Setelah acara perlombaan kemarin,hari ini akan ada acara pentas seni dan bazar.
Hanin dan teman-temannya sibuk mempersiapkan musikalisasi puisi yang akan ditampilkan nanti.
Hanin yang sebagai pembaca puisinya berlatih untuk mengatur intonasi saat membacakannya.
Serta lima orang lainnya termasuk Bella akan bernyanyi untuk mengiringi puisi yang dibacakan Hanin.
Serta teman-teman sekelas Hanin yang lain juga sibuk mempersiapkan bazar makanan yang akan dijual nanti.
"Aduh nin,tema puisinya di ganti kenapa ini terlalu sedih tau"protes Bella.
"Eh,ini tuh udah tema paling bagus sepanjang masa tau,ibu itu adalah sosok yang paling kita cintai kan ini bisa cara kita mengungkapkan pada ibu kita"jelas Hanin.
"Iya si,tapi kan ibu kita nggak ada disini jadi dia nggak tau"protes Bella lagi.
"Ahh, pusing dah ngomong sama lo Bell,udah ya fiks ini tema paling bagus titik"kekeh Hanin lalu bergegas pergi.
"Yee sensi amat lo deh nin"teriak Bella saat Hanin telah jauh dari pandangannya.
--------------------------------------------------------------------------------------
Raffa tengah sibuk mengatur jadwal acara pensi bersama para anggotanya di ruang rapat OSIS.
"Oke,jadi udah selesai ya jadwalnya nanti sekretaris silahkan diketik dan untuk pembawa acara silahkan dipelajari agar nanti acara berjalan sesuai rencana"ucap Raffa yang tengah selesai memimpin rapat.
"Ehh,nanti Raffa bakal nyanyi loh di panggung"celetuk Zidan.
Sial,dasar kenapa Zidan bisa berkata seperti itu padahal dirinya tak pernah berniat melakukannya,bernyanyi ahh itu hal yang begitu memalukan batin Raffa.
"Saya tidak akan bernyanyi apa-apa nanti"ujar Raffa.
"Ihh,Raffa ngga papa kali entar nyanyi di panggung".
"Iya dong,pingin denger suaranya sang leader kita hehe".
"Iya nih,kita semua pingin banget tau liat kamu nyanyi,iya kan semua ?".
"Iyaa"jawab semua anggota Raffa serempak.
Raffa terdesak dengan permintaan teman-temannya ,bernyanyi itu konyol sekali untuknya pikir Raffa.
"Saya sekali bilang tidak ya tidak"ujar Raffa tegas lalu bergegas meninggalkan ruangan rapat.
Hey siapa yang memulai hal ini sial Raffa terlihat marah,semua merasa takut atas apa yang telah dilakukan pada Raffa.
Zidan yang memulainya terlihat biasa saja dan tak ada rasa bersalah sama sekali.
Raffa berjalan cepat di sepanjang koridor hingga ia menabrak Hanin.
"Ehh,sorry gue nggak sengaja nin"ujar Raffa.
"Emm,iya ngga papa kok lo jalanya buru-buru banget si ?"tanya Hanin.
"Enggak kok gue cuma lagi kesel aja,masa gue disuruh nyanyi nanti di panggung kan nggak lucu"keluh Raffa.
Hanin menghela nafasnya"hemm emang nggak lucu si,tapi bikin terpesona kapan lagi bisa liat sang leader mengeluarkan suara merdunya"ujar Hanin lalu beranjak pergi.
Ada apa ini,kenapa rasanya hati Raffa menjadi tak karuan mendengar perkataan Hanin.
Sekitar pukul setengah delapan pagi acara pentas seni akan segera dimulai.
Sang pembawa acara pun membuka acara dan membacakan susunan acaranya.
Pertama ada sambutan dari sang kepala sekolah dan juga beberapa guru.
Acara selanjutnya ialah pertunjukan pentas seni dari masing-masing kelas.
Ada yang menampilkan drama,bernyanyi,baca puisi,dan masih banyak lagi.Seketika ada hal yang membuat Raffa terkejut dan kesal.
Bagaimana bisa dalam susunan acara terdapat bagian kalau dirinya akan bernyanyi.
Sungguh menyebalkan,ingin rasanya Raffa merobek kertas susunan acara itu.Entahlah,apa yang harus dilakukan Raffa saat ini.
Bernyanyi itu sangat memalukan sekali untuknya.
Ditambah lagi desakan teman-temannya yang berteriak heboh meminta dirinya untuk naik ke panggung.Raffa menghela nafasnya panjang,ia tak tahan lagi dengan desakan teman-temannya itu.
Akhirnya ia melangkah maju menuju ke atas panggung dengan percaya dirinya.
Entahlah apa yang akan dilakukan nanti di atas panggung.Akhirnya Raffa membuka suaranya dan menyanyikan lagu bahasa inggris yang entah apa judulnya.
Yang pasti ia membawakan dengan begitu merdu dan berkharisma sekali.
Sangat tak disangka sekali Raffa suaranya begitu khas dan berhasil memikat para penontonnya.Acara selanjutnya ialah pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang akan dilantukan oleh salah satu siswi kelas XI Mipa 1.
Entahlah usai bernyanyi dilanjutkan baca Al-Qur'an,siapa yang membuat susunan acara ini,tapi tak apalah biar hati tenang setelah tadinya riang gembira ya kan.Ya,Amira melantunkan surah Ar-Rahman begitu merdu dan menyayat hati.
Sukses membuat hati yang mendengar menjadi tenang.Kemudian acara selanjutnya musikalisasi puisi perwakilan dari kelas Mipa 3 yang akan di bawakan oleh Hanin dan teman-temannnya.
Hanin begitu menghayati setiap kata dari puisi yang ia bacakan terlebih ia merasakan hal yang sama dari isi puisi tersebut.
Ia begitu merindukan ibunya,sosok yang begitu ia cintai.
Ia juga mendambakan suasana keluaraga yang penuh dengan kebahagiaan.
Ia sukses membawa suasana sedih haru bagi penontonnya dari setiap kata yang ia bacakan di iringi musik yang menenangkan hati.Usai tampil,Hanin teringat dengan mamanya juga papanya.
Harapan yang selalu ia nantikan berkumpul bersama mereka saling bercanda tawa.
Ia berlari ke taman belakang untuk menenangkan hati dan pikirinnya.Raffa yang melihatnya berniat menyusul Hanin,ia tahu kalau Hanin sedang kacau pikirinnya.
Terlihat Hanin menuntup wajahnya yang berusaha menutupi air matanya."Aku boleh duduk nggak?"tanya Raffa yang tengah berdiri disamping Hanin.
Hanin sedikit terkejut ketika mendapati Raffa disampingnya ia berusaha mengusap air matanya"Eh Raffa kok lo bisa ada disini sih,duduk aja lah"ujar Hanin.
"Kalo mau nangis silahkan, jangan dihapus dulu kalau belum lega dilanjutin dulu gih"ucap Raffa.
Hanin benar-benar ingin menangis sepuasnya,hingga ia memeluk tubuh Raffa yang begitu nyaman untuknya.
Raffa pun tak memberontak sedikitpun bahkan ia mengelus puncak kepala Hanin untuk memberikan ketenangan.Setelah beberapa saat terdapat Amira yang tengah berdiri disamping mereka berdua.
Perlahan Hanin melepas pelukannya setelah ia merasa tenang."Amira ada apa ke sini?"tanya Raffa.
Amira terdiam sejenak entah apa yang di pikirkannya"ehh,ini anu Raffa kamu di cari sama pak Amar buat menentukan pemenang lomba"ujar Amira.
"Oh,iya kamu duluan aja entar aku nyusul"ucap Raffa.
"Ohh,iya"balas Amira.
Kemudian Amira beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.
"Udah nangisnya ya,jangan dihabisin sisain buat nanti"ujar Raffa seraya mengusap air mata Hanin dengan salah satu jarinya
Kedua mata mereka saling bertemu,mengisyaratkan bagaimana perasaan mereka saat ini.
"Makasih ya Raff,lo udah bisa nenangin gue"ujar Hanin.
"Kalo lo butuh ketenangan lo bisa datang ke gue kapan pun lo mau dan gue juga bakal berusaha melakukan apa yang gue bisa"ujar Raffa lirih.
Sulit digambarkan bagaimana perasaan Hanin saat ini.
Apa ia sudah siap membuka hatinya buat orang lain,setelah ia kehilangan seseorang yang begitu disanginya yang dulu juga membuat dirinya begitu nyaman.Assalamu'alaikum gaiss..
Maap ya baru update😥
Semoga masih suka yaa hehe
Jangan lupa buat Follow dan Vomentnyaa yupp
Maacihh
Lapyuu...
Wassalamu'alaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
God's Scenario
EspiritualBeranjak dari masa lalu menyakitkan tak semudah membalikkan telapak tangan. Mencoba berubah untuk jadi lebih baik tak cukup dalam hitungan detik. Alasanku pergi bukan karena ku tak lagi mencintai,karena aku sadar jika ku terus bersamamu akan selalu...