Wowowowowwww
Kas balik lagi nihhhhh......
Bab ini bakal ada what ya????
.
.
Mau jadi Alice, banyak temen cogannya
.
.
Oke, Happy Reading ♡▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
Baju berwarna hitam berkancing dilengkapi blazer, celana jeans, serta rambut yang dibiarkan digerai. Polesan liptin ditambah untuk memberikan kesan merah dibibir.
Siap.
Tak lama kemudian, motor ninja kawasaki berwarna hitam tiba didepan pagar rumah Alice."Siap?" Tanya Jason, sang pengendara
"Menurut ente?" Tanya balik Alice dengan kesal.
"Gila, sans dong neng. Ha ha." Canda Jason.
Jason, melaju dengan kecepatan sedang. Menikmati angin malam diiringi obrolan ringan bersama Alice.
Dan tibalah dia di sebuah Cafe Aesthetic berwarna black and white. Dengan lampu hias yang lucu menambah kesan indanya.
Mereka berdua berjalan menuju segerombol manusia yang sedang asik bercengkerama dan tertawa bersama 3 diantaranya dikenal Alice, yang tak kain adalah ke-3 sahabatnya. Kenya, Elis, dan Kiya. Tapi tidak dengan segerombol pria sebanyak 6 orang itu.
"Hai bro." Sapa Jason.
"Yoai. Sampe juga lo akhirnya." Kata seorang pria berkemeja kotak kotak dengan dominan warna hitam dan putih sebagai ornamen garis.
"Jemput calon dulu." Canda Jason
"Calon matamu." Sewot Alice yang merasa kalimat Jason ditujukan untuknya.
"Canda neng. Sensi amat." Balas Jason.
"Lo burik sih Jas." Kini Kiya yang mengomentari. Disebelahnya ada cowo dengan potongan under cut rambut hitam pekat, lurus, hidung mancung, kulit putih bersih dengan kaos hitam sebagai pakaiannya bernama Harsa.
"Wah. Akhirnya ada yang mengakui keburikan lo Jas." Kata cowo disebelah Kiya yang bernama Ardian.
"Duduk yuk." Ajak Jason pada Alice.
"Jadi, kenalin ini temen gue semua. Yang paling pojok banyak ceweknya padahal cakepan gue. Namanya Ardian." Tunjuk Jason pada Ardian yang ada disebelah Kiya.
"Sombong amat. " Balas Ardian.
"Ha ha ha. Terus yang ini namanya Genta." Kali ini Jason menunjuk temannya yang di sisi lainnya dari Kiya yang memakai kaos merah dengan jaket denim.
"Trus sebelahnya Genta ada Nabastala dia bukan orang asli sini." Kata Jason menjelaskan cowo berkemeja panjang berwarna putih polos.
"Bukan dari sini? Dari mars?" Canda Alice.
"Gue kira dari Alam Barzah malahan." Kini Kenya yang berkomentar.
"Sembarangan lo pada." Sewot Nabastala.
"Gue tuh pindahan dari pulau sebrang. Lo pada panggil gue Abas aja. Kepanjangan kalo Nabastala." Lanjut Nabastala.
"Njir, namanya bikin gue salfok." Balas Alice.
"Kenapa? Kek mantan lo?" Guyon Genta, Pria asal Jawa dengan senyum manis itu.
"Bukan njir. Kek nama guru killer di mimpi gue kemarin." Kata Alice.
"Jangan-jangan gue guru lo yang jadi kenyataan." Canda Nabastala.
"Mau lo disamain ama guru buncit kumisan berkacamata?" Balas Alice lagi.
"Anjir." Ucap mereka serempak.
"Gue kira, Hot teacher gitu. Bangke." Kesal Nabastala.
"Ha ha ha. Cocok si lo." Kata Ardian.
"Trus, tuh sebelahnya Nabastala, Senandika, sampingnya lagi ada Renandra dan yang pojok ada Harsa." Jason memperkenalkan satu persatu temannya.
"Ada lagi sih. Tapi keknya belum sampe." Ujar Senandika.
Alice hanya manggut-manggut, sedangkan Elis, Kenya dan Kiya lebih awal berkenalan. Sehingga mereka sudah tahu.
"Sorry telat guys." Kata seorang pria berkaos hitam polos dengan jins warna senada dan convers sebagai alas kakinya.
"Tadi gue nganter Riana dulu." Kata pria yang baru datang itu dan duduk di samping Alice.
"Lo berdua pacaran ya?" Tanya Renandra.
"Engga juga. Gue ga mau pacaran." Jelas si cowo berlesung pipi itu.
"Njir SLSan." Kata Genta.
"Apaan tuh?" Tanya Nabastala
"Sahabat luweh sitik. Jadi ya dibilang temen tapi bukan temen. Kalo dikata sahabat lebih dari itu tapi ga nyampe pacaran. Ya tengah-tengahlah." Jelas Genta si cowo Jawa manis.
"Nah buat ciwi-ciwi, dia namanya Arman Setia Aji. Cowo Sholeh idaman ciwi-ciwi." Canda Ardian.
Aji.
Deg.
Ada sesuatu di hati Alice saat mendengar nama Aji. Dia menoleh menatap pria berlesung pipi itu. Aji di dunia nyatanya memang tampan. Membuat Alice tanpa sadar merekahkan senyuman.
"Duh mau dong sama Aa'." Respon Kenya. Gadis berkerudung hitam pasmina dilengkapi hoodie putih berpoleskan lip cream dibibirnya dan make up tipis sebagai tambahan. Paras ayu nan manis membuat Aji tak berhenti menatap teduh dirinya.
"Kalo sanggup mangga atuh." Balas Jason.
"Dia tuh banyak yang suka. Tapi kagak pernah ada yang diajak serius. Temen terus katanya." Kini Senandika memberikan komentar panjang setelah hanya menimbrung kecil-kecilan.
"Lo masih lurus kan Man?" Kata Renandra.
"Masihlah." Balas Arman.
"Kalian satu sekolah semua?" Tanya Elis yang sedari tadi asik menikmati makanannya.
"Kecuali makhluk sok kecakepan di samping Alice sih iya." Ucap Ardian
"Oooo." Kata KARE gurls.
"Sering-sering nongki dong." Kata Kiya tiba-tiba.
"Kenapa?" Tanya Arman.
"Adem aja kumpul ama cogan begini." Jawab Kiya santai.
"Haduh, malu maluinnya masukin tas gue dulu sini Ki." Omel Kenya.
Dan mereka semua tertawa dengan jokes jokes receh dari Ardian yang memang moodboster kelompok itu.
Senyum cantik di bibir pink mungil itu tak lepas dari pandangan Arman. Entah apa yang dilakukan sang pemilik. Seolah menarik perhatian Arman dan mampu membuatnya tersenyum merekah.
Dan itupun juga menjadi pengamatan dari Alice yang menatap Arman. Tidak intens tapi dia cukup peka untuk dan karena siapa senyum itu mengembang. Membuat nyalinya untuk mendekat mundur seketika.
Kenya memang gadis yang daya pikatnya kuat. Terlepas sifanya yang bar-bar. Pikir Alice.
Malam panjang tongkrongan itupun diiringi tawa, senyum, candaan, ghibah, dan sakit hati tanpa sadar.
Gue udah kalah. Bahkan sebelum gue mau memulai.
TBC
Gimana sama part kali ini?????
Wah Aji di dunia nyata 😲
Kira-kira akan jadi seperti apa ya antara Alice dan Aji?
Tatapan Aji ke Kenya, Bagaimana keadaanmu Lice? Ha ha ha
.
.
.
Jangan lupa vote jangan jadi Ghost READERS.
.
.
.
See you di part selanjutnya yas.
#salamkasapmata
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nice Dream #AASTORY
Teen Fiction[AA STORY PART 1] ••••••□□□•••••• Menjadi salah satu murid SMA Nusa Bahagia adalah suatu keberuntungan bagi Aliciana. Kaya atau Pintarlah yang menjadi syarat untuk bisa masuk kesini. Bukan karena apa, Akreditasinya yang setara sekolah Internasion...