Welcome back!
Vote, Comment, and Share!Enjoy it!
Happy reading!
.
.
.
.
.
.Rasanya, Langit ingin memukul Dav dengan tongkat bisbol milik Bu Rumi.
Dav terbahak melihat Langit hanya diam dan menatapnya tajam. "Kakel itu ngebet banget ya sama Rin?" celetuk Dav tiba-tiba setelah meredam tawanya.
Langit mengerutkan keningnya bingung, "Kakel yang mana?"
"Yang anak pemilik sekolah itu," Dav meneguk es tehnya yang sudah hampir tandas.
Langit hanya ber-oh ria, "Gue kira mereka pacaran."
Dav tersedak es batu, membuatnya terbatuk-batuk. "Emang Lo nggak cemburu?"
Langit mendengus sambil tersenyum miring, "Gue? Cemburu buat Rinai? Sorry nggak minat."
Dav hanya mendengus menatap punggung Langit yang menguar dari pandangannya.
°•°•°•°•°
"Adek mau ke mana sama Abang?" tanya Papa Rinai yang sedang duduk di ruang tengah.
"Mau ke basecamp, Pa. Rinai pulang jam satu ya?"
"Pake jaket, ya?" Rinai mengangguk mendengar nasihat mamanya.
"Abang jagain Adek, ya?"
Rain mengangguk lalu merangkul bahu adik kembarannya, "Kita berangkat ya Ma, Pa."
Sesampainya di basecamp, suasana sedang riuh.
Ada yang sedang bercakap via telepon dengan pacarnya, ada yang sedang sibuk chattingan dengan gebetannya, ada yang sedang makan, ada yang sedang rebahan, ada yang sedang bermain game, bahkan ada yang sedang kejar-kejaran gara-gara rebutan remote.
"SPADAAA! Rinai Hujan, hujan dari segala hujan datang!"
Semuanya sontak menoleh ke arah Rinai yang sedang melambaikan tangan sambil memasang ekspresi konyol.
"Hari ini agendanya apa?" tanya Rain yang sedang menyeruput kopi milik Dav.
"Kita nonton kak Lintas balapan sama geng Regard." Dav menyahut dengan nada sebal karena kopinya diminum tanpa seizinnya.
"Siapa aja yang ke sana?" Rinai bertanya sambil mendudukkan diri di tengah-tengah Arian dan Al.
"Langit, Rain, Gue, Dav, sama Arian." sahut Al mematikan rokoknya karena ada Rinai di dekatnya.
"Arian? Emang Orion di mana?"
"Mereka lagi tuker tugas. Arian bosen di rumah, kebetulan Orion lagi banyak tugas, jadi Arian di sini."
Rinai mengangguk paham.
"Udah pada siap?" Langit datang bersama Lintas.
"Lo mau ikut?"
Rinai mengangguk, ia masih agak aneh ketika Langit memulai percakapan padanya.
"Oke, kita berangkat sekarang!"
Sesampainya di arena balap sudah banyak penonton dari dua kubu yang berbeda.
"Kakak hati-hati, jangan sampai jatuh." Ujar Rinai cemas.
Cowok editor kesayangan Rinai itu terkekeh kecil, "Lo lagi mengambil alih peran Emak gue?"
"Kak Lintas udah gue anggep kakak gue."
"Gue gamau punya Adek manja, apalagi Rain yang otaknya cuma seperempat." celetuk Lintas sambil terkekeh geli.
"Yaumpan, gue kan tampan mempesona. Yayang Mega aja klepek-klepek." sahut Rain percaya diri dengan wajah songong yang membuat Rinai dan Lintas pura-pura muntah.

KAMU SEDANG MEMBACA
PEKAT
Novela JuvenilJadwal update bakal menyusul. Harus follow akun ini biar bisa baca semua karyaku dengan part yang lengkap. Juga harus Follow akun Instagram aku di @daystar_69 ____________________________ Kisah tentang Sang Hujan dengan Sang Langit, dengan Sang Bumi...