ini aku berangkat ke Bandung. Kamu gak apa-apa?"

"Hah? Ya gak apa-apa Mas, itukan kerjaan kamu, sebelum kita kenal kamu juga udah sesibuk itu." Jawabku meski masih heran dengan pertanyaannya yang gak nyambung dengan obrolan kami sebelumnya.

"Ini juga aku harus jemput sepupuku dulu, gak apa-apa?"

"Kenapa sih nanyain itu? Ya agak apa-apalah, masa jemput sepupu sendiri pakai minta izin sama aku mas! Ya udah sana kalau mau jemput!"

Dia malah tersenyum. "Itu alasannya Aku memilihmu Lin! Aku selalu berdoa sama Allah agar dijodohkan oleh wanita yang pengertian karena Aku gak bisa 24jam selalu bersamanya, aku juga punya tanggung jawab lain, aku butuh wanita tegar karena aku gak bisa selalu menuruti semua kemauannya tapi akan selalu aku usahakan. Aku butuh wanita sabar karena mungkin aku akan sering meninggalkan dia, kerjaanku yang menuntut harus berpindah-pindah tempat, aku butuh wanita mandiri karena mungkin aja aku gak akan selalu di samping dia di saat dia kerepotan. Dan hampir semua itu aku menemukannya di kamu Lin!"

Kenapa tukang gombal ini pintar berkata-kata sih? Aku sangat terharu sekaligus bahagia, dengannya aku merasa diriku benar-benar dihargai dan dicintai.

"Dulu aku pernah ditinggalkan wanita karena aku tidak ada disampingnya saat dia sakit padahal aku terpaksa ada kerjaan yang mengharuskan aku pergi. Dia pernah protes karena aku lebih mementingkan sepupuku, padahal bagiku hidup itu tidak hanya dengan pasangan. Memang bagiku pasangan adalah jiwaku, tapi keluargaku juga menempati tempat penting di hidupku. Dan akhirnya aku menyadari bahwa aku telah salah memilih."

Aku gak tau harus berkomentar apa, laki-laki ini sudah sangat sempurna untuk hidupku.

"Jadi apakah kamu bersedia menjadi pendampingku yang penuh dengan kekurangan ini?"

**********

Note: Part selanjutnya-selanjutnya bakalan ada yang panjang banget, semoga tidak bosan baca sampai bawah ya 😁😁

5. (a)Gus Nazril Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang