Bunga terakhir, Camelia.
Chapter VII : More About Her.
Hari-hariku terus berjalan sebagaimana mestinya, aku sibuk dengan perkuliahanku sementara Camelia juga sudah mulai bekerja di sebuah Mall. Tempo hari lamaran pekerjaan yang diajukkan oleh Camelia berbuah manis.
Pernah suatu malam Camelia bercerita bahwa sebenarnya ia ingin melanjutkan pendidikannya namun karena keadaan ekonomi, membuatnya mengalah agar adiknya yang berusia satu tahun dibawahnya untuk berkuliah.
"Kadang gue kepengen kayak lo, bisa kuliah." Ucapnya disaat kita telponan.
"Loh bagus dong kalo kepengen kuliah." Kataku mengenai keinginannya.
"Tapi gak bisa, Bie." Nada bicara Camelia melemah, terdengar sedih.
"Kenapa?" Tanyaku hati-hati.
"Keadaan ekonomi."
Permasalahan yang sering aku dengar dari orang-orang. Banyak orang yang punya keinginan untuk kuliah namun tidak bisa karena faktor ekonomi. Sedangkan banyak orang berekonomi mampu tapi malas-malasan menuntut ilmu.
"Iya sih."
Camelia terdengar menghela nafas, "Lebih baik gue kerja, terus adik gue yang kuliah. Toh otak gue lebih cetek daripada adik gue yang pinter. Gue harus sadar diri."
"Bei..." Ucapku karena mendengarnya terisak.
"Gue gak malu kok karena gue gak kuliah tapi...." Katanya terputus. Kini semakin terdengar tangisannya.
Aku diam. Tidak tau harus berkata apa.
"Gue bukan cewek baik-baik dan gue sadar itu. Tapi gue kepikiran gimana jodoh gue di masa depan. Gue terkadang kepikiran tentang masa depan keturunan gue supaya gak seburuk gue." Lanjutnya setelah ia diam untuk beberapa saat.
Aku tau jika Camelia pasti memikirkan hal yang tersebut, "Gue paham kok." Ujarku menenangkan. "Jangan merasa rendah hanya karena melihat orang lain tinggi, padahal belom tentu mereka yang terbaik."
"Maksudnya?"
"Ilmu itu bukan sekedar teori. Ilmu juga butuh praktik. Orang teori belum tentu bisa praktik tapi orang praktik udah pasti bisa teori, karena hal yang paling penting adalah pengalaman." Jawabku. "Lo banyak pengalaman hidup, Bei. Dari yang nyakitin sampai yang bisa bikin lo senyum dan itu belum tentu gue dapetin sewaktu gue belajar teori. Jangankan praktik, teori aja belum tentu gue bisa. Jadi jangan pernah merasa rendah diri, okey?"
"Iya, Bie."
"Lo mau kuliah?" Tanyaku mengenai keinginannya untuk berkuliah.
"Ya mau sih."
Aku tersenyum, "Yaudah, nanti gue bantu cariin kuliahan yang khusus karyawan dan pastinya gak bikin kantong jebol kok. Syukur-syukur dari tempat kerja lo ada beasiswanya."
"Hmm, yaudah nanti gue tanya manager gue kalo ada beasiswanya, Bie."
Senyumanku semakin lebar, setidaknya Camelia masih memiliki kesempatan.
*****
Hari berganti, Camelia mengajakku untuk pergi ke sebuah acara yang di adakan oleh Diana. Camelia tidak memberitahuku acaranya apa namun tanpa pikir panjang aku menyanggupinya. Lagipula sudah lama aku tidak bertemu dan main dengannya.
"Diana hari ini ulang tahun, dia ngundang kita ke acaranya. Temenin gue beli kado dulu." Ajaknya sesaat setelah motorku melesat dari rumahnya.
"Loh Diana ulang tahun?" Tanyaku.
![](https://img.wattpad.com/cover/224529148-288-k90973.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga terakhir, Camelia
Romance[Based on true story] "Kalo gue boleh milih itu udah pasti lo!" Camelia menyenderkan kepalanya di bahuku. "Andai aja gue belom dilamar sama dia, gue pasti masih menunggu sampai lo siap." Lanjutnya. "Iya gue percaya." Sahutku sembari membelai surai h...