"Bun, aku berangkat!"
"SALAM DULU, NAJWA!"
Gadis yang menggendong sebelah tali tasnya berdecak, kembali masuk ke rumahnya lalu berteriak. "ASSALAMUALAIKUM!"
Setelahnya, gadis itu menaiki motor lalu melajukannya dengan kecepatan sedang sambil bersenandung ringan.
Nazwa, begitulah orang-orang memanggilnya. Gadis berambut hitam panjang itu memanglah terkenal di sekolah. Bukan karena parasnya yang terbilang cantik, tapi karena perilakunya yang suka membuat keributan.
"Oy!"
Nazwa yang tengah meneguk minuman, tersedak seketika. Matanya memelototi Dewi yang tertawa puas karena berhasil membuatnya tersedak. "Sialan lo!"
"Sorry-sorry, gue sengaja! Hahaha!" Gadis yang memakai liptint pink mencolok itu, kembali tertawa.
"Receh lo, Dew!" Altha --temannya- mencibir lalu mengambil duduk di samping Nazwa, diikuti Hanna yang memilih duduk di meja.
"Suka-suka gue, sih! Repot amat lo!"
Nazwa mendengus, memilih menyeruput minumannya sambil menonton pertengkaran tak penting teman-temannya.
"Tumben amat lo, pagi-pagi nangkring di kelas." Gadis berambut pirang bernama Vanessa berujar lalu duduk di samping Hanna. Netranya terfokus kepada Nazwa.
"Ck, lo nggak lihat gue--"
"Oh my God, Nazwa! Gue nggak salah liat?!" Dewi yang berdiri di sebelah Nazwa memekik, membuat yang lain menatap ke arahnya lalu ke Nazwa. "Lo ... pake rok panjang?" tanyanya dengan mulut menganga.
"Iwh, norak banget!"
"Coba-coba berdiri!" perintah Hanna. Nazwa dengan malas berdiri. Belum sempat dia mengatakan perihal rok, ternyata Dewi--si ratu kepo-- lebih dahulu tahu.
"Astaga, Na! Lo udah gila?! Ngapain lo pakai rok panjang?!" seru Hanna sambil menatap jijik Nazwa. Nazwa spontan berdiri dan membekap mulut Hanna.
"Bisa nggak sih lo gausah teriak-teriak?!" semprot Nazwa sebal. Matanya menelisik seisi kelasnya yang masih sepi kemudian menarik nafas lega.
"Ya, sorry, abisnya gue kaget."
Altha yang juga terkejut langsung memutar badan Nazwa, lalu membulatkan mulutnya.
"Lo amnesia? Ngapain ke sekolah pakai rok panjang gitu? Cupu banget, njir!" Vane ikut mencibir.
Nazwa menghela nafas setelah melirik rok yang dia kenakan. Benar dugaannya, semua sahabatnya akan mengatainya 'norak'. Siapa juga yang tak mengatainya norak saat mengenakan rok panjang ini?
"Gue terpaksa."
"Siapa yang nyuruh? Nurut amat jadi anak," cibir Hanna lagi.
"Tau!" imbuh Altha.
"Ck, Bunda-lah, siapa lagi." Nazwa menghela nafas. "Kalau gue nggak nurut, motor dan uang jajan gue disita. Sialan!"
"Uuuh ..., yang sabar ya, Na." Dewi menepuk pundak Nazwa, mencoba memberi semangat. Tapi setelahnya gadis itu malah tergelak. "Anjir! Ngakak!"
"Badgirl seperti Nazwa pakai rok panjang? Hahaha!"
"Diem lo! Nambah emosi gue aja tahu nggak!" Nazwa menatap tajam Dewi. Tangannya merau wajahnya yang memerah karena kesal. "Kalian bayangin aja betapa memalukannya rok cupu ini."
"Mending gue gak sekolah sekalian daripada memakai rok seperti ini!" ujar Nazwa sambil memijat pelipisnya. Teman-temannya hanya menatapnya iba, kecuali Dewi yang masih tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanazwa
Ficțiune adolescențiKehidupan Kanazwa, gadis yang hobi berbuat onar dan membangkang perintah Bundanya, memanglah rumit. Terlebih saat semua orang tahu kalau Zahra adalah adiknya. Semuanya kacau! Ketenaran dan derajatnya di mata dunia menghilang seketika. Manusia-manusi...