1.3

4.3K 392 26
                                    

Nafasku memburu dan keringatku jatuh bercucuran saat aku kembali melompat ke belakang dan mendongak menatap lawan di depanku.

Seperti yang diharapkan dari seorang Duke, seni berpedangnya hampir tak bercela. Heh, kurasa aku bisa membanggakan diriku dan berkata,

"Dia Ayahku! Lihat, dia kuat kan? Ditambah dia sangat tampan! Tapi sayang sekali dia sudah menikah, Hahahahaha!"

Tapi instruktur ku pasti akan memarahi ku nanti. Dan Ibuku mungkin juga akan ikut memarahiku.

Sesaat, kupikir mereka berdua adalah Rap God. Mereka akan memarahiku dalam satu tarikan nafas. Dan itu biasanya berlangsung selama beberapa jam sampai mereka lelah, atau sampai matahari sudah terbenam.

Aku sudah berumur 12 tahun. Dan aku sudah membuat kemajuan selama 10 tahun belakangan.

Dimulai dari ketika aku membangunkan sihirku di umur 6 tahun.

Yang aku ingat hari itu aku bermimpi terjatuh ke dalam kobaran api, lalu rantai-rantai berwarna emas menangkapku.

Lalu aku terbangun, menyaksikan setengah dari rumah besar yang kutinggali saat itu, meledak karenaku.

Beruntung itu bukan rumah utama.

Aku masih ingat wajah Ayah yang memucat, Ibu yang terkejut, dan Ferius yang berbinar menatapku. Seisi rumah kemudian panik sementara aku kembali mengeluarkan energi sihirku, dan hampir membakar diriku sendiri.

Keesokan harinya Ayah dan Ibu memutuskan untuk kembali ke Ibukota. Tiada hari dimana aku tidak berlatih sejak saat itu.

Ah, aku memiliki seorang adik sekarang. Jika Ferius dan aku mempunyai penampilan persis seperti Ayahku, sangat persis sehingga Ferius sering di panggil Darren Junior. Maka adik kecilku adalah perpaduan antara Ayah dan Ibuku.

Rambutnya hitam legam berkilau seperti Ibuku, sementara matanya berwarna emas seperti Ayahku.

Belum lagi perihal tentang Dewi Kent-- Celene. Dia dengan mudah menyamar sebagai seorang perubah bentuk, dan tidak ada yang mencurigainya sejak saat itu. Semua orang hanya menganggapnya sebagai "peliharaan Nona Lilya yang bisa berubah bentuk menjadi hewan apa saja".

Dan seperti saat ini, dia kembali berbaring di rumput yang berada di tempatku latihan sekarang, tidur dengan tenang sementara aku susah payah melawan Ayahku.

Hanya hari-hari biasa tanpa ada gangguan dan masalah. Seperti biasanya.

"Ah- Ayah, Hah, berhenti... berhenti sebentar, aku ingin beristirahat..." Ucapku sambil terengah-engah, mengulurkan tanganku ke udara menghentikannya.

Kulihat dia mengangkat kedua bahunya dan menyingkirkan pedangnya. Sementara aku langsung terduduk dengan kasar. Menghirup nafas seolah-olah ini pertama kalinya aku bernafas.

"Putri Ayah memang jenius! Jika saja stamina mu dapat mengimbangi kemampuanmu, Lilya mungkin sudah bisa mengalahkan Ayah saat ini." Ucap Ayah sambil tertawa lepas melihat aku yang masih terengah-engah tak berdaya.

Itu pujian atau apa? Kau benar-benar ingin putrimu yang baru saja berumur 12 tahun mengalahkan dirimu yang berumur entah berapa? Wow, kurasa Ayahku ingin membuatku menjadi Monster kecil.

"Aku masih mempunyai banyak waktu." Timpal ku yang sudah sedikit tenang.

"Ya. Lilya masih mempunyai banyak waktu." Ucapnya tersenyum menatapku, dengan tangan yang sudah terlanjur menghancur-- mengusak rambutku.

"Ayah, hentikan. Aku bukan..." anak kecil lagi.

Ah. Aku hampir berucap seperti itu.

"Bukan apa? Anak kecil? Anak ini, kau masih anak kecil. Bahkan jika Lilya sudah tumbuh menjadi perempuan secantik Ibu, Aku masih akan tetap menganggapmu anak kecil." Ucapnya sambil terus mengusak rambutku, kali ini lebih kencang.

[DISCONTINUED] Lilya is Teaching 5 DiscipleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang