“Aku tidak menyangka, ternyata dia melakukan 'hal rendahan itu'?”
“Astaga, aku tidak mempercayai 'hal itu'.”
“Bagaimana bisa dia 'melakukan hal itu'?”
Seakan sebuah rutinitas di setiap harinya, malam ini aku terbangun kembali karena mimpi buruk. Sudah bertahun-tahun, namun belum juga aku melupakan kejadian 'itu'. Kamar ku terlihat remang-remang, aku pun memutuskan untuk meminum beberapa teguk air mineral yang berada di atas meja nakas ku.
Ku pandangi sekitaran kamar ku. Aku hanya bisa tersenyum getir dan menghela napas berat membayangkan nasib masa depan ku.
“Bisakah aku bahagia? Aku ingin hidup normal seperti remaja perempuan lainnya. Mengapa hari-hari ku tak bisa jauh dengan ingatan buruk 'itu'? Mengapa hari-hari ku selalu ada kesedihan, sendirian dan tangisan ku? Aku lelah, sungguh lelah.”
Tak ada yang bisa ku lakukan selain hanya pasrah. Dan kenapa saat ini aku pun juga meneteskan air mata ku? Tolong aku, temani aku. Aku lelah…
[ V I R G I N ]
Nama ku Lea Fatmawati. Aku biasa dipanggil Lea, Li, Le atau dengan nama El yang diambil dari huruf L awal nama ku. Kini aku berusia limabelas tahun, dan sekarang aku berada di kelas sembilan. Beberapa bulan lagi aku dan teman-teman ku akan melaksanakan Ujian Nasional. Aku berharap aku bisa meraih juara umum. Karena setiap tahunnya aku selalu mendapat ranking kedua dibawah Vivin. Gadis itu adalah satu-satunya sahabat yang dekat dengan ku, dia juga merupakan siswa yang mendapat gelar juara umum dua tahun terakhir ini di angkatan ku.
Aku berasal dari keluarga sederhana. Ayah dan Ibu ku sangat baik dengan ku. Aku mendapat banyak kasih sayang dari mereka. Tapi aku pun juga sedih, karena aku tak mendapat banyak cinta dari teman-teman ku. Aku tidak punya banyak teman. Mereka tak benar-benar menganggap ku sebagai teman.
Namun aku tetap merasa bahagia selama aku berada di bangku SMP. Ada satu hal yang sangat membuat ku bahagia, itu karena masa sulit di kala SD tak ku rasakan di masa SMP ku. Dan aku juga memiliki seorang sahabat bernama Vivin, dia yang memberi banyak warna untuk kehidupan remaja ku.
Mungkin aku memang terlihat biasa seperti gadis lainnya. Tapi sebenarnya tidak. Aku berbeda dari mereka. Dan kata 'gadis'? tidak, tidak. Itu tidak cocok untuk ku. Aku tidak pantas di panggil dengan sebutan 'gadis'. Karena aku sudah tidak perawan lagi. Apakah itu mengejutkan mu? Haha, ya itulah borok yang melekat pada diri ku. Aku sudah tidak virgin lagi. Kata teman-teman ku memang begitu.
Setiap hari aku harus menebalkan telinga dan menguatkan hati ku mendengar hinaan-hinaan mereka. Aku pun tak yakin jika aku masih virgin. Karena aku memang mengalami peristiwa 'itu'.
Kehidupan masa kecil ku yang seharusnya bahagia dipenuhi dengan banyaknya kisah bermain bersama teman-teman lenyap ketika tiga anak laki-laki itu mengajak ku untuk bermain bersama. Saat itu aku masih kecil, masih terlalu polos hingga tak tau apa yang seharusnya ku lakukan atau tidak ku lakukan dengan hal 'itu'.
Aku, Lea Fatmawati, pada usia ku yang menginjak enam tahun, aku di lecehkan oleh tiga anak laki-laki yang usianya satu tahun lebih tua dari ku.
Aku yang saat itu sedang bermain dengan teman-teman perempuan ku di tarik oleh salah satu dari mereka. Dia adalah Marchel, anak laki-laki menyebalkan yang selalu mengganggu ku dan teman-teman ku saat kami tengah bermain.
Marchel mengajak ku untuk pergi bersama Darren dan Arzy ke belakang rumah kosong yang tak berpenghuni. Sesaat sebelum pergi, Marchel membisikkan ku satu kalimat, “Ayo aku ceritakan tentang kucing yang lucu di sana.” Sangat melekat di ingatan. Dan sangat sulit untuk melupakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
• ELYSIAN • ✔
Short Story[COMPLETED; June 19, 2020] [Oneshoot/Twoshoot/Fourshoot story] Elysian (adj.) Beautiful or creative; divinely inspired. It's about us. About our story. About our inspiration, minds, thoughts. In this day, we make an Anniversary Project. We expressed...