Hanin pun tiba di sekolahnya dan ia langsung turun dari motor David.
"Ya udah sayang,aku ke kelas dulu ya belajar yang bener jangan lupa makan oke"ucap David kepada Hanin."Iya sayang,aku juga ke kelas ya kamu juga jangan lupa makan entar kalo sakit siapa nanti yang anter aku ke sekolah bye sayangku"balas Hanin dan ia pun berjalan menuju kelasnya.
Kelas Hanin dan David berbeda jadi mereka tidak bisa selalu bersama sewaktu di sekolah.Hanin berjalan buru-buru ke kelasnya takut ia terlambat mengikuti pelajaran pertama ya karena jarak kelas David dan Hanin cukup jauh.
Karena Hanin jalan buru-buru sampai ia menabrak seorang cowok yang sedang membawa tumpukan beberapa buku dari perpustakaan.
"Eh,maaf ya soalnya gue buru-buru banget nih soalnya jam pertama gurunya killer banget sumpah"ucap Hanin sambil membantu merapikan buku yang terjatuh itu.
"Iya nggak papa kok,tadi gue juga nggak liat jalan soalnya"balas cowok itu kepada Hanin.
"Emm,kamu anak kelas berapa?"tanya Hanin karena ia belum pernah jumpa sebelumnya.
"Gue anak kelas sebelas MIPA 3"jawab cowok itu singkat.
"Wihhh sekelas sama gue donk,gue nggak tau soalnya kemarin gue nggak masuk kenalin nama gue Hanin nama lo siapa?"tanya Hanin dengan mengulurkan tangannya ke cowok itu untuk berkenalan.
"Nama gue Raffa"balas cowok itu tanpa membalas uluran tangan Hanin.
Idihhh,sombong amat sih ni cowok mentang-mentang ganteng cuek banget sumpah.
Hafidzan Raffa Khairy.
Murid pindahan dari sekolah SMA Baitul Qur'an ini,mempunyai pesona tersendiri bagi kaum hawa.Posturnya yang cukup tinggi,wajahnya yang masih seperti anak kecil terlihat begitu menggemaskan serta tatapan matanya yang begitu tajam.
Hanin dan Raffa pun tiba di kelasnya,untung mereka segera datang karena sang guru killer pun datang setelah baru saja mereka duduk di kursinya.
"Untung aja lo datang tepat waktu kalo nggak lo bisa kena semprot bu Dian mampus lo"ucap Bella kepada Hanin.
"Iya,untung aja soalnya tadi ada sedikit masalah dijalan"balas Hanin santai.
Bella teman sebangkunya Hanin.
Ia merupakan sahabat Hanin sejak SMP,dan kinin mereka masih satu sekolah saat SMA.Bella yang mempunyai wajah agak kebulean itu yang di dapat dari ayahnya yang berkebangsaan Inggris,serta rambutnya yang berwarna pirang.
"Eh,bentar kenapa lo bisa datang berdua sama si Raffa?"tanya Bella penasaran.
"Tadi gue nabrak dia di jalan"jawab Hanin ketus.
"What??gimana nin murid baru itu
ganteng banget nggak sih,ya ampun pengen gue jadiin pacar sekarang juga sumpah"balas Bella sambil mengibaskan rambutnya."Ganteng sih tapi sombong amat tau nggak sih,masa gue mau ngajak salaman dia nggak mau kan ngeselin"ketus Hanin kesal.
"Masa sih, emm dari yang gue tau sih dia anak rohis di sekolahnya dulu pantes aja kan dia alim"jawab Bella sok tau.
"Bodo amat lah,nggak peduli gue"ketus Hanin dengan membelalakkan matanya.
Jam istirahat telah tiba.Hanin dan Bella seperti biasa mereka pergi ke kantin untuk pesan makanan langganannya.
"Eh,Bell gue ke toilet bentar ya kebelet nih titip makanan gue ya awas kalo sampai lo makan"ucap Hanin lalu ia langsung lari menuju ke toilet.
Bella hanya bisa mendengus pasrah sambil memegang dua mangkok soto yang satunya milik temannya itu.Setelah Hanin selesai dari toilet ia bertemu dengan Raffa yang terlihat baru saja keluar dari masjid sekolah.
"Ehh,emang ini udah waktunya sholat kah?Oo,gue tau lo baru sholat subuh jam segini yaaa?"tanya Hanin dengan wajah mengesalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
God's Scenario
SpiritualBeranjak dari masa lalu menyakitkan tak semudah membalikkan telapak tangan. Mencoba berubah untuk jadi lebih baik tak cukup dalam hitungan detik. Alasanku pergi bukan karena ku tak lagi mencintai,karena aku sadar jika ku terus bersamamu akan selalu...