•Hilang•

76 8 3
                                    

Pagi yang tak begitu cerah menyapa hari ini.
Hanin bergegas bangun dari tempat tidur barunya yang lebih sederhana.
Ia bersiap-siap ke sekolah, karena kemarin dirinya sudah tidak masuk.

Hari ini Hanin ke sekolah naik kendaraan umum.
Setelah kejadian hari itu ia belum berkomunikasi sama sekali dengan David.

Setibanya di sekolah Hanin langsung menuju ke kelasnya.
Lalu ia duduk di tempat duduknya seraya menyapa sahabatnya Bella"Woy Bell,pagi-pagi udah ngelamun aja tumben lo kemarin nggak ngechat gue".

Tak ada jawaban dari dari Bella.
Ada apa dengan Bella tak seperti biasanya dia seperti ini.
Tapi ya sudahlah,mungkin mood sahabatnya sedang buruk ia tak mau menggangunya.

Setelah pelajaran matematika yang begitu membosankan,akhirnya jam istirahat tiba juga.
"Bell,kuy ke kantin"ajak Hanin kepada Bella.
"Sorry,gue hari ini lagi nggak makan di kantin"balas Bella ketus lalu meninggalkan Hanin.

Hanin tak tau apa yang terjadi sama Bella.
Kenapa sikapnya berbeda kepada dirinya.
Tapi Hanin mencoba untuk berfikir positif,"mungkin tu anak lagi PMS kali"gumam Hanin untuk menghibur dirinya.

Alhasil Hanin ke kantin sendirian tanpa ditemani Bella.
Ketika di kantin Hanin merasa risih, kenapa teman-temanya semua menatap dirinya dengan wajah sinis.
Ada yang salahkah dari penampilannya.

"Woy,guys anak tukang tipu yang gantung diri itu udah masuk sekolah nih"ejek salah seorang teman Hanin.
Sebut saja Farah ketua geng cewek paling hits di sekolah ini.
"Ih,ya ampun gimana yaa sama jasad papanya itu pasti udah hancur lebur tak bersisa,upsss"tambah Felly anggota geng Farah.

"Dan mamanya yang kerja di tempat yang menjijikkan itu gimana ya,nurun ke anaknya atau enggak"tambah temannya lagi yaitu Bella.

Hanin hanya bisa diam menahan air matanya.
Ia tak habis pikir Bella sahabatnya ikut mengejek dirinya.
Hanin udah tak kuat lagi dengan ejekkan teman-temanya.
Ia berlari ke toilet seraya menahan isakkan tangisnya.

Raffa yang menyaksikan kejadian itu merasa iba kepada Hanin.
Ia melihat Hanin yang sedang duduk termenung di atas rooftop.
Lalu ia menghampiri Hanin.
Raffa belum juga buka suara.

Sampai Hanin yang buka suara.
"Ngapain lo disini,kalo mau ngejek gue mending lo pergi sana!"bentak Hanin dengan isakkam tangisnya.
"Gue nggak ngejek lo"balas Raffa singkat.

"Terus mau ngapain lo"tanya Hanin.
"Gue nggak sependapat sama yang lain,lo nggak seperti yang mereka katakan"balas Raffa lalu pergi meninggalkan Hanin.

Hanin mencerna apa yang dikatakan Raffa baru saja.
Apa ia tak salah dengar,David pacarnya dan juga Bella sahabatnya pun meninggalkan dirinya.
Raffa orang orang yang baru ia kenal malah percaya kepada dirinya.

Waktu pulang sekolah telah tiba,Hanin kembali menaiki kendaraan umum untuk pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah ia masih memikirkan kejadian itu.
Gosip tentang keluarganya telah menyebar ke seluruh penjuru sekolah.

Ia tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang.
David pacarnya tak peduli akan hal itu,bahkan Bella sahabatnya pun juga membenci dirinya.
Semua orang yang ia sayangi telah hilang meninggalkannya.
Kepada siapa lagi ia harus berkeluh kesah.

Malam ini Hanin akan membeli mie instan di supermarket.
Setiap hari ia memang hanya bisa makan mie instan,karena hanya itu yang mampu ia beli.

Usai membeli mie instan,Hanin berjalan di depan sebuah cafe.
Ketika ia berjalan di cafe itu,ia melihat seseorang yang tak asing bagi dirinya.

Dan ternyata yang ia lihat adalah David, dia bersama cewek lain yang Hanin kenal.
Dia adalah Ressa cewek di kelas sebelahnya.
Kemudian dengan wajah curiga Hanin menghampiri mereka.

"David,kamu ngapain disini sama Ressa lagi!"ujar Hanin penuh emosi.
"Apaan sih lo,lagi ngedate dong sama pacar gue"balas David sinis.

"Pacar??kita kan belum putus,lo itu masih pacar gue!!"bentak Hanin.
"Oh ya,gue lupa belum putusin lo yaa, sekarang kita putus gue udah nggak butuh lo lagi!"balas David.

"Putus??maksud lo apaan sih vid,kita masih bisa memperbaiki semuanya kan,hanya karena masalah ini kita putus?"ujar Hanin seraya memegang kedua tangan David.

"Udah nggak ada yang bisa diperbaiki,lo sekarang pergi jangan ganggu gue lagi!!"balas David seraya menhempas tangan Hanin dengan kasar.

Dengan isakan tangisnya Hanin pergi meninggakan cafe itu.
Pikiranya begitu buruk saat ini,hatinya pun begitu sakit.
Ia berjalan tak tentu arah dengan derasnya hujan yang membasahi tubuhnya.

Hingga ia berhenti di sebuah jembatan gantung.
Ia menangis sekeras-kerasnya tak memperdulikan kendaraan berlalu lalang di sekitarnya.
Apakah ia harus menyusul papanya.
Tapi bagaimana dengan mama,ia begitu menyayanginya.

Raffa yang baru saja membeli minuman dari sebuah kedai melihat sosok gadis yang tak asing bagi dirinya.
Melihat keadaan gadis itu,menggerakkan kaki Raffa untuk menghampirinya.

Setelah Raffa sampai di dekat jembatan itu ia mengenali gadis itu dan ternyata adalah Hanin.
"Hanin,lo ngapain disini?"tanya Raffa .
"Lo ngapain disini,tinggalin gue disini gue udah nggak sanggup untuk hidup lagi!"balas Hanin.

"Lo gila?lo mau mati dengan cara yang konyol kaya gini!"ujar Raffa lalu memaksa Hanin untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Lo ngapain sihh,halangin gue kaya gini ini bukan urusan lo tau nggak!"ujar Hanin dengan nada tinggi.
"Lo mau mengakhiri hidup lo dengan cara kaya gini, hanya karena masalah itu?sadar nin"balas Raffa.

"Masalah kaya gini lo bilang?lo nggak tau apa yang gue rasain,ketika hidup gue hancur lalu orang yang gue sayang juga ninggalin gue termasuk David pacar gue"ujar Hanin dengan isakkan tangisnya.
"Gue tau apa yang lo rasain,ketika orang yang lo sayang ninggalin lo saat kaya gini,inget nin Allah selalu siap mendengar segala keluh kesah kita, dan ini juga cara Allah menghindarkan lo dari cinta yang salah"balas Raffa.

Hanin mencerna kata-kata yang baru saja Raffa ucapakan.
Hanin sadar bahwa selama ini ia tak pernah mengingat Allah,ia begitu jauh dari Tuhannya.

Mobil Raffa sampai di depan rumah Hanin.
Kemudian Hanin turun dari mobil Raffa.
"Makasih ya,lo udah nganterin gue"ujar Hanin.
"Iya,sama-sama jangan lo ulangin lagi apa yang lo lakuin tadi"balas Raffa.
Hanin hanya mengangguk pelan dengan pinta Raffa.

Kemudian Hanin masuk ke rumahnya dan langsung menuju kamarnya.
Ia mengganti pakaiannya yang basah karena kehujanan.
Hanin masih teringat ucapan Raffa tadi. Itu sangat menusuk hatinya.

Lalu hanin beranjak dari kasurnya dan mengambil air wudhu.
Sudah lama sekali ia tak melaksanakan sholat,bahkan ia lupa bacaannya bagaimana.
Tapi ia tetap melaksanakan semampunya,ia berniat untuk mengingat Allah agar hatinya merasa tenang.

"Ketika semua orang meninggalkan dirimu dikala musibah menghampirimu,ingat Allah tidak pernah meninggalkanmu,kembalilah pada-Nya"_Raffa.

"Terimakasih Tuhan,dengan cara ini engkau menyelamatkan diriku dari cinta yang salah"_Hanin.

Assalamu'alaikum guys...
Gimana sama part ini..?
Comen di bawah yaa jangan lupa di follow dan vote yaa..
Semoga kalian suka yaa sama part ini maaf masih banyak kekurangan🙏
Thank's for reading❤
Wassalamu'alaikum.

     God's ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang