[this chapt is kinda dramatic and sorry for that, pls tell me if its too much lol]
songs:
one direction - 18
nikken agak nervous sama pertanyaannya perrie dan dia lagi komat-kamit dalem hati semoga perrie gak nanya yang macem-macem kayak 'apa zayn pernah memakai bra' ata-
nikken kamu tolol, perrie mana mungkin bakalan nanya gitu!! pikir nikken.
"jadi apa aku bisa bertanya sekarang atau mungkin kamu mau lanjut makan atau- ya gitu lah.." ucap perrie gugup.
banyak tawaran, boleh nawar gak kayak, 'eh, pezz, boleh gak aku pulang dulu?' atau 'eh pezz, aku mau buang air dulu.' pikir nikken dan gak sengaja memutar mata.
"lanjutin, pezz." jawab zayn dan si nikken liat dia datar.
si perrie melihat kearah nikken, "oke pertanyaan pertama... kenapa kamu gak marah pas zayn ternyata... dia udah sama aku, dua bulan sebelum kalian putus?"
oh, sayangnya nikken bakalan setengah bohong kali ini. karena gak mungkin kan dia jawab, 'ya gak papa, aku tau aku bakal mati dan gak mungkinkan si zayn mau pacaran ama orang mati.'
"well, mungkin dia udah gak sayang sama aku dan dia gak bahagia sama aku." jawab si nikken dan dia sedikit membuang muka dari zayn yang ngeliat dia dengan tatapan iba.
dia butuh cinta dalam tatapanmu, zayn.
bukan iba.
"apa kamu menyerah padanya?" tanya perrie.
lalu nikken tergelak, "aku tak pernah menyerahkan milikku pada orang lain, perrie. namun, mungkin saja aku tak bisa mempertahankannya. aku gak mungkin mempertahankan apa yang gak mau dipertahankan. walau aku tau kalo zayn itu layak buat dipertahankan."
lalu nikken, dia menarik napas, "dia udah gak cinta sama aku. dan aku lebih milih apa yang aku punya itu bahagia sama orang lain daripada liat dia tersiksa karena cintanya terpendam."
"sama saja itu kamu menyerahkannya kan?"
nikken tersenyum, senyuman yang paling nyakitin, "ada satu alasan yang gak akan pernah kalian mau tau dan aku gak bakal kasih tau." lalu dia menatap lurus, "aku hanya mau kamu buat dia bahagia, perrie. aku gak bisa buat dia bahagia, and please make him does."
suara berat zayn terdengar, "kenapa kamu bilang gitu?"
"karena aku tau suatu saat nanti aku bakal meninggalkan ini semua. aku gak akan kembali lagi dan aku hanya akan menatap kamu dari kejauhan." jawab nikken.
perrie dan zayn saling menatap.
"i got a heart, and i got a soul. believe me, i will use them both. aku gak bakal pernah berhenti mencintaimu, zayn." napasnya menghentak, "aku tau, aku membuat awal yang salah. aku gak mau sendiri saat itu, aku mau terus-terusan gitu, masa-masa itu indah, bahkan sampai sekarang aku sering memikirkannya." lanjut nikken.
"i have loved you since we were 18. long before we both thought the same thing, all i can do is say that these arms are made for holding you." ucap zayn dan menarik napas, "when we were 18."
nikken melihat ke arah perrie, "jangan pernah cemburu padaku, perrie. apa kamu mau tau kenapa?"
perrie menatapnya dalam-dalam dan menggeleng.
"dia mencintaimu lebih dari apapun." ucap nikken tanpa tertahan.
"apa bener-bener udah gak ada kesempatan buat zayn?" tanya perrie.
lagi, nikken senyum, "we took a chance, god knows we tried, yet all along i knew will be fine. tapi aku tak bisa memaksakan perasaannya kan? sekalipun aku mencintainya, dia tak mencintaiku."
zayn membalas senyumannya dan melihat ke arah perrie, "dihari dimana hubungan kita mulai renggang, i was thinking like 'let's split the night wide open, and we'll see everything we can, live in love in slow motion.' dan aku sadar, i had those fuckin' great day with nikken but maybe sooner or later we have to stop. we both cant take it anymore. aku mungkin membutuhkan orang seperti kamu, pezz..."
dia melanjutkan, "and nikken, it doesn't mean to hurt your feeling or i was saying that i didn't need you in my life. the truth is i will always love you..." dan dia melihat ke arah perrie, "but maybe my love for you is on different way, in which i could never love you like the way i love perrie."
dan disaat itulah jantungnya nikken berdetak lebih cepat dan lebih kencang, jangan sekarang dasar jantung payah!
"i remember, you kiss me where i lay down and my hands pressed to your cheeks, it was a long way from the playground." ucap nikken.
perrie dan zayn bertatapan, seperti memberi kode. dan perrie mengangguk.
zayn mengambil salah satu tangan nikken, ia kembali mengulang kalimatnya tadi, "i have loved you since we were 18. long before we both thought the same thing."
zayn memutar mulutnya, "kamu tahu ken, terima kasih telah mengajariku, to be love and to be in love. dan aku pernah berpikir, i wanna love like you make me feel, when we were 18."
lalu perrie berdehem, "maaf ya jika aku bertanya ini.... eh, kalian pernah itu tidak?"
mata nikken membelalak, "tidak pernah! yaampun!"
lalu zayn tergelak, "kamu gak percayaan sih!" ucap zayn dan perrie memukul pelan lengan zayn.
saat itu juga nikken dapat merasakan napasnya mulai berat. oh tidak, aku tidak membawa obatku! pikir nikken.
"huh.. zayn dan perrie.. huh.. aku pamit yah.." ucapnya agak tersendat sendat.
"eh? kamu gak papa, nik?" tanya perrie yang terlihat khawatir. karena nikken mulai memegang dadanya dan meremasnya sedikit.
"gak papa." nikken menarik napas dan mulai berpikir bagaimana jika ia seketika terjatuh ditengah jalan nanti.
"kamu tau nikk, kami bisa mengantarmu." tawar zayn.
"tidak, tidak perlu. eh, sebentar aku mau bayar.." dan nikken hendak berdiri.
"eh tidak usah, aku mentraktir! kan sekali-sekali doang bisa makan sama kamu nik." ucap perrie.
"tidak-"
"jangan, nikken. ini bagianku." dan perrie tersenyum, akhirnya nikken menyerah dan ia mengangguk.
nikken berdiri dan saat itu juga ia merasa napasnya semakin berat, "aku pulang."
"ZAYN!" teriak perrie dan dia berlari ke arah nikken yang tumbang tak jauh darinya.
"nikken!" zayn buru-buru menggendongnya dan perrie meletakkan uangnya diatas meja dan mereka membawa nikken ke rumah sakit.
"bertahanlah." ucap perrie sambil memegangi tangan nikken dan perrie mulai menangis.
-
update karena gue baik *?
KAMU SEDANG MEMBACA
last breath ➵ z. m
Fanficdia meninggalkan aku karena seseorang yang lebih cantik dan terkenal. dia tak pernah tau aku sekarat disini. dia tak pernah tau kalau aku akan terus menunggunya. walau aku tau waktuku sudah dekat. dear zayn, aku tak akan berhenti mencintaimu. walau...