8. • Wrestly with Pain(?) • -lattae

64 8 29
                                    







Halo, its-lattaekuk...
Terimakasih sudah sampai di chap
ini 💕

Fyi, apa yg aku ketik entah peristiwa atau nama tempat adalah imaginasiku. so, mohon kerjasama nya 💕💕












































































" pemberhentian selanjutnya, agrarez. berdirilah dekat dengan pintu keluar untuk akses yang lebih mudah. terimakasih "


" kita akan segera sampai, kau oke dear? "


Aku tersentak, refleks atensi ku teralihkan pada sosok wanita paruh baya di sampingku-


" bibi, aku oke " jawabku sembari tersenyum kecil


Tepat setelah pengumuman selesai, kami berdua bergegas berdiri di depan pintu kereta tuk bersiap.

Aku hanya menatap dalam diam pemandangan dinding beton di sepanjang jalur hingga kurasakan laju kereta kian melambat dan akhirnya berhenti, tandanya stasiun tujuan kami telah sampai.

Pintu kereta terbuka secara otomatis dan waktunya melenggang pergi.
Sepanjang perjalanan, kulihat keadaan disini tidak begitu padat sedikit orang lalu lalang. mungkin karena hari ini adalah minggu, kesibukan jadi menurun daripada biasanya.



" aria, aku tau kau sudah besar untuk mengerti keadaan "



ucapan bibi yang tiba-tiba, membuatku melirik sosoknya dari sudut mata.dia tersenyum tipis,
tipis sekali hingga aku tak mampu melihatnya secara pasti.



" aku mengerti bibi, aku tidak apa " ucapku


Aku tau bibi begitu mengkhawatirkan ku, aku hanya sanggup mengatakan aku tidak apa-apa untuk waktu yg cukup lama. aku hanya tidak ingin bibi terus menerus fokus pada diriku dan mengabaikan masalah kesehatannya.

Langkahku terhenti dan mataku secara otomatis me-meta sekeliling. benar, kami sudah sampai diatas stasiun bawah tanah.

ternyata tidak ada perubahan drastis selama aku pergi kecuali toko kopi yang kutebak baru berdiri disebelah rental buku. refleks ujung bibirku terangkat-



" aku begitu merindukan tanah ini " ucapku


Bahkan aku menghirup udara seperti orang yang akan mati. tentu saja karena alasan yang pasti, kota ini adalah bagian dari hidupku.











perjalanan kami telah benar benar berakhir. disinilah aku dan bibi margareth berdiri, menatap rumah mendiang orang tuaku. menatap penuh kerinduan juga rasa sakit.

aku memandanginya sebentar,
Kilasan memori bagai potongan film lama. 7 bulan aku pergi, tapi kenapa rasanya seperti bertahun tahun?



" aira, maafkan aku sayang karena tidak bisa singgah untuk saat ini, aku punya hal lain untuk ku lakukan. apa itu tidak masalah? "

" bibi margareth, aku berterimakasih penuh atas semua hal yang kau lakukan untukku. aku tidak masalah dengan itu, aku harap kau perhatikan kesehatan mu. aku khawatir "

" dasar rubah cilik, ternyata kau tau kesehatanku sedang bermasalah "


Aku terpaku... ya, aku melihatnya! bibi tersenyum tipis persis di depanku-


• ELYSIAN • ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang