Part 7 [Jealous dan Jadian]

48 7 5
                                        

Kaget nggak sih dapet notif kalau PEKAT update?

Maap kemarin-kemarin aku lagi kena WB dan aku butuh banget semangat dari kalian.

Tolong vote dan commentnya ya😭❣️

HAPPY READING!
.
.
.
.
.
Earth menghampiri orang tua Rinai yang sedang duduk santai di ruang tengah. "Om, Tante, kami berangkat dulu, ya?"

Earth menyalami orang tua Rinai bergantian, diikuti oleh Rinai. "Hati-hati ya, nak. Jangan ngebut-ngebut, sekolah yang rajin ya, kalian."

Earth dan Rinai mengangguk hampir bersamaan, lalu mereka melesat menuju sekolah dengan motor sport milik Earth.

Di sekolah, sudah cukup ramai karena SMA Radhavat akan menutup gerbang sepuluh menit sebelum bel masuk berdentang.

Earth membantu Rinai yang terlihat kesusahan melepas helm, "Gue anterin, ya?"

Rinai mengangguk tanpa ragu, "Makasih ya, Phi. Maaf ngerepotin."

Earth menggeleng tegas, "Nggak usah bilang makasih," ujar Earth sambil mengacak poni Rinai dengan gemas.

Eh, mereka cocok nggak sih? Kok gue gemes liatnya, ya?

Rinai cocok sama kak Earth

Nggak sama sekali, cantikan gue ke mana-mana daripada Rinai

Dih, ngaca dulu Lo, Cabe!

Fiks, gue ngeship mereka!

Kapal gue mulai berlayar!

Ah, mereka bikin gue sakit mata di pagi hari!

Mata Lo katarak?!

Eh, bikin hastag #ShipEarthRinai yuk?!

Gaskeun!

Earth tersenyum kecil mendengar celotehan para siswi yang sedang menatapnya berjalan bersisian dengan Rinai.

Rinai hanya tersenyum kikuk menatap jari-jari Earth yang sudah melengkapi sela-sela jari miliknya.

Earth melepas tautan tangannya, meski sedikit enggan, "Belajar yang rajin, nanti istirahat gue jemput, oke?"

Rinai mengangguk, memberikan pose hormat pada Earth yang sudah terkekeh geli, "Siap komandan, akan hamba patuhi!"

Rinai menatap punggung Earth yang mulai hilang dari netranya. Ia menghampiri Bulan yang sedang berkutat dengan PSP di bangku pojok kelas.

"Lo cocok sama kakel itu," komentar Bulan tanpa mengalihkan pandangannya dari PSP yang sedang dimainkannya.

Rinai menghela napas berat, "Kalau gue boleh minta sih, gue mau minta sama Tuhan buat bikin gue jatuh cinta sama dia."

Bulan meletakkan PSP miliknya ke dalam laci meja, "Tuhan bakalan kasih lihat sama Lo, siapa yang lebih baik buat Lo, Rin."

Rinai mengangguk, "Semoga aja sih, gitu."

°•°•°•°•°

"Cukup sampai di sini, sampai jumpa lagi dan jangan lupa mengerjakan tugas." Guru dengan high heels tinggi itu menutup pertemuannya ketika bel istirahat berdentang nyaring.

"Earth? Udah stand by aja. Siapa, nih?" tanya Guru itu dengan nada menggoda.

"Pastinya Rinai dong, Bu." Bukan Earth yang menjawab, tapi Rain yang sudah menaik-turunkan alisnya menggoda.

Sang Guru hanya bisa menggeleng kecil, "Jangan lupa pajak."

Rinai hanya terkekeh geli menatap sang Guru yang sudah melenggang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PEKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang